Jumat, 18 Januari 2013

MAKALAH TEKNOLOGI PERTANIAN DAN PENERAPANYA


MAKALAH
TEKNOLOGI PERTANIAN DAN
PENERAPANYA


Di susun oleh:
Roni Wahyudi

Universitas Megau Pak
Tulang Bawang










Kata Pengantar

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan dan rahmatNya kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul Penerapan Teknologi Pertanian yang telah kami kerjakan. Kami berharap kepada dosen pembimbing bisa menerima makalah yang kami buat.
saya ucapkan terima kasih kepada orang tua wali kami yang telah mendukung dalam penyelesaian  makalah ini. Kami juga ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan materi sebagai proses pembelajaran dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian.
Makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna, sehingga kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk proses menuju sempurna pada penugasan makalah berikutnya.





                                                                                    Menggala, 28 September 20



DAFTAR ISI
A.Penerapan teknologi pertanian……………………………………………………....
   
 1.Sejarah Pendidikan Teknologi   Pertanian……………………………………………
     2.Teknik Pertanian……………………………………………………………………..
     3.Teknologi Hasil Pertanian/Teknologi   pangan……………………………………….
     4.Teknologi Industri Pertanian…………………………………………………………..
B.pengertian teknologi pertanian…………………………………………
C.Kesimpulan……………………………………………………………….


BAB I
PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Pengertian Teknologi Pertanian adalah merupakan penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian. Definisi lain tentang Teknologi pertanian menurut para ahli adalah merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan,lingkungan, sistem produksi serta pengolahan 
danpengamanan hasil produksi. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran.

1.Sejarah Pendidikan Teknologi Pertanian
Bidang teknologi pertanian secara keilmuan merupakan hibrida dari ilmu teknik dan ilmu pertanian.Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam lingkup teknologi pertanian dipicu oleh kebutuhan untuk pemenuhan pembukaan dan pengerjaan lahan pertanian secara luas di Amerika Serikat maupun eropa pada pertengahan abad 
ke-18. Perkembangan pendidikan tinggi teknologi pertanian diIndonesia yang dimulai awal tahun 1960-an tidak terlepas dari perkembangan pendidikan tinggi teknik dan dan pertanian sejak zaman pendudukan Belanda yang memang secara historis meletakkan dasarnya di Indonesia. Perang dunia I yang terjadi di Eropa telah menyebabkan gangguan hubungan internasional antara lain, armada sulit untuk masuk ke Samudra Hindia sehingga tenaga-tenaga ahli yang sebelumnya banyak didatangkan dari Eropa mengalami kesulitanPencetakan tenaga ahli teknik menengah dan tinggi (baik untuk bidang teknik dan pertanian) menjadi kebutuhan oleh pemerintah Hindia Belanda pada waktu pendudukan di Indonesia.Untuk mencukupi kebutuhan tenaga
terampil bidang pertanian, peternakan dan perkebunan yang secara intensif dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda di Jawa dan Sumatra dalam program cultur stelseels pada awal abad ke-19.Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, maka di Bogor(Buitenzorg) didirikan beberapa lembaga pendidikan menengah untuk bidang pertanian dan kedokteran hewan, yakni Middlebare Landbouw Schooll, Middlebare Bosbouw Schooll dan Nederlandssch Indische Veerleeen School.
Lingkup Teknologi Pertanian

2.Teknik Pertanian
Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia.Dengan demikian dalam sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memcahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian.Terminologi teknik pertanian sebagai padanan Agricultural Engineering diperkenalkan di Indonesia pada paruh 1990-an.Sebelumnya terminologi yang digunakan lebih sempit, yaitu mekanisasi pertanian yang diadopsi dari Agricultural Mechanization, sejak awal 1990-an bersamaan dengan pengenalan dan penggunaan traktor untuk program intensifikasi pertanian.
Bidang cakupan teknik pertanian antara lain adalah sebagai berikut .Alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian.
Pertanian, mencakup prinsip-prinsip teknologi energi dan daya serta penerapannya dalam kegiatan pertanian. Lingkugan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan 
tanaman dan peralatan, pusatpengolahan dan sistem pengendalian iklim serta sesuai keadaan lingkungan. Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau penggunan lainnya.
Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang teknik pertanian, dengan berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian, yang merupakan penerapan manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi pertanian.Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan denga ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan teknik pertanian berkembang menjadi sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering).Objek formal yang berupa kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi sebagai sistem hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara holistik.Dalam pendekatan ini sumberdaya hayati berupa mikroba/mikroorganisme turut dijadikan objek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa.Di beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Jepang, program studi atau departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama Teknik Sistem Biologis (Biological System Engineering)

3.Teknologi Hasil Pertanian/ Teknologi Pangan
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan. Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan,distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan,kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan pangan.

4.Teknologi Industri Pertanian

Industri berbasis pertanian (agroindustri) dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri.Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian
Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :
·   Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan, sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.
·  Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
· Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.
·  Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai taraf mutu yang ditetapkan.
Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran yang semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri.


B.pengertian teknologi pertanian
Teknologi pertanian adalah penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia.
Tehnologi pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam mengolah/memproses input pertanian sehingga menghasilkan otuput/hasil pertanian sehingga berdayaguna dan berhasilguna baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi maupun siap pakai.
Teknologi diartikan sebagai ilmu terapan dari rekayasa yang diwujudkan dalam bentuk karya cipta manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Soeharjo dan Patong (1984) dalam Wasono (2008) menguraikan makna teknologi dalam tiga wujud yaitu cara lebih baik, pemakai peralatan baru dan penambahan input pada usahatani. Lebih lanjut dikatakan bahwa teknologi hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
 (1) teknologi baru hendaknya lebih unggul dari sebelumnya
 (2) mudah digunakan; dan
 (3) tidak memberikan resiko yang besar jika diterapkan.

Mosher (1985), teknologi merupakan salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian. Sedangkan untuk mengintroduksi suatu teknologi baru pada suatu usahatani menurut Fadholi (1991), ada empat faktor yang perlu diperhatikan yaitu
 (1) secara teknis dapat dilaksanakan
 (2) secara ekonomi menguntungkan
 (3) secara sosial dapat diterima dan
 (4) sesuai dengan peraturan pemerintah.

     Suatu teknologi atau ide baru akan diterima oleh petani jika


         1.      memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability);

         2. teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat
          3.      kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility);
          4.      teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan;
          5.      penghematan tenaga kerja dan waktu dan
          6.      tidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan (Mardikanto,1993).

Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah hal-hal yang baru yang belum diketahui, diterima dan digunakan banyak orang dalam suatu lokasi tertentu baik berupa ide maupun berupa benda atau barang. Suatu teknologi dapat diterima oleh masyarakat khususnya petani jika teknologi tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

(1) segi teknis mudah digunakan,
 (2) segi ekonomi dapat memberi keuntungan, dan
(3) segi sosial budaya dapat diterima serta tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada/berlaku. 

Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan potensi sumberdaya tanaman pangan, sumberdaya peternakan dan sumberdaya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian (litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya pemberdayaan masyarakat tani. Kondisi di lapangan menunjukkan masih rendahnya/terbatasnya informasi teknologi yang diterima oleh petani/pengguna baik dari Balai Penelitian, Balai Pengkajian maupun Perguruan Tinggi. Keberhasilan diseminasi teknologi pertanian sangat tergantung pada kesesuaian antara informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan dengan yang dibutuhkan serta memperhatikan kebutuhan pengguna. Hasil penelitian/pengkajian akan kurang bermanfaat apabila tidak diikuti dengan usaha penyebarluasan informasi baik melalui media cetak, elektronik dan pertemuan, salah satunya Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Menginggat pentingnya informasi teknologi dari hasil litkaji yang dilakukan Balit dan Balai pengkajian dirasa perlu untuk dibahas dalam Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian sebelum disebarluaskan. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian merupakan forum pertemuan antara peneliti dan penyuluh BPTP dengan Dinas Lingkup Pertanian, Pemda, Penyuluh/petugas pertanian, pelatih dan pengajar bidang pertanian, widyaiswara, kontaktani/nelayan. Tujuan pelaksanaan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian adalah sebagai wadah untuk membahas kelayakan suatu teknologi pertanian, tukar menukar pengalaman dan pemikiran/pendapat tentang kesesuaian suatu teknologi pertanian guna meningkatkan produktivitas serta menjalin kerjasama antara peneliti/penyuluh BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dengan penyuluh/petugas pertanian, pengambil kebijakan, pelatih, pengajar, widyaiswara,petani-nelayan/KTNA dan pihak lain yang terkait dengan pembangunan pertanian. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian pertama telah dilaksanakan pada tanggal 19 September 2003 di Aula BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dengan tema “ Pengembangan Pengelolaan Padi Terpadu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam” dan tanggal 10 Desember 2003 di Aula BAPPEDA Kabupaten Aceh Barat dengan tema “ Teknologi Tepat Guna untuk mendukung Ketahanan Pangan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”.
Rumusan hasil pertemuan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian I yaitu :
1) Penentuan komoditas unggulan Nasional dan Daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif. Langkah menuju efisiensi dalam penetapan komoditas unggulan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan salah satunya metode Location Quotien (LQ);
2) BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dalam melaksanakan program kegiatan pengkajian berdasarkan prosedur yang erat kaitannya satu dengan yang lain yaitu : a. karakteristik wilayah (PRA dan AEZ), b. rancangan pengkajian dan diseminasi, c. pembahasan komisi pengkajian teknologi, d. pelaksanaan kegiatan ;
3) Peta pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan pendekatan AEZ dapat dijadikan acuan dalam perencanaan penelitian/pengkajian dan pembangunan wilayah untuk tingkat Kabupaten dan Kawasan Pembangunan Terpadu (KAPET);
4) Sasaran/target dari pengembangan PTT yang utama yaitu meningkatkan produksi gabah kering giling dan pendapatan petani padi sawah, dengan didukung oleh sumberdaya manusia/petani dan sumberdaya alam yang responsif terhadap inovasi teknologi.
Sedangkan rumusan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian II adalah :
1) Teknologi PTT pada Padi Sawah telah diperkenalkan petani di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten dengan menerapkan beberapa komponen teknologi yaitu penggunaan varietas unggul baru dengan penanaman bibit umur 14 hari, Legowo 2 : 1 ; 4 : 1, penggunaan pupuk organik, penggunaan BWD dan Pengendalian Hama Terpadu ;
2) Teknologi Bokashi dengan menggunakan Effective Mikroorganisme (EM-4) untuk mempercepat proses dekomposissi bahan organik menjadi pupuk organik yang siap digunakan ;
3) Sistem Intergrasi Tanaman-Ternak (CLS) merupakan teknologi yang tepat untuk dikembangkan oleh petani maupun peternak karena berdampak positif dan saling menguntungkan antara kedua sub sektor;
4) Upaya untuk mendapatkan teknologi terapan dalam penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun yaitu pemanfaatan jerami padi dengan menggunakan probiotik sebagai pakan ternak ruminansia
limbah jerami padi 6-8 ton setiap musim tanam, jumlah ini dapat digunakan untuk pakan ternak sapi dewasa 21-3 ekor untuk 1 kali panen, dan untuk panen 2 kali setahun dapat digunakan untuk pakan 4-6 ekor sapi sepanjang tahun.

AC.KESIMPULAN
      Pengertian Teknologi Pertanian adalah prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan  secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia.Teknologi di artikan sebagai ilmu terapan dari rekayasa yang di wujudkan dalam bentuk karya cipta manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar