Tampilkan postingan dengan label USAHA TANI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label USAHA TANI. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 April 2013

BUDIDAYA IKAN LELE PADA GENANGAN AIR LIMBAH ATAU COMBERAN

Lele merupakan salah satu jenis ikan tawar yang tinggi nilai gizinya serta mudah pemasarannya serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pemeliharaan ikan lele pada umumnya masih di lakukan secara sederhana dan tradisional mengingat ikan lele sangat mudah untuk dipelihara. Pada akhir-akhir ini animo masyarakat untuk memelihara ikan lele sangat meningkat, beberapa kolam lele banyak kita jumpai dimana dan bahkan ada yang yang memijahkannya sehingga ketergantungan benih dan bibit lele dapat teratasi dan selalu ada di setiap saat kita membutuhkan jenis ikan lele ini. Selain nilai gizinya tinggi dan mempunya nilai ekonomis yang tinggi masyarakat juga telah mengetahui keuntungan-keuntungan yang lain yang ada dalam memelihara ikan lele ini antara lain: • Pertumbuhannya sangat cepat • Pemeliharaanya sangat mudah • Tempat pemeliharaan sangat sederhana • Pakan lele umumnya mudah didapat • Setiap ekor lele mengandung Protein 17 %, Lemak 4,8 % Mineral 1,2 % Vitamin 1,2 % dan Air 75,1 % (Anonimus,94) Tempat pemeliharaan ikan lele a. Pemeliharaan di air limbah atau comberan Ikan lele dapat dipelihara di air limbah atau comberan yaitu suatu tempat pembuangan air dari sisa-sisa makanan dari rumah tangga. Tempat ini banyak mengandung makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan lele. Agar supaya ikan lele terhindar dari bahan pencemar, maka tempat pemeliharaan lele ini perlu dilengkapi bak pengendapan. Ukuran kolam pengendapan 1x1x1 meter dihunbungkan dengan kolam pemeliharaan lele yang berukuran 2x1,5x 1 meter. Kolam dibuat dengan dasar dan dinding disemen atau dibeton dan saluran penghubung dengan pipa paralon. 2/3 bagian dari permukaan kolam ditutup dengan anyaman bambu kasar. Setelah kolam pengendapan dan kolam pemeliharaan di aliri air selama 2 minggu barulah dimasukkan bibit ikan lele kedalam kolam tersebut. b. Pemeliharaan di kolam Kolam ikan lele di persiapkan seperti kolam pemeliharaan ikan jenis lainnya. Kolam dikeringkan dan ditaburi pupuk kandang serta di jemur selama 2-3 hari. Pemupukan ini untuk menumbuhkan plankton sebagai makanan ikan lele nantinya. Pupuk diberikan 30 kg/10 m2 yang disebarkan di sepanjang tepian kolam. Pengairan kolam dilakukan sebelum benih lele ditebarkan, setelah kolam berlumpur, barulah ikan lele ditebarkan.Ukuran benih ikan lele yang ditebarkan adalah + 5 cm dan untuk ukuran 5 cm tersebut, kolam diberi genangan air setinggi 70 cm. Pada penebaran ikan lele tergantung ukurannnya, Jika ukuran benih 5-11 cm padat penebaraan + 50 ekor per m2 kolam. sedangkan untuk benih berukuran 12 cm digunakan padat penebaran + 10 ekor per m2 Pemberian pakan a. Makanan alami Makanan alami ikan lele adalah berupa zooplankton, tanaman air atau ganggang dan jazad-jazad renik atau binatang-binatang dasar yang ada dikolam tersebut.Usaha-usaha untuk meningkatkan atau menyuburkan kolam antara lain dengan memupuk kolam tersebut dengan pupuk organik, caranya pupuk diaduk-aduk dan dibenamkan dalam lumpur dasar kolam secara merata. b. Makanan Tambahan Makanan tambahan yang diberikan pada ikan lele pada pembesaran dikolam antara lain adalah; • Pelet ikan yang banyak dijual dipasaran • Bangkai-bangkai binatang yangb terlebih dulu dibakar • Sisa-sisa daging yang dicincang • Bekicot atau siput yang dikupas cangkangnya dan direbus • Sisa makanan yang berasal dari limbah dapur. HAMA DAN PENYAKIT IKAN LELE 1. Hama Ikan lele. Hama yang banyak menyerang ikan lele antara lain adalah ular, biawak, burung dan lainnya 2. Penyakit Ikan Lele. Gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh parasit dan bakteri adalah sebagai berikut; • Pengeluaran lendir tubuh yang berlebihan • Gerakan dari tubuh atau sirip yang tidak teratur • Menggaruk-garukkan badannya pada benda lain • Kondisi berat tubuh berkurang, nafsu makan dan keseimbangan tubuh terganggu • Terdapat luka-luka di bagian tubuhnya • Kuarng darah atau anemia CARA PENGENDALIANNYA a. Secara fisik yaitu melakukan pengaturan terhadap suhu air, dijaga agar tetap pada suhu 18-29 Derajat Celsius dan mengendalikan arus air dalam kolam b. Secara Biologis, yaitu dengan menyebarkan ikan predator seperti ikan gabus untuk memakan parasit c. Secara pembedahan yaitu dengan memotong parasit yang menempel pada tubuh ikan d. Secara Kimiawi, yaitu dengan melakukan perendaman pada ikan yang terkena penyakit misalnya dengan memakai obat larutan methilene Blue 1 %, sediakan dalam ember plastic disis 4 liter air dan campurkan 2-4 cc larutan tadi, kemudian ikan yang terkena parasait tadi direndam selama 24 jam dalam larutan tersebut. Baru kemudian dipindahkan kekolam semula. PENAGGUNALANGAN ATAU PENCEGAHANNNYA 1. Kolam perlu dijemur diberi kapur dan disemprot dengan Kalium Permanganat (PK) untuk memberantas hama dan penyakit yang hidup di dasar kolam 2. Peralatan pemijahan yang berupa ijuk, pasir dan kerikil dicuci dan dijermur 3. Air perlu dibersihkan dari kotoran atau binatang air lainnya yaitu dengan memberi saringan pada pintu pemasukkan air 4. Untuk induk ikan lele perlu dicuci hamalkan dan di karantina 5. Makanan untuk benih-benih ikan perlu dicampur Terramicyn PEMUNGUTAN HASIL Pada waktu pemungutan hasil, kolam harus dikeringkan sebagian, kemudian ikan lele ditangkap dengan menggunakan jaring. Pengkapan harus dilakukan dengan segera agar supaya ikan lele tidak menyusup kedalam lumpur didasar kolam. Pengankapan di air tawar memerlukan teknis tersendiri, karena ikan lele harus dapat ditangkap dalam keadaan hidup lebih-lebih yang akan dijadikan indukan atau bibit nantinya perlu benar-benar sehat. Penagkapan akan mudah lagi kalau di sekeliling kolam diberi seperti parit keliling atau ditengah yang menuju kerah pembuangan air Adapun untuk keperluan konsumsi lele sebaiknya dipanen pada umur 5-7 bulan denga berat ikan lele rata-rata 150 - 200 gram Demikian teknik pemeliharaan ikan dalam kolam dan comberan semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya (mnr)

Sabtu, 20 April 2013

BETERNAK ITIK MANILA (MENTOK) TERNYATA SANGAT MUDAH DAN MENGUNTUNGKAN

Jika kita memperoleh seekor itik manila jantan dan dua ekor itik manila betina itu merupakan suatu permulaan yang baik untuk peternak itik. jika kita tidak dapat memperoleh itik dewasa, kita dapat mulai dengan telur itik yang dieramkan oleh ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Ada dua macam itik yang kita kenal yaitu itik yang banyak terdapat didekat sungai, danau-danau atau kolam-kolam yang kedua itik yang dipelihara di daratan tanpa kolam, beternak itik manila umumnya untuk mendapatkan telur dan juga dagingnya. Telur itik manila umumnya menetas pada umur 32-33 Hari. Apabila kita memelihara itik untuk tujuan komersial, bukannya untuk kebutuhan sendiri itik jenis lain yang disebut pato real atau bibe di Philipina, di Indonesia disebut dengan itik manila atau di Jawa Tengah dikenal dengan istilah mentok ,itik jenis ini ternyata benar-benar cocok untuk peternak yang ingin memperoleh dagingnya yang lezat rasanya serta telur yang banyak jumlahnya. Itik jenis ini amat cocok di daerah-daerah dimana ayam dapat dipelihara dengan baik, itik ini ternyata dapat mengeram dan bahkan menjadi mesin pengeram yang baik dan dapat menetaskan telur yang mereka hasilkan, telur itik jenis ini umumnya menetas dalam waktu 33 hari. Kandang Itik Untuk membuat kandang itik kita hanya membutuhkan sebuah lapangan kecil dan kandang yang kecil pula, jika memilki sebuah pekarangan yang cucup besar untuk ayam, dimana banyak terdapat tumbuh-tumbuhan, dimana tubuhan hijau ini dapat dijadikan sebagai makanan untuk ayam ayam tersebut, maka kita membiarkan agar itik juga ikut memakan dedaunan tersebut bercampur baur dengan ayam,ini khusus pada suatu pekarangan yang sempit saja. tetapi untuk lahan yang luas sebaiknya anatara itik dan ayam dipiosahkan sehingga tidak saling berebut atau kompetisi dalam mencarai makanannya. Kandang untuk itik seharusnya mempunyai sebuah tempat air minum yang berukuran sekurang-kurangnya diameter 50 cm dan kedalamannya 30 cm, hal ini untuk memungkinkan itik dapat mandi. Kita dapat meletakkan sebagian dari drum atau ember cuci di dalam tanah, jika dekat dengan rumah, Jika memiliki kolam ikan biarkanlah itik itu menggunakan sebagian untuk aktifitasnya dan sebaiknya harus kita beri pagar kolam tersebut. Agar itik pergi kemana-mana. Pemeliharaan itik manila Jika memulai dengan seekor itik jantan dan dua ekor itik betina, kita seharusnya memeliharanya dalam kandang itik yang lantainya diberi alas dari jerami padi. Beberapa kotak buah untuk bertelur diletakkan pula dalam sangkar. selanjutnya itik itu akan membuat sarangnya sendiri. Itik bibe atau mentok dapat menetaskan telurnya kira kira sesudah 33 hari. sesudah itu kita dapat memelihara anak-anak itik tersebut sebagai mana kita memelihara anak ayam. Anak-anak itik itu mulai memakan makanan pada umur sehari sesudah menetas dan mereka umumnya akan tumbuh sangat cepat. Bila kita mulai beternak itik dengan mengeramkan telur pada seekor ayam betina yang sedang mengeram, maka sangat penting untuk meletakkan telur itu pada ayam betina tersebut, pada sekitar 33 hari telur itik telah menetas, dan anak itik yang baru menetas biasanya diasuh oleh induk ayam yang mengeraminya sebagai induknya, dengan penuh rasa kasih sayang dan perhatian. kitapun harus membiarkan ayam itu tetap berada pada sarangnya, kecuali hanya bila pada saat ayam itu mau makan dan minum saja. Pemeliharaan untuk itik manila atau mentok ini pada prinsipnya hampir sama dengan cara memelihara ayam kampung, jenis pakannyapun hampir sama, hanya itik manila atau mentok ini membutuhkan minuman yang porsinya lebih banyak serta air yang jumlahnya banyak untuk keperluan mandi. Selanjutnya setelah itik manila ini telah berumur 10-12 minggu, maka itik ini sudah bisa dipotong untuk keperluan konsumsi atau dijual sebagai penambah income kelurga. Demikian cara pemeliharaan itik manila atau mentok secara sederhana semoga dapat bermanfaat bagi peternak atau masyarakat yang memerulkannya.(mnr)

Sabtu, 13 April 2013

PROSES PEMBUATAN GULA MERAH DARI TEBU SECARA TRADISIONAL

PENDAHULUAN. Gula merah sampai saat ini masih merupakan sumber pendapatan petani dibeberapa daerah di Indonesia. Meskipun coraknya masih banyak yang tradisisonal, akan tetapi tampak adanya usaha peningkatan, baik kualitas maupun kunatitasnya. Kenyataannya bahwa gula merah sejak dulu memang sudah dikenal dan dirasa manfaatnya oleh masyarakat di Indonesia khususnya masyarakat tani tebu di pulau jawa. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Pada dasarnya semua jenis tebu dapat diproses menjadi gula merah. 2. Pada umur 7-8 bulan tebu sudah dapat diproses menjadi gula merah. tetapi sebaiknya menunggu sampai dengan umur yang optimal demi meningkatkan mutu dan jumlah hasil nantinya setelah menjadi gula merah atau gula tumbu. 3. Juga berat dan rendemen tebu menentukan hasil akhir dari proses yang terjadi. 4. Alat-alat yang dipergunakan dalam proses pelaksanaanya antara lain: • Gilingan. Alat ini berfungsi sebagai pemeras tebu. Terbuat dari gilingan besi. Batang tebu dimasukkan diantara dua gilingan yang berputar sehingga air tebu dapat terperas sebanyak-banyaknya, Nira ini kemudian ditampung dalam bak penampungan 1 • Alat penggerak. Dahulu alat penggerak masih menggunakan hewan besar seperti sapi atau kerbau, tetapi saat ini telah banyak yang menggunakan motor penggerak. Motor ini menggerakkan gilingan sehingga berputar • Bak Penyaring. Dari bak I nira yang masih kotor disaring dibak penampungan. Bak ini terletak lebih tinggi dari kancah pemasakan serta dihubungkan dengan selang plastic ke bak kancah pemasakan • Kancah pemasakan. Kancah pemasakan biasanya terdiri dari 4-7 buah dalam satu deret. dan umumnya terdiri dari dua deret yaitu deret kanan dan kiri. Kancah ini berguna untuk memasak nira yang dialirkan dari bak penyaring sehingga masak dan siap untuk dibekukan. • Tumbu atau tempat gula. Tumbu dipakai sebagai tempat penampungan nira masak setelah diambil dari kancah. pada tumbu-tumbu ini nira yang sudah dimasak dibiarkan sehinga menjadi beku. PROSES PELAKSANAAN.  Pemanasan. Tebu dimasukkan diantara dua gilingan yang berputar digerakkan dengan generator penggerak. Tebu akan terperas dan nira yang keluar ditampung dalam bak penampungan 1. Nira yang baru keluar dari gilingan ini masih sangat kotor, karena mengandung tanah dan kotoran lainnya sehingga perlu diadakan penyaringan yang diletakkan di dua atau tiga tempat dan berfungsi untuk membersihkan nira sebelum masuk ke kancah.  Pengaliran. Dari bak penyaringan, nira yang telah disaring dialirkan ke kancah-kancah pemasakan melalui selang plastik. Usahakan setelah nira tertampung, segera dialirkan ke kancah pemasakan. Terlalu lama membiarkan nira di udara bebas akan menyebabkan nira bersifat asam dan akan sukar diproses menjadi gula merah.  Pemasakan. Nira yang telah disaring tadi kemudian dimasukkan ke dalam kancah-kancah yang ada dalam satu deret 4-7 buah kancah. Kancah ini terbuat dari besi yang tebal dengan garis tengah + 60 cm -90 cm. Tinggi kancah secukupnya tidak begitu dalam. Jumlahnya disesuikan dengan jumlah lubang dapur 4-7 buah. Penempatannya dibuat sedemikian rupa sehingga tepi kancah hampir rata dengan permukaan atas dari dapur. Setelah satu deretan dapur terisi penuh maka pemanasan dimuali. Bahan bakar yang digunakan adalah sisa-sisa ampas tebu yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Pada waktu nira berada dalam kancah, perlu dibersihkan yaitu dengan menggunakan kapur 20 gram untuk, tiap 50 liter nira. Sifat kapur ini adalah mengikat koloid-koloid sehingga akan mengendap atau mengapung. Sedangkan banyak sedikitnya kapur tergantung pada sifat air tebu. Umur tebu, banyak atau sedikitnya kotoran serta kemurnian atau kualitas tebu. BIla dapurnya baik, maka dalam waktu 15-20 menit nira dalam kancah terdepan akan mendidih, kemudian disusul kancah nomer 2, 3 , 4 dan seterusnya. Pada saat ini kotoran kotoran terkumpul terapung-apung bersama gelombang nira, dan kotoran ini harus cepat cepat dibersihakan dengan menggunakan serok yang terbuat dari bambu. Pada waktu mendididh nira akan berbuih dan naik, untuk mencegar agar jangan sampai tumpah perlu dicegah dengan memasang srumbung pada kancah. Srumbungan ini terbuat dari anyaman bambu juga berfungsi sebagai penahan kotoran. Apabila nira pada kancah 1 mulai menyusut, karena penguapan, maka nira pada kancah 2 dituangkan pada kancah 1 demikian seterusnya, sehingga kira-kira 4 kancah akan menghasilkan I kancah gula merah yang jadi. Dalam proses ini semula masakan berwarna putih kekuning-kuningan lambat laun akan berwarna pekat merah tua. Saat ini buih-buih nira akan turun, ini menandakan kalau masakan sudah mulai tua, Nampak juga letusan letusan seperti pada kawah. Suhu pada saat itu dipertahankan + 110 derajat celcius. Lama proses ini kirakira 4 jam, nira ini telah siap menunggu untuk dicetak atau dimasukkan kedalam tumbu untuk pembekuan lebih lanjut. PEMBEKUAN NIra yang telah masak tadi tidak dimasukkan dalam satu wadah tumbu, akan tetapi dibagi dalam 5-6 tumbu, maksudnya adalah agar udara dingin dapat ditekan keluar. Setelah dituang selekasnya diaduk agar cepat dingin dan warnanya lebih putih. Apabila tuangamn 1 telah dingin , masakan berikutnya dituangkan diatasnya demikian seterusnya, sehingga didapatkan gula yang berlapis lapis dalam satu tumbu. Lapisan ini juga tidak boleh terlalu tebal, sebab apabila udara dingin tidak seluruhnya keluar gula akan berongga atau keropos. Demikian teknologi pembuatan gula merah dari tebu semoga dapat bermanfaat bagi petani tebu yang memerlukannya (mnr)

BUDIDAYA MINA PADI SAYURAN TERNYATA SANGAT MENGUNTUNGKAN

PENDAHULUAN. Mina padi adalah suatu usaha memelihara ikan di sawah bersama-sama dengan tananam padi. sehingga mina padi merupakan usaha intensifikasi pertanian, karena pada petak sawah yang sama yaitu usaha tani pada satu tempat dapat ditingkatkan hasilnya yasng berupa padi dan ikan sekaligus. Apalagi bila pada pematang atau galengan sawah itu ditanami sayuran, tentu akan lebih menguntungkan lagi, sebab kita dapat memungut tiga macam sekaligus yaitu hasil padi, ikan dan sayuran dalam satu musim. Maka dari itu perlulah kiranya usaha mina padi dan tanaman sayuran di pematang sawah ini dikembangkan. PERSYARATAN SAWAH YANG BAIK UNTUK MINA PADI • Mina padi baik dilaksanakan disawah dengan pengairan yang lancar sepanjang waktu pemeliharaan ikan. • Sawah harus subur, tidak poreus dan bebas banjir • Merupakan komplek yang luas misalnya minimum 1 Ha, hal ini untuk mempermudah pengawasan serta pemeliharaan bersama, serta mengurangi intensitas serangan hama penyakit. • Letak sawah melandai agar pengaturan air nya mudah • Sebaiknya letak sawah dekat dari perkampungan agar pengawasan dapat lebih terjamin. PERSIAPAN PELAKSANAAN.  Dalam bertanam padi, laksanakanlah teknik sapta usaha tani dengan baik  Persiapan untuk pemeliharaan ikan;  Pematang sawah dibuat lebih kuat dan bebas dari kebocoran. Tinggi pematang paling tidak 25 cm, lebar dasar pematang 50 cm, dan lebar bagian atas 25 cm  Pasanglah potongan bambu untuk pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air pada petakan sawah. Pintu air harus diberi saringan agar ikan-ikan tidak dapat keluar atau melarikan diri  Buatlah saluran pada petakan sawah, saluran dapat dibuat mengelilingi petakan sawah, melintang atau membujur petakan sawah Lebar saluran air 40-60 cm dan dalamnya 3-40 cm. pada salah satu ujung saluran dibuat kolam kecil untuk mempermudah penangkapan ikan.  Tanam padi  Sebarkan pupuk dasar sehari sebelum tanam padi  Tanamlah dengan larikan yang rapi setelah bibt padi berumur 3 minggu  Tanaman Sayuran  Kacang panjang ditanam di pematang sawah dengan jarak tanam 40-50 cm dan setiap lubang tanam di isi 3 biji kacang. Bila tanaman kacang panjang telah menjalar, buatkanlah lanjaran setinggi 1,5 meter dan dilengkapi dua baris tali memanjang yang menghubungkan lanjaran satu dengan lanjaran lainnya. PENEBARAN BENIH IKAN • Jenis-jenis ikan yang dapat dipelihara disawah antara lain, ikan mas, ikan Tawes, ikan nila, karper serta ikan mujair. • Penebaran benih ikan dilakukan pada waktu pagi hari.  Usaha pendederan benih ikan. o Penebaran terdiri atas benih ikan kebul ukuran 1-3 cm dipelihara sampai menjadi benih putihan ukuran 3-6 cm, atau ngaramo ukuran 5-8 cm. Padat penebaran 40-60 ribu ekor per hektar. o Bersamaan dengan penebaran benih kebul ini, juga ditebarkan benih putihan sebanyak 2000 - 3000 ekor/hektar. Untuk membantu ikan-ikan kecil dalam menggali atau mencari makanan. o Dalam satu musim tanam padi, dapat dilakukan dua kali usaha pendederan benih ikan. Pertama Penebaran dilakukan 6 hari setelah padi ditanam, dan dipanen pada saat penyiangan pertama. Yang kedua Penebaran dilakukan 3-4 hari setelah penyiangan pertamaa, dan dipanen pada saat penyiangan kedua.  Usahya memperoleh ikan konsumsi o Penebaran ikan dilakukan 5-7 hari setelah padi ditanam. Ukuran benih ikan 2-3 cm dengan padat penebaran +3000 ekor/hektar. Dalam pemeliharaan selama 90 hari, ikan telah mencapai berat +60 gram/ekor o Penebaran ikan dilakukan setelah penyiangan kedua. Ukuran yang ditebarkan 5-8 cm dengan padat penebaran 1500-2000 ekor/ hektar. Dalam waktu pemeliharaan selama 60 hari, ikan telah mencapai berat + 40 gram/ekor PEMELIHARAAN  Selama pemeliharaan , air sawah harus selalu dikontrol , jangan sampai berlebihan atau kekurangan. Perhatikan adanya kebocoran pada pematang sawah.  Pada penebaran ikan yang dilakukan beberapa hari setelah padi ditanam. Pengaturan air disesuaikan dengan pertmbuhan tanaman. Mula-mula kedalaman air cukup 2 cm, kemudian setelah satu minggu dinaikkan sedikit demi sedeikit hingga mencapai kedalaman 5 cm. Sedangkan pada penebaran yang dilakukan setelah penyiangan pertama, sawah harus dikeringkaan dahulu selama 3 hari, kemudian diairi sedalam 5 cm. Setelah seminggu air dinaikkan hingga menjadi 10 cm  Lakukanlah penyiangan dan pemupukan susulan pada tanaman padi.  Agar ikan ikan tidak terganggu , maka penyiangan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama penyiangan pada petakan sawah bagian kiri saluran air, tahap berikutnya penyiangan pada petakan sebelah kana saluran air. Dengan demikian maka ikan-ikan dapat berpindah ke air yang jernih.  Untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit tanaman padi, maka dilakukan penyemprotan menggunakan obat obatan yang dianjurkan dengan dosis yang tepat, hal ini agar lebih aman, ikan-ikan ditampung dahulu ditempat penampungan dan setelah kurang lebih 10 hari baru dilepaskan lagi kesawah. HASIL DARI MINA PADI o Kacang panjang sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 40 hari setelah tanam hingga menjelang panen padi o Dalam satu musim tanam padi dapat memungut ikan 1-2 kali. Ikan tersebut untuk dikonsumsi atau berupa benih hasil usaha pendederan. o Menurut pengalaman, ternyata usaha mina padi tidak mengurangi hasil padinya bahkan produksi padinya dapat meningkat 3-10 persen, karena dengan mina padi maka akan diperoleh sebagai berikut; - Petani akan lebih rajin mengawasi usaha taninya - Kotoran ikan merupakan pupuk bagi tanaman padi - Ikan dalam mencari makanan membolak balik lumpur sehingga dapat memperbaiki struktur tanah - Ikan karper atau ikan mas akan membantu memakan binatang-binatang kecil yang merupakan hama tanaman padi. PENUTUP Tenyata menanam padi dengan penerapan sapta usaha tani, memelihara ikan bersama tanaman padi serta menanami galengan sawah dengan tanaman sayuran akan memberikan keuntungan ganda bagi petani, sehingga usaha mina padi ini perlu dikembangkan lebih lanjut guna meningkatkan tingkat kesejahteraan petani. Demikian teknologi budidaya mina padi semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya (mnr)

TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA TANAMAN TEBU

Pendahuluan. Penanaman tebu dilahan sawah pada umunya diusahakan untuk tanaman tebu giling. Pertumbuhan tanaman tebu yang baik dengan kadar gula tinggi disebabkan adanya, Kesuburan tanah, cara pengolahan tanah, pemupukan dan pemeliharaan yang baik, terutama dengan adanya pengaturan pengairan yang baik pula mestinya. Syarat Tumbuh. • Tinggi tempat 0-500 meter dari permukaan laut • Dalam masa partumbuhan sampai umur 8 bulan membutuhkan air yang cukup, menjelang panen menghendaki keadaan kering. • Tanah gembur, subur, dapat menahan air tetapi juga mudah melepaskan air. Persiapan Tanah • Membuat saluran pemasukan dan pembuangan air • Membuat got/ Parit keliling dengan lebar 50 cm dalam 60 cm -75 cm • Membuat got mujur (parit membujur yang letaknya sejajar dengan cemplongan I, lebar parit 30 cm, dalam 50 cm jarak antar got mujur 50-55 meter • Membuat got malang (parit yang dibuat tegak lurus parit membujur). Lebar 25 cm, dalam 30 cm jarak antar got 8-10 meter • Pembuatan lubang tanaman/ cemplongan • Galian 1 dilakuan dengan lempak/lencek/lencus semacam sekop dengan tangkai panjang sedalam 20 cm • Galian II dilakukan dengan garpu gigi 4 sedalam 10 cm, sehingga dalamnya lubang tanaman 30 cm • Lebar lubang tanaman 40 cm. panjang juringan pada tanah ringan 12, 5 meter, pada tanah berat 7,5 meter, jarak antar juringan 1 meter. • Membuat kasuran tanaman; Memasukkan kembali tanah garpuan yang sudah kering setebal 15 cm. BIBIT TEBU. • Stek pucuk, yaitu bagian ujung batang yang panjangnya 2-4 ruas dengan tidak termasuk bagian yang ujung sekali sepanjang 2-3 ruas. • Bibit rajungan, yaitu bibit yang berasal dari tunas batang, yang diperoleh dengan terlebih dahulu tebu bibit dipertanaman diambil stek pucuknya. Kemudian dibersihkan dari pelepahnya . Tunas akan segera tumbuh dari mata tunas yang ada pada batang tebu. • Rayungan adalah sudah dapat diambil pada umur 35-45 hari, panjang 15-20 cm mempunyai daun 4-5 helai, 1 potong bibit terdiri dari 1 ruas dengan sebuah tunas • Bibit bagal, yaitu bibit yang berasal dari batang tebu yang dipotong-potong menjadi stek sepanjang 2 mata ruas PENANAMAN • Penanaman pada musim hujan , bibit dibenamkan sebagian, bila tertimbun tanah seluruhnya bibit bisa menjadi busuk. • Penanaman pada musim kemarau, bibit dibenamkan sedalam 1-3 cm agar bibit tidak menjadi kering karena terkena sinar matahari secara langsung. PEMELIHARAAN • Pengairan; Tanaman tebu yang masih muda kurang lebih 3 bulan membutuhkan air yang cukup, menjelang masa pemasakan atau masa panen pada batas-batas tertentu air tidak diperlukan. • Penyiangan; Penyiangan dilakukan 3-4 kali atau sampai daun tanaman tebu saling menutup • Pemupukan; Pupuk dimasukkan ke dalam lubang pupuk yang dibuat dengan tugal. Lubang pupuk dibuat sejauh 7-10 cm, dari tanaman, dan satu tanaman cukup dibuat satu lubang pupuk dan setelah pemupukan diikuti dengan penyiraman.  Pemupukan I : diberikan pada waktu tanam atau maksimal kurang lebih 7 hari setelah tanam o Dosis pemupukan Za 7 gram/ tanaman/rumpun atau 120 kg/Ha. o TSP 8 gram/tanaman/rumpun atau 160 kg/Ha o KCl 35 gram/lubang pupuk atau 300 kg / Ha.  Pemupukan II Diberikan 30 hari setelah pemupukan kedua, dosis pemupukan sebagai berikut, Za 10 gram/ lubang atau 200 gram/ ha PEMBUMBUNAN Pembumbunan dilakukan empat kali yaitu Bumbun I. dilakukan bersama-sama dengan penyiangan dan setelah tanaman mendapat pupuk II atau pada umur tanaman mencapai 1, 5 bulan. Tenah dikanan kiri lubang tanaman dimasukkan setebal 3-15 cm menutupi kasuran tanaman, agar tanaman cepat beranak. Bumbun II. Dilakukan pada waktu tanaman berumur 2,5 -03 bulan yaitu sesudah ada satu atau dua batang dalam 1 rumpun yang mulai membentuk ruas. Bumbun III. Yaitu dilakukan pada saat tanaman berumur 4, 5 -5 bulan dimana daun tanaman sudah mulai menutup. Bumbun IV. Yaitu dilakukan pada kurang lebih dua bulan kemudian. yaitu dengan terlebih dahulu daun-daun tebu yang sudah tua dan kering dikeletek PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT  Penggerek batang tebu (Diatraea Venosata) Tanda-tanda serangan daun-daun pucuk tampak layu , kemudian kering dan mudah dicabut. Serangan pada tanaman muda menyebabkan matinya titik tumbuh Pemberantasannya. Yaitu dengan menggunakan parasit Trichagrama Sp yang dapat menyerang telur dari penggerek hama tebu ini.  Penyakit Pokkah Bung Tanda-tanda serangan; Stadia I Pada pangkal daun yang baru membuka terlihat gejala keriput. Pada Stadia II . Pada ujung batang yang masih muda terdapat garis-garis merah kecoklatan dan dapat meluas, akibatnya pertumbuhan batang terhambat dan bengkok. Pada stadia III Kerusakan pada titik tumbuh dan terjadinya pembusukan, seterusnya tanaman akan mati. Pemberantasan. Menanam jenis tebu yang tahan terhadap serangan hama penyakit tersebut.  Penyakit Blendok. Tnada-tanda serangan, kalau batang yang sakit dibelah akan terlihat adanya blendok atau gum berwarna kuning atau coklat tua Pemberantasannya. o Tanaman yang sakit harus dibongkar o Parang pemotong bibit atau stek harus didesinfeksi dengan Lysol 5-15 % o Untuk penanaman bibit atau stek sebelumnya harus dimasukkan dalam air panas 52,5 derajat celcius selama 50 menit. PANEN Tanaman tebu sudah dapat dipanen pada umur 11- 14 bulan, pada saat tanaman tebu sudah berbunga, pucuk tanaman dipangkas dan dapat digunakan untuk makanan ternak. Tanah guludan disamping tanaman tebu dicangkul sedalam 20 cm, sehingga pangkal tanaman tebu nampak jelas. Dengan parang, pangkal tanaman tebu dipotong serendah rendahnya. Batang-batang tebu kemudian diikat tiap ikatan kurang lebih 30 batang dan selanjutnya tebu tersebut dibawa ke pabrik gula untuk digiling. Batang tebu yang telah ditebang jangan terlalu lama terkena sinar matahri karena dapat menurunkan renik dan cara budidaya tamana tebu semoga dapat bermanfaat bagi petani yang memerlukannya (mnr)

BETERNAK AYAM BURAS TERNYATA MUDAH DAN MENGUNTUNGKAN

Ayam buras atau nenek moyang kita menyebutnya dengan istilah ayam kampung atau ayam sayur, akan tetapi sekarang lebih popular dengan sebutan ayam buras atau ayam bukan ras. Usaha pemeliharaan ayam buras ini sudah lama dikenal di Indonesia hanya teknik dan cara pemeliharaannya masih secara ekstensif atau masih sangat sederhana dan belum banyak peternak yang melakukan secara Intensif. Beberapa hal yang perlu diperhaatikan dalam meningkatkan produksi ayam buras antara lain: 1. Vaksinasi yang teratur. Untuk menekan angka kematian vaksinasi amat perlu dilakukan dengan jadwal yang tepat dan teratur seperti tabel berikut ini: Periode vaksinasi Umur ayam Jenis vaksin Dosis dan aplikasi Pertama 1-4 hari Strain F 1 tetes lewat mata Kedua 3-4 minggu Strain F 2 tetese lewat mulut Ketiga 2-3 bulan Strain Kumarov 0,5 dosis suntikan intra mosculer Keempat 5-6 bulan Strain kumarov 1 dosis suntikan intra mosculer Kelima Diulang 4-5 bln kemudian Strain kumarov 1 dosis suntikan intra mosculer 2. Kandang. Kandang amat diperlukan bagi ayam buras, terutama pada malam hari hal ini untuk melindungi dari hujan, cuaca dingin, gangguan binatang buas dan lain sebagainya. Ukuran kandang ayam buras yang optimal belum banyak diteliti seperti pada ayam ras, tetapi untuk sekedar pegangan adalah sebagai berikut; • Ukuran kandang 2 x 3 meter meter bisa untuk menampung 100 ekor anak ayam sampai dengan umur 3 bulan • Ukuran kandang yang sama juga bisa menampung 20 ekor ayam dewasa. 3. Seleksi bibit dan perkawinan Untuk memperoleh produksi anak ayam yang banyak dan pertumbuhannya baik, ada beberapa factor yang perlu diperhatikan antara lain. A. Seleksi Induk dan Pejantan • Bentuk Luar; harus sehat, tegap, penampilannya lincah, gesit, mata bulat bening dan bercahaya, rongga perut elastis dan bulu mengkilat. Tidak ada cacat pada organ-organ tubuh seperti kaki lumpuh atau pincang, paruh bersilang dan lainnya. • Berdasarkan catatan dipilih calon bibit dari, ayam-ayam yang mempunyai pertumbuhan cepat, produksi telurnya banyak dan daya tetas telurnya juga tinggi serta tidak punya sifat kanibal atau saling mematuk sesamanya . • Berdasarkan silsilah; Yaitu dengan mempertahankan ayam-ayam dari keturunan induk yang baik dalam hal produksi telur maupun daya tetas telurnya. • Umur ternak; juga dipilih calon induk, terutama pejantan yang baik hendaknya berumur kurang dari 3 tahun. B. Perkawinan. • Perbandingan ayam jantan dan betina yang dianjurkan adalah 1:10 artinya 1 ekor ayam pejantan dapat melayani 10 ekor ayam betina. • Mengisitirahatkan pejantan, untuk menjaga kondisi pejantan agar tetap sehat dan subur, maka perlu istirahat, yaitu 1 minggu dalam wakti 1 bulan, dengan jalan dikurung atau dipisahkan dari ayam betina, jika memilki banyak pejantan bisa dilakukan secara bergiliran. 4. Sarang. Keadaan sarang harus bersih dan kering, karena sarang yang kotor akan dapat menurunkan daya tetas telur. Bentuk sarang bermacam-macam antara lain ada yang berbentuk segi empat, bulat dengan alas rata dan ada pula yang bagian tengahnya cekung. 5. Perawatan dan pemisahan anak Anak ayam yang telah berumur 1-3 hari segera dipisahkan dari induknya, dimasukkan ke dalam kotak indukan dan induknya dikurung dengan pejantan. Lama pemeliharaan anak-anak ayam di dalam kotak indukan selama 2 bulan. Pada hari pertama sampai dengan hari ke tujuh , lampu pemanas didalam kotak indukan dinyalakan siang dan malam hari, tetapi pada hari yang ke delapan sampai dengan hari yang ke sepuluh lampu, hanya dinyalakan pada malam hari saja, dan setelah hari ke 10 dan seterusnya lampu pemanas dimatikan. Periode pertama umur ayam 1 hari s/d 1 bulan pemberian makanannya disamakan dengan makanan ayam ras periode starter, sedangkan periode kedua umur 1 bulan s/d 2 bulan makanan yang diberikan diganti dengan jagung giling ditambah bekatul dengan perbandingan 1:1 . Setelah anak ayam berumur 2 bulan bisa dilepas bersama-sama dengan ayam-ayam lainnya. Makanan tambahan yang diberikan dapat berupa jagung, dedak atau nasi sissa dan lain sebagainya, bisa diberikan pada pagi hari sebelum ayam dikeluarkan dari kandangnya. Pencegahan penyakit terutama New Castel Disease atau yang terkenal denga penyakit Tetelo dilakukan dengan jalan di vaksinasi seperti yang dianjurkan pada tabel didepan tadi. Selanjutnya Induk ayam segera akan bertelur kembali setelah istirahat selama 2 minggu dari anak ayam menetas. Dengan method perawatan dan pemisahan anak ayam secara dini, menurut hasil penelitian dalam waktu 1 tahun induk ayam dapat menghasilkan telur sebanyak 115 butir Demikian teknik dan cara beternak ayam buras secara sederhana semoga dapat bermanfaat bagi peternak yang memerlukannya. (mnr)

Jumat, 12 April 2013

CARA BETERNAK KELINCI TERNYATA SANGAT MUDAH DAN MENGUNTUNGKAN

Jenis kelinci sebetulnya banyak sekali namun yang perlu kita ketahui cukup yang terkenal saja yaitu pertama Kelinci Lokal ciri-cirinya badannya agak kecil warnanya bulunya bermacam - macam, dan jenis kelinci lainnya yaitu ada jenis kelinci dari New Zealand warna bulunya putih tubuhnya besar begitu pula kelinci dari Inggris tubuhnya besar dan bulunya tebal, ada pula kelinci dari Australia betuk tubuhnya besar dan wrna bulunya putih serta tebal pula CARA MEMILIH BIBIT KELINCI. Untuk bibit pilihlah kelinci yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut; • Asal dari keturunan kelinci besar, sehat dan tidak cacat • Kepala cukup besar, lubang hidung lebar kering, mata terang. • Bulu halus, bersih dan warnanya mengkilat • Mempunyai puting susu antara 10-12 buah • Gerak geriknya lincah cekatan sering lari-lari atau melompat lompat tidak selalu bersembunyi disudut kandang KANDANG KELINCI Kunci keberhasilan dari usaha ternak kelinci salah satunya adalah perkandangan dimana kandang adalah merupakan suatu peralatan yang erat hubungannya dengan pemeliharaan. Adapun fungsi kandang adalah sebagai berikut; 1. Untuk melindungi ternak kelinci dari pengaruh luar seperti hujan, panas, gangguan bintanag buas dan lainnya 2. Memudahkan dalam pemeliharaan sehari hari 3. Memudahkan seleksi,vaksinasi dan pengontrolan penyakit. 4. Menghemat tenaga kerja dan pemakaian tempat 5. Kotoran mudah dibersihkan, dikumpulkan dan diangkut sebagai pupuk tanaman. Berdasarkan pengalaman dari peternak kelinci. Kandang sebaiknya dibuat dengan model panggung yang bahan -bahan nya terdiri dari kayu dan bambu. Ukuran kandang sangat tergantung pada besar kecilnya kelinci dan jumlah kelinci yang akan dipelihara. Adapun untuk pegangan bahwa luas kandang yang diuperlukan untuk seekor kelinci minimal panjang 75 cm, lebar 75 cm dan tinggi 60 cm serta tinggi dari permukaat tanah 75 cm. Untuk kelinci yang sedang bunting perlu dipisahkan pada sebuah sangkar atau kotak tempat beranak. Kotak tempat beranak ini dapat dibuat dari papan kayu dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tinggi 30 cm dengan lubang keluar masuk atau pintu berukuran 15 x 15 cm. Kandang kelinci sebaiknya terpisah antara kandang pejantan. Kandang induk melahirkan. Kandang betina dara dan kandang untuk anak kelinci. MAKANAN KELINCI Bahan makanan kelinci sangat sederhana, yaitu terdiri dari rumput-rumputan, daun daunan seperti daun turi, lamtoro dan lainnya, sayuran seperti kangkung, bayam, wortel disamping itu kelinci juga doyan dengan nasi yang masih sehat dikonsumsi. Seekar kelinci mampu menghabiskan hijauan 1-1,5 kg/ekor/ hari hal ini tergantung dari besar kecilnya kelinci. Makanan penguat dapatr terdiri dari 1 kg bekatul, 1 sendok garam dapur, 2 sendok mineral yang dicampur dengan sedikit air panas . Makanan penguat ini dapat diberikan pada pagi hari sebanyak 100-200 gram ekor/ hari, sedangkan makanan hijauan dapat diberikan pada siang dan malam hari. Adapun yang perlu diperhatikan bahwa makanan tersebut harus dalam keadaan segar, jangan diberi makanan yang mudah busuk atau asam karena dapat menimbulkan penyakit. Seekor kelinci dengan tujuh ekor anak mampu menghabiskan air minum sebanyak 3, 5 liter perhari. PERKEMBANGBIAKAN KELINCI Kelinci jantan dewasa sebagai pemacek dipelihara dalam kandang khusus jangan dicampur dengan kelinci betina, hanya pada waktu akan dikawinkan kelinci betina yang dimasukkan ke dalam kandang pejantan jangan sebaliknya. Kelinci baru dapat dikawinkan pertama kali pada umur 5-6 bulan. Kelinci betina baru dikawinkan setelah menunjukkkan tanda-tanda birahi yaitu gelisah, nafsu makan berkurang, tidak menolak apabila di dekatkan pejantan dan sering menggosok gosokkan dagunya pada tempat makan atau dinding kandang. Bila sudah dikawinkan tentunya kelinci bunting. Lama kebuntingan ini berkisar antara 29-33 hari, dan umumnya rata 30 hari. dan 5 hari menjelang akan melahirkan anak kelinci dipindahkan ke dalam kandang yang sudah dilengkapi dengan kotak tempat beranak. Jumlah anak yang ideal pada setiap kelahiran kelinci adalah 8 ekor.. PERAWATAN ANAK KELINCI Induk kelinci yang baru melahirkan harus dijaga supaya tidak terganggu atau kaget , sebab akan mengggangu keselamatan anak kelinci yang baru lahir. Anak-anak kelinci baru dapat membuka mata untuk melihat pada umur 11 hari. Pada umur ini harus dilindungi dari pengaruh angin dan hawa dingin yang dapat mengganggu kesehatan anakan kelinci. Semua anak kelinci harus mendapatkan air susu dari induknya sampai umur 8 minggu ,kalau tidak harap disusukan pada induk lainnya. Anak kelinci mulai keluar dari sarang untuk makan rumput atau daun daunan setelah berumur 19-20 hari. Penyapihan paling lambat setelah berumur 2 bulan. Kemudian induknya segera dapat dikawinkan lagi sesudah mengalami, istirahat 10-14 hari. Seekor induk kelinci dalam setahunnya dapat menghasilkan anak turunannya sebanyak 132 ekor. PENCEGAHAN PENYAKIT KELINCI 1. Penyakit Kudis ( Scabies) Tanda-tandanya bulu rontok, kulit bersisisk, merasa kegatalan. Cara pencegahan. Menjaga kebersihan kandang dan sanitasi lingkungan Cara pengobatannya. Disekitar kulit yang sakit diolesi dengan salep belerang yang terdiri dari campurang tepung belerang dan vaselin dengan perbandingan 1:3. 2. Penyakt Eksim; Tanda tandanya bulunya rontok kulit berbungkul kecoklatan dan berlendir. Cara pencegahan, menjaga kebersihan kandang dan kelinci yang sakit dipisahkan dari yang sehat Pengobatannya. Yaitu dengan salep belerang , salep salicyl yang dapat dibeli di apotek. 3. Penyakit Radang paru-paru ( pneumonia) Tanda-tandanya Kelinci sulit bernafas, sesak nafas dan selalu merasa kehausan. Pencegahan ; mencegah angin langsung yaitu ventilasi udara harus baik, menjaga kebersihan lingkungan kandang dan sekitarnya. Pengobatan Sul- Q -Nox pada air atau makanan 4. Penyakit Perut Kembung. Atau salah makan Cara pengobatan berikan 1 sendok teh campuran minyak adas 1 bagian dan minyak kelapa 4 bagian. 5. Penyakit Berak darah.( Coccidiosis) Tanda-tandanya Perut Nampak besar, mencret bercampur darah dan di ikuti dengan radang paru-paru . Cara pencegahan yaitu, lantai kandang harus bersih dan kering. Pengobatan dengan Pengobatan Sul- Q -Nox pada air atau makanan 6. Penyakit cacingan. Tanda-tandanya kurus, bulu berdiri kasar dan rontok, pucat, mencret perut besar dan mata kelihatan kotor. Cara pencegahan yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang minuman dan makanan. Pengotan dengan menggunakan Piperazine, Santomone Upixon. Demikian teknik dan cara beternak kelinci secara sederhan semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya (mnr)

Sabtu, 06 April 2013

EMBUNG MERUPAKAN SUMBER KEHIDUPAN BAGI LAHAN PERTANIAN TADAH HUJAN DIMUSIM KEMARAU

Embung adalah merupakan tendon air atau waduk berukuran kecil pada lokasi pertanian yang bertujuan untuk menampung kelebihan air hujan dimusim penghujan dan pemanfaatannya pada musim kemarau untuk berbagai keperluan baik di bidang pertanian maupun kepentingan masyarakat banyak Teknik pembuatan embung meliputi penentuan tekstur tanah, kemiringan lahan, bentuk, ukuran penggalian tanah, kelapisan tanah, kelapisan plastik, penembokan dan pelapisan kapur. Pembentukan embung pada dasaranya adalah untuk mengairi lahan pertanian terutama pada musim kemarau, manfaat lain dari embung adalah dibidang perikanan yang bisa dijadikan untuk kolam pemeliharaan ikan dan sebagai persediaan minuman ternak maupun untuk keperluan rumah tangga. I. PENDAHULUAN Di Indonesia terdapat dua wilayah agraris yang sangat menonjol, yaitu daerah pertanian dengan ketersediaan air irigasi yang cukup melimpah dan daerah pertanian yang hanya mengharapkan air hujan dari langit yang disebut sawah tadah hujan. Dengan pesatnya pembangunan diberbagai sektor maka memberikan konsekwensi bahwa lahan irigasi semakin lama semakin berkurang dan bahkan banyak berubah fungsi menjadi kawasan industri dan pemukiman. Lahapertanian semacam ini adalah merupakan lahan potensial untuk pertanian yang dapat menghasilkan pangan untuk kehidupan manusia. Untuk itu guna mengganti lahan tersebut maka diperlukan adanya penambahan lahan pertanian baru, pada umumnya untuk lahanpertanian yang baru yang bisa mengganti keadaan seperti ini dalah lahan sawah tadah hujan. Lahan tadah hujan sebenarnya potensial untuk menghasilkan padi, akan tetapi kendalanya adalah adanya factor pembatas yang berupa air, dimana pada musim kemarau petani sangat kesulitan air karena cadangan air terlalu minim, sehingga menyebabkan rendahnya produksi pertanian dan bahkan kadang kala tidak menghasilkan sama sekali karena kekeringan. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan membangun jaringan irigasi pada lahan tadah hujan memerlukan biaya yang sangat besar, karena itu perlu diatasi dengan teknologi yang lebih murah dan terjangkau yaitu dengan Teknologi pembuatan Embung II. PENGERTIAN EMBUNG Kata embung menurut beberapa orang berasal dari bahasa Nusa Tenggara Timur yang secara keseluruhan dapat diartikan suatu tandon air atau waduk kecil dilahan pertanian yang bertujuan untuk menampung kelebihan air hujan dan menggunakannya pada saat musim kemarau untuk berbagai keperluan baik dibidang pertanian maupun rumah tangga. III. TEKNIK PEMBUATAN EMBUNG. Teknik pembuatan embung sebenarnya boleh dikatakan sangat sederhana, hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : A. Penentuan Lokasi 1. Tekstur Tanah. • Embung sebaiknya dibuat dilahan dengan tanah bertekstur liat, lempung, liat berlempung dan lempung liat berdebu, agar fungsinya sebagai penampung air dapat terpenuhi. • Pada tanah berpasir yang poreus tidak dianjurkan untuk pembuatan embung karena air akan cepatmeresap kedalam tanah dan hilang, dan apabila terpaksa dianjurkan untuk dibuat maka dianjurkan untuk memakai, plastic atau ditembok lapisan luarnya sehingga air tidak merembes. 2. Kemiringan lahan. • Embung sebaiknya dibuat pada areal pertanian yang bergelombang dengan kemiringan antara 20- 30 persen agar lapisan air permukaan dapat dengan mudah mengalir kedalam embung dan selanjutnya air embung mudah untuk disalurkan kepetak-petak pertanian, karena adanya perbedaan ketinggian antara embung dengan petak pertanian. • Areal pertanian yang datar kurang cocok untuk dibuat embung , karena sulit untuk mengalirkan air dari embung kepetak pertanian. • Pada lahan yang terlalu miring kurang lebih 30 persen embung akan cepat penuh dengan endapan tanah karena pengaruh erosi B. Kontrusksi embung 1. Bentuk Embung. • Bentuk embung sebaiknya bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar hal ini agar diperoleh keliling yang paling pendek. Tujuannya agar resapan air melalui tanggul lebih sedikit. 2. Ukuran embung. • Embung bisa dibuat berdasarkan perorangan maupun kelompok, hal ini tergantung dari pada keperluan dan luas pertanian yang akan di airi 3. Penggalian Tanah. • Penggalian tanah dapat dimulai dari batas pinggir embung menuju ke bagian tengah. • Kedalam galian diusahakan mencapai 2-3 meterhal ini untuk memperoleh kapasitas embung • Keliling embung dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah hal ini untuk menghindari masuknya kotoran kedalam embung • Jarak saluran pembuangan dari permukaan tanggul berkisar antara 25-50 cm dan dibuat sedemikian rupa sehingga air embung tidak meluap. 4. Pelapisan tanah. • Untuk menjaga agar embung tidak bocor maka perlu dilakukan pelapisan tanah terutama pada bagian dinding embung. Pelapisan dinding ini dilakukan dengan cara; Tanah liat dibasahi dan diolah sampai berbentuk seperti pasta, baru kemudian dilapiskan secara merata. • Dinding embung pada tanah bertekstur liat atau lempung liat berdebu tidak perlu dilapisi, karena pada jenis tanah ini resapan air boleh dikatakan kurang. • Pada tanah berpasir resapan air kebawah maupun yang melalui tanggul cukup banyak, karena itu dinding embung perlu dilapisi dengan beberapa bahan misalnya, plastic, batu bata, tembok, atau campuran pasir dengan tanah liat untuk penahan resapan air. 5. Pelapisan Plastik. • Plastik yang digunakan untuk pelapisan dinding maupun dasar embung dapat digunakan dari jenis polyethilin atau polyvinil Chloride (PVC) dengan ketebalan 0, 15 mm • Untuk pelapisan didasar embung , plastic ditimbun tanah setebal kurang lebih 25 cm • Ketahan plastik ini bisa mencapai 2-3 tahun. 6. Penembokan. • Pencegahan peresapan air selain dengan plastic dapat pula digunakan dengan penembokan baik untuk dinding maupun untuk dasar embung. 7. Pelapisan Kapur. • Untuk pelapisan dengan kapur dibuat adonan dengan perbandingan kapur tembok dan tanah liat 1:1 • Dibuat pasta yang selanjutnya baru dilapiskan. Pada dinding embung atau dasar embung. IV. MANFAAT EMBUNG. 1. Air Embung Pada prinsipnya air embung digunakan untuk mengairi lahan terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan air pada musim kemarau perlu juga memperhatikan luasan lahan dengan ketersediaan air yang ada didalam embung. Apakah untuk mengairi sawah atau palawija dengan memperhitungkan kebutuhan air sebagai misal untuk padi 200 mm per bulan atau 1 liter/ detik /Ha. Disamping itu juga perlu diperhatikan jika embung juga untuk persediaan minuman ternak 2. Pengairan padi dan palawija Pengairan dari embung untuk padi dan palawija tidak sepenuhnya menggunakan air, hanya dilakukan pada saat kritis, yaitu pada fase primordial (bunting), Pembungaan dan pengisian gabah. Saat ini air disalurkan ke petak pertanian bisa menggunakan selang plastic hingga kondisi tanah jenuh air. Untuk tanaman palawija caranya dengan menyiram seputar pangkal tanaman, mengingat ketersediaan air di embung terbatas. Sebaiknya perlu diketahui kebutuhan dari masing-masing jenis palawija akan air per musim atau per hektarnya 3. Peternakan. Pada musim kemarau ada kalanya sulit untuk mendapatkan air untuk minuman ternaknya dan harus diangkut dari tempat yang jauh. Dengan adanya air embung ini dapat digunakan untuk memberi minuman ternaknya 4. Perikanan Khusus dibidang perikanan embung ini dapat dimanfaatkan pada musim hujan maupun musim kemarau, dengan catatan untuk musim kemarau ketersediaan air harus cukup. Beberapa factor penting yang perlu diperhatikan jika embung digunakan untuk pemeliharaan ikan adalah ; Curah hujan, penguapan, Tekstur tanah, Kontruksi kolam dan mutu air yang ada diembung. Untuk mutu air sendiri perlu juga diperhatikan. Oksigen terlarut dan Ammonia, jenis ikan untuk embung perlu dipilih yang tepat dan sesuai dengan kondisi embung. Yang pada dasarnya serba terbatas, yaitu air yang menggenang, jenis ikan yang cocok, yaitu Gurame , Mujair, Tawes, lele. Untuk pakannya dapat berupa dedak, sisa makanan atau pellet serta tanaman-tanaman seperti daun talas. V. PEMELIHARAAN EMBUNG. Pemeliharaan embung perlu dilakukan agar tetap bermanfaat dan terhindar dari kerusakan dini Pemeliharaan ini antara lain dapat dilakukan sebagai berikut: • Pemagaran embung dengan bambu atau pagar hidup • Pengangkatan lumpur yang dilakukan pada musim kemarau atau ketika volume air sudah minimal dan tidak digunakan. • Perbaikan embung terutama untuk bagian dinding tanggul jika terjadi kerusakan segera diperbaikai agar tidak berlarut –larut dan bertambah parah. • Untuk mencegah jebolnya tanggul, usahakan agar air tidak melimpah dipermukaan tanggul • Usahakan tidak menggembalakan, memandikan dan memberikan minuman ternak diatas tanggul maupun masuk kedalam area embung. • Untuk menekan kehilangan air karena penguapan dapat dilakukan penanaman sebagai berikut. o Anjang-anjang atau tanaman penutup/ peneduh dimana tiang anjang dibuat dari anyaman bambu. o Pada anjang-anjang yang dibuat ini dijalarkan tanaman merambat yang bermanfaat seperti tanaman kecipir, markisa, gambas, yang juga berfungsi sebagai penutup permukaan air. o Pohon penahan angin juga diperlukan disekitaar embung seperti pohon buah-buhan atau rumput-rumputan untuk pakan ternak. Demikian teknologi pembuatan embung dan manfaatnya bagi masyarakat tani, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi petani atau masyarakat yang memerlukannya. (mnr)

Jumat, 05 April 2013

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN MELON DENGAN MULSA PLASTIK

Melon (Cucumis melo) berAsal dari spesies tanaman merambat dari family Cucurbetaceae. Tanaman ini buka asli Indonesia melainkan datang dari berbagai negeri seperti Taiwan, Amerika, Eropa, China dan juga Jepang. Sekitar tahun tujuh puluhan. Di Indonesia perkembangan pertama kalinya di wilayah Jawa Barat yaitu disekitar daerah Bogor. Sedangkan perkembangannya sekarang sudah sampai Jawa Tengah, Jawa Timur dan bahkan sekarang sudah meluas keseluruh penjuru wilayah negeri kita Indonesia. Dibanding semangka atau blewah tanaman melon lebih dekat kepada tanaman blewah. Melon merupakan buah-buahan yang rasanya manis, legit, aromanya harum. Tetapi ukuran buahnya dibanding blewah, buah melon rata-rata lebih kecil akan tetapi lebih sempurna bulatnya dibanding dengan blewah. Sedangkan daging buah melon lebih halus, lebih renyah. Banyak ragam jenis melon seperti Sky Rocket dari Taiwan yang akhir-akhir ini paling laris di pasaran, Karena rasanya lebih manis, legit dan aroma buahnya lebih harum dan lebih segar dibandingkan dengan melon lainnya. Ada juga melon yang berasal dari Amerika serat dari permukaan kulit buahnya yang lebih kecil dan lebih halus dibanding dengan jenis Sky Rocket. Sementara itu melon dari Denmark ada yang dikenal dengan Jenis Hales Best dan Honey Dew, Hales best daging buahnya berwarna merah. sedang Honey Dew warnanya kehijauan dan berkulit mulus. Buah melon selain dikonsumsi dalam bentuk keadaan segar, juga dapat dimanfaatkan sebagai sirup, bahan campuran selai, campuran jus susu dan lainnya. Tanaman melon menghendaki sinar matahari penuh dan hari yang panjang ternyata cukup luwes terhadap iklim suatu daerah, sebab walaupun ditanam di daerah yang tidak memenuhi persyaratan yang diminta masih mau berbuah. Namun untuk bertanam melon tidak hanya menemukan tempat yang subur, pH netral, akan tetapi harus tahu tempat itu bekas ditanami apa. Karena kita tidak ingin tanamannya terkena musibah serangan hama dan penyakit, yang ditinggalkan oleh tanaman sebelumnya. Karena tanaman melon tergolong tanaman manja dan gampang sakit sakitan. kalau sudah terserang hama dan penyakit yang ringan sekalipun, sudah bukan main sulit untuk dikendalikannya. Hal inI yang sering menyebabkan produksi menurun secara drastis. Penggunaan Mulsa Plastik HItam perak Alternatif masukan teknologi yang mampu mengatasi hama penyakit yaitu dengan menutupkan mulsa plastik hiutam perak pada lahan bedengan. Teknologi mulsa plastic telah banyak diterapkan oleh petani melon. plastic tersebut bagian permukaanya berwarna perak metalik dan bagian bawahnya berwarna hitam. penggunaanya dengan menutupkan pada bedengan. Adapun manfaat penggunaan mulsa plastic ini antara lain: 1. Penggunaan pupuk lebih efektif dan efisien. 2. Menjaga suhu udara dan kelembaban udara 3. Mencegah penguapan air yang terlalu cepat 4. Menekan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman 5. Mencegah kelongsoran guludan akibat air hujan 6. Mencegah pertumbuhan guilma. Cara penanaman. Pesemaian dibuat sekitar 15 hari sebelum masa tanam. Bedengan pesemaian setiap 10 m2 membutuhkan pupuk organic 30 Kg, TSP 1 Kg, Furadan secukupnya. Kebutuha benih setiap hektarnya + 150 gram. Sebelumnya benih direndam dengan air selama satu jam, kemudian direndam lagi dengan larutan fungisida kurang lebih satu jam. Setelah perendaman benih diangkat dan diletakkan diatas handuk basah yang bersih kemudian ditaruh diruang gelap yang agak tertutup untuk memperoleh suhu ruangan Kurang lenih 25 Derajat Celcius. Suhu ini merupakan suhu yang sangat baik untuk pertumbuhan kecambah melon. Bila benih sudah berkecambah kurang lebih 2 mm dipindah ke kantong plastic (polybag) yang sudah diisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1;1;1 . Apabila kecambah telah tumbuh menjadi tanaman muda yang sudah berdaun 3-4 helai, barulah dipindahkan kelapangan. Bedengan tanaman dibuat dengan ukuran lebar 300 cm panjang disesuikan dengan situasi dan kondisi setempat. Jarak antara bedengan 40 cm. Pupuk dasar terdiri dari pupuk kandang, 9-10 ton, Za 250 Kg, KCl 100 Kg, TSP 150 Kg per hektar. dicampur pada bedengan sampai merata. Dan tambahkan furadan 10 Kg. Selanjutnya bedengan ditutup dengan mulsa plastic, bagian samping ditutup tanah agar plastic melekat ketanah dengan erat sehingga tidak bergeser. Jarak tanam 60 x 300 cm kemudian dibuat lubang tanam diameternya 10-12,5 cm. selanjutnya dengan menggunakan kaleng yang bagian bibir atasnya digunting seperti gergaji. Kaleng ditekan kebawah dan bagian gergaji terletak dibawah sehingga plastik tergores dan berlubang untuk tempat tanaman melon nantinya. Saat tanam yang baik yaitu pada bulan mei atau Juni, setiap lubang ditanami satu bibit, dan penyulaman dilakukan segera setelah ada bibit yang mati. kurang lebih setelah 7-10 hari penyulaman perlu dilakukan. Pengairan Pengairan dilakukan dengan mengairi selokan-selokan diantara bedengan bedengan. Dalam masa pertumbuhan pengairan dilakukan setiap dua minggu sekali. Pengairan dilakukan bila perlu saja. Sesudah terlihat bunganya penyiraman dikurangi kira-kira selama 2 minggu saja. Hal Ini disebabkan kalau kebanyakan air, buahnya gampang pecah, Begitu sudah mendekati pemetikan, saat usia tanaman sekitar 55 sampai dengan 65 hari atau satu hari sebelum panen siraman betul-betul harus dihentikan, hal ini agar saat pengambilan buah tanah tidak terlampau becekr dan buah terasa manis serta tahan lama. Pupuk susulan pertama diberikan lebih kurang umur 15 hari setelah tanam dengan dosis 25 Kg Za, 25 Kg Urea, 100 kg TSP. Pupuk susulan kedua sekitar 4-5 minggu setelah tanam dengan dosis 50 kg Urea, 50 kg Za, dan 50 Kg KCl per hektar yang dibenamkan disekitar tanaman dengan jarak minimal 15-20 cm dari tanaman. Pemangkasan Dalam bertanam melon perlu adanya pemangkasan. Pemangkasan dilakuakn kalau udara cerah dan kering, sehingga bekas luka tak diserang oleh jamur. Pemangkasan dilakukan ketika tanaman sudah mengeluarkan 7-8 helai daun, yang dipangkas paling awal adalah cabang sekunder yang dekat tanah, caranya dengan menyisakan dua helai daun dan selanjutnya cabang cabang sekunder yang tumbuh kemudian dipangkas dengan menyisakan dua helai daun juga. Kalau batang utama sudah mencapai 20 - 25 mata ruas, baru dilakukan pangkasan pucuknya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik kita bisa melakukan penyerbukan sendiri yang caranya sebagai berikut: Setelah bunga betina mekar, serbuk sari dari bunga jantan diambil dengan kuas kecil yang halus, Kemudian oleskan pada putik bunga betina secara merata dan dilakukan secara pelan-pelan dan hati-hati. Penyerbukan dilakukan pada pagi hari dan paling lambat jam delapan pagi harus sudah selesai dalam menangani perlakuan penyerbukan. Penyerbukan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pengendalian hama Penyakit. Hama yang penting yang menyerang tanaman melon antara lain. Aphis, Tungau merah, lalat buah, Ulat daun, kumbang daun, caranya yaitu diberantas dengan Insektisida Lannate Dibrom 8 E, Bayrusil 25 EC, Malathion Kelihan. Sedangkan penyakit layu, busuk akar, karat dapat disemprot dengan menggunakan Benlate, Menzate dan lainya. Setelah tanaman melon sudah berumur 55-65 hari maka tanaman sudah mulai dapat dipanen, yaitu kalau sudah ada tanda-tanda retak pada tangkai buah, garis pemisah antara tangkai dengan buahnya tampak begitu jelas, aroma buah sudah menusuk , urat nampak lebih tegas, kalau kulit buah berurat dan jika buahnya ditepuk dengan jari tangan akan berbunyi keras. Demikian teknik dan cara budidaya tanaman melon dengan menggunakan mulsa plastic perak hiutam semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. (mnr)

Kamis, 04 April 2013

TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (HDB) PADA TANAMAN PADI

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit yang banyak tersebar diberbagai ekosistem padi dinegara-negara penghasil padi, termasuk di Indonesia penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo). Pathogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen. Penyebab penyakit (pathogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lubang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis Gejala penyakit a. Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. Pada tanaman dewasa menimbulkan gejala hawar (bligt). Gejala dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan lama kelamaan daun menajdi kering. b. Bila serangan terjadi saat berbunga proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna dan menyebankan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa. pada kondisi seperti ini kehilangan hasil dapat mencapai 50-70 %. Penyakit hawar daun bakteri sering timbul terutama pada saat musim hujan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh adalah kelembaban yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan tidak memupuk tanaman dengan Nitroigen secara berlebihan, dan gunakan pupuk Kalium dan tidak menggenangi tanaman secara terus menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang (intermiten) Pengendalian Penyakit 1. Teknik Budidaya. Untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan dengan pengendalian secara terpadu yang mencakup, cara budidaya dengan perlakukan bibit secara baik, jarak tanam tidak terlalu rapat, pengairan secara berselang (intermiten) . Pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan varietas tahan. Bakteri penyebab penyakit hawar daun, bakteeri menginfeksi tanaman melalui luka dan lubang alami. Oleh karena itu memotong bibit sebelum ditanam sangat tidak dianjurkan, karena akan memeprmudah terjadinya infeksi oleh bakteri pathogen 2. Vareitas tahan . Pengendalian penyakit hawar daun bakteri yang selama ini diangggap paling efektif adalah dengan varietas tahan. Namun teknologi ini diahambat oleh adanya kemampuan bakteri pathogen membentuk patotipe (Strain) baru yang lebih virulen yang menyebabkan ketahanan varietas tidak mampu bertahan lama. Adanya kemampuan pathogen bakteri Xoo membentuk patotipe baru yang lebih virulen juga menyebabkan pergeseran dominasi patotipe patogen ini terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan varietas tahan disuatu saat, tetapi rentan disaat yang lain. Dan tahan disuatu wilayah tetapi rentan di wilayah lain. Peta penyebaran patotipe dapat digunakan sebagai dasar penentuan penanaman suatu varietas disuatu wilayah berdasarkan kesesuaian sifat tahan varietas terhadap pathogen yang ada diwilayah tersebut. Mengingat tahan terhadap strain tertentu bisa jadi tidak tahan (rentan ) terhadap strain yang lain. Demikian teknik dan cara pengendalian penyakit hawar daun bakteri secara sederhana semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. (mnr)

Rabu, 03 April 2013

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KACANG TANAH DENGAN PENGERINGAN OVEN

Kacang tanah adalah merupakan bahan pangan yang sangat populer di Indonesia dan merupakan komoditas yang sangat penting di dunia perdagangan. Dengan mengolah kacang tanah menjadi produk olahan yang bermutu tinggi, maka ada beberapa teknologi pengolahan kacang tanah yang diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi dan nilai ekonomi yang biasa disebut dengan nilai tambah. Salah satu teknologi pasca panen tersebut yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia yaitu membuat kacang oven. Perlu diketahui bahwa teknologi adalah merupakan salah satu factor penentu dalam peningkatan produktivitas kacang tanah, sehingga didalam melakukan pengolahan kacang tanah perlu diketahui kandungan gizi dari kacang tanah tersebut. Dari hasil penelitian di laboratorium kacang tanah mentah komposisi yang terbesar yang terkandung dalamnya adalah lemak, yaitu mencapai 47-48 %, dimana lemak tersebut terdiri dari lemak tak jenuh sekitar 40-45 % asam oleat, dan 30-35 % asam lenoleat. Begitupun dengan asam lemak jenuh sebagian besar terdiri dari asam palmitat. Beberapa teknologi pengolahan kacang tanah 1. Pembuatan kacang oven. Bahan dan alat yang digunakan antara lain : Bahan. Bahan yang utama yaitu kacang tanah yang sudah dilakukan penyortiran dimana ukuran besarkecilnya kacang tersebut diupayakan sama dan setiap polong berisi 2 biji. • Dengan penambhan garam dapur. Didalam pembuatan kacang oven perlu diberikan garam dapur guna menambah cita rasa produk tersebut. Penambahan garam dapur sebaiknya digunakan garam dapur yang sudah diukur kemurnian nya dan minimal mencapai 99 % kandungan NaCl nya. • Bahan pengemas. Bahan pengemas yang sangat baik untuk mpengolahan kacang tanah yaitu plastic yang terbuat dari polipropilen dan polietilen atau aluminium poil. 2. Peralatan. Peralatan yang digunakan, yaitu alat untuk mencuci seperti ember, alat untuk merebus seperti panci yang berukuran besar, dan alat penjemuran yang terbuat dari para para bambu serta alat pengovenan yang sangat sederhana yang biasa dipakai dalam pembuatan kue atau roti. Cara Pembuatan kacang oven sebagai berikut. 1. Pertama tama kita lakukan perebusan kacang tanah didalam panci selama kurang lebih 20-30 menit. Selama proses perebusan berlangsung tambahkan garam dapur sekitar 5-10 % dari berat kacang tanah, pengasinan yang maksimal sebaiknya air yang digunakan untuk merebus di kurangi terlebih dahulu. Dan selanjutnya panci diangkat dari atas api. Biarkan rebusan kacang tetap didalam panci hingga cukup dingin, dan apabila telah dingin langsung kacang rebusan langsung ditiriskan. 2. Selanjutnya kacang tersebut dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari hingga diperoleh kekeringan yang optimal baik kulit maupun bijinya, Dan bila dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven dapat menggunakan suhu antara 60-75 derajat celcius. 3. Selanjutnya dilakukan pengovenan kembali selama 15-20 menit guna mengurangi kadar air yang masih tertinggal. Pada saat dilakukan penjemuran dan proses pengovenan berlangsung kacang tanah sebaiknya sering di bolak balik dengan menggunakan pengaduk dari kayu, agar tingkat kekeringannya merata. Setelah dioven kacang tanah tersebut diangin-anginkan diatas para-para, setelah kacang tanah sudah dingin betul barulah dilakukan pengemasan atau packing dengan menggunakan bahan plastic polietilen dan ukurannya disesuaikan dengan permintaan pasar. Selanjutnya kacang hasil oven tadi siap untuk disimpan atau dipasarkan. Demikian teknologi penbgol;ah pasca panen kacang tanah dengan cara dioven semoga tulisan ini dapat n=bermanfaat bagi yang memerlukannya.(mnr)

Senin, 01 April 2013

TEKNOLOGI PEMBUATAN GULA SEMUT KRISTAL DARI NIRA KELAPA

Gula merah yang beredar di beberapa daerah di Indonesia masih bervariasi, baik jenis produk, warna, ukuran maupun mutunya. Teknis pembuatan gula merah biasanya diperoleh para perajin gula kelapa secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga mutu produk yang dihasilkan masih relative rendah. Dalam rangka diversifikasi produk hasil kelapa telah dikembangkan gula kristal semut Gula kristal semut adalah merupakan modifikasi dari produk gula merah dengan tingkat kekeringan yang lebih tinggi sehingga mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan dengan gula merah pada umumnya. Pada prinsipnya proses pembuatan gula kristal semut hampir sama dengan pembuatan gula merah, hanya pada tahap akhir ada sedikit perbedaan yaitu dengan penambahan proses pembuatan serbuk. Prinsip pembuatan gula merah adalah menguapkan nira kelapa sampai mencapai kekentalan tertentu dan kemudian dicetak dan peralatanya pun cukup sederhana, sedangkan dalam proses pembuatan gula semut digunakan peralatan tambahan berupsa garpu kayu untuk membentuk serbuk dan alat penghancur butiran yang terbuat dari kayu untuk memperkecil ukuran serbuk yang dihasilkan. Langkah kerja . 1. Persiapan nira kelapa Proses pembuatan gula merah diawali dengan tahap persiapan bahan dan pembersihan nira yang akan diolah, pembershan nira dilakukan dengan cara memisahkan kotoran yang berupa berupa manggar, bangkai serangga dengan menggunakan alat penyaring . 2. Pemasakan nira kelapa. Setelah dilakukan penyaringan nira, kemudian nira tersebut dituangkan dalam wajan besar atau bejana yang khusus memasak gula, selanjutnya nira dipanaskan dengan menggunakan api dari kayu bakar dengan suhu anatara 120-130 derajat celcius. Adapun untuk memperoleh warna gula yang cerah perlu ditambahkan Natrium metabisulfat 0,1 persen pada saat pemasakan nira, selama pengupan maka perlu dilakukan pengadukan sehingga panasnya dapat merata. Untuk menguji apakah gula sudah masak yaitu dilakukan dengan cara dipegang dengan tangan, apabila tidak lengket maka berarti gula sudah masak dan siap untuk dicetak. Perlu diketahui apabila cara memasak apinya terlalu besar dan waktunya terlalu lama, maka gula akan berwarna gelap dan keras, sebailknya apabila terlalu singkat gula akan lembek dan kuarng baik. 3. Pencetakan. Stelah gula masak dan siap dicetak, maka gula diangkat dari wajan dan dingingkan sambil diaduk-aduk selama prose pencetakan dan sedikit demi sedikit gula dicetak dengan cetakan yang telah disipakkan. Apabila tidak sambil diaduk aduk maka gula akan mengental. 4. Pembuatan gula semut. Pembuatn gula semut sebenarnya merupakan diversifikasi produk gula merah yang berbentuk serbuk. Pada proses pembuatan gula semut setelah selesai penguapan atau pemasakan, maka adonan perlu didiamkan dulu selama 15 menit, kemudian dilakukan tahap pembentukan serbuk. Penguapan nira dilakukan lebih lama dibandingkan dengan proses pembuatan gula merah cetak, hal ini dimaksudkan agar tingkat kekeringannya lebih tinggi sehingga dapat membentuk serbuk. Pembuatan serbuk gula semut dilakukan dengan pengadukan memakai alat berbentuk garpu yang terbuat dari kayu. mula mula dilakukan pengadukan secara perlahan-lahan dan setelah mulai membentuk serbuk pengadukan dipercepat, sehingga akan dihasilkan serbuk gula semut. Adapun tahapan terakhir dalam proses pembuatan gula semut adalah pengayakan serbuk gula, hal ini adalah untuk memperoleh keseragam ukuran serbuk maka perlu digunakan ayakan dengan ukuran 20 mash 4. Pengemasan. Proses terakhir dari pembuatan gula semut adalah pengemasan. pengemasan yang baik adalah dengan menggunakan plastic yang tahan panas dan kedap air serta tidak mudah rusak, adapun ukuran kemasan disesuikan dengan keadaan dan permintaan pasar. Demikian teknik dan cara pembuatan gula semut semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Minggu, 31 Maret 2013

TEKNIK MENGATASI KEGAGALAN KAWIN SUNTIK (IB) PADA TERNAK SAPI

• Mengapa dalam pelaksanaan Inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik pada ternak sapi sering mengalami kegagalan atau tidak terjadi pembuahan sehingga sapi tidak bunting ? 1. Permasalahan ; • Peternak pada umumnya belum tahu kapan saat yang tepat sapi betina harus dikawinkan. • Kadang kala ada bibit atau straw yang sudah kedaluwarsa. • Keterampilan atau skil dari Petugas IB yang masih kurang. • Sapi betina masih dibawah umur kadang kala sudah dikawinkan. • Belum kelihatan adanya tanda-tanda birahi pada sapi betina. 2. Langkah-langkah yang perlu dilakukan.  Sapi betina siap untuk dikawinkan berumur kurang lebih 18 bulan.  Adanya tanda-tanda birahi pada alat kelamin betinanya dan menunjukkan adanya 3 ABC (Abang, abuh, anget) bengak-bengok, clingkrak- clingkrik.  Sapi sering menaiki temannya, gelisah dan nafsu makan menurun  Lama birahi sapi betina rata-rata 21 hari, dan masa birahi + 36 Pukul.  Adapun saat yang tepat sapi dikawinkan adalah pada saat sedang birahi, yaitu apabila sapi birahi pada pagi hari Pukul 10.00, maka sapi harus dikawinkan pada siang hari atau sore harinya, apabila dilkawinkan pada hari berikutnya atau keesokan harinya maka sudah terlambat.  Apabila terjadi birahi pada siang hari sampai Pukul 15.00, maka sapi harus dikawinkan pada sore hari atau malam harinya. Apabila terpaksa paling lambat sapi harus dikawinkan pada pagi keesokan harinya, maksimal pada Pukul 08.00 pagi hari, bila melebihi maka sudah terlambat.  Apabila sapi birahi pada malam hari, maka sapi harus dikawinkan pada malam itu juga, atau sampai dengan keesokan harinya sebelum Pukul 10.00, apabila melebihi dari Pukul 10.00 pagi, maka sudah dianggap terlambat dan kemungkinan besar pembuahan gagal. Demikian beberapa penjelasan atau keterangan untuk mengatasi teknik dan cara pelaksanaan inseminasi buatan pada ternak sapi yang biasanya banyak mengalami kegagalan, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi peternak yang melakukan inseminasi buatan maupun masyarakat pada umumnya. (mnr)

Jumat, 29 Maret 2013

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 DI DESA WIROTO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Varietas padi merupakan salah satu teknologi utama yang mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Varietas padi merupakan teknologi yang paling mudah diadopsi oleh petani karena teknologi ini murah dan penggunaanya sangat praktis (Badan Litbang Pertanian, 2007). Varietas unggul merupakan salah satu teknologi inovatif yang handal untuk meningkatkan produktivitas padi, baik melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman maupun toleransi dan / atau ketahanannya terhadap cekaman biotic dan abiotik (Sembiring, 2008). Varietas / galur padi unggul umur sangat genjah selain dapat digunakan untuk mengatasiatau terhindar dari kekeringan sebagai dampak dari anomaly iklim atau El Nino, juga dapat digunakan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi serta meningkatkan produktivitas. Menurut Sembiring (2008) peningkatan produksi padai lebih banyak disumbangkan oleh peningkatan produktivitas dibandingkan peningkatan luas panen. Pada periode 1971 – 2006 peningkatan produktivitasmemberikan kontribusi sekitar 56,1%, sedangkan peningkatan luas panen dan interaksi keduanya memberikan kontribusi masing-masing 26,3 % dan 17, 5 % terhadap peningkatan produksi padi. B. Perumusan masalah Padi adalah merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian yang menghasilkan bahan pangan berupa beras. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka secara otomatis kebutuhan pangan akan meningkat. Produksi padi berfluktuasi, hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor rendahnya curah hujan, gangguan OPT dan kurangnya penerapan teknologi benih padi unggul bermutu serta teknologi penanganan panen dan pasca panen. Guna meningkatkan produksi padi secara optimal maka perlu adanya penerapan beberapa inovasi teknologi baru dibidang pertanian diantaranya Penerapan Benih padi unggul, untuk itu kami mengadakan penelitian tentang Analisis Pendapatan usahatani Padi Varietas Inpari 13 di Desa Wiroto Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: sebagai berikut; • Menganalisis tingkat pendapat petani di Desa Wiroto. • Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain;  Sebagai bahan informasi tentang tingkat pendapatan petani.  Membantu petani dalam usaha taninya.  Bahan untuk penelitian lanjutan. II. TINJAUAN PUSTAKA Peningkatan produksi padi ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya varietas. Pada periode tahun 2000 - 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah melepas 85 padi varietas unggul terdiri dari 1). 45 Varietas padi sawah non hibrida 2). 17 Varietas padi sawah hibrida, 3). 2 Varietas padi sawah ketan, 4). 7 padi lahan kering (gogo) dan , 5). 7 varietas padi rawa (Suprihatno et al, 2011). Meskipun telah banyak varietas unggul non hibrida dan hibrida yang telah dilepas, tetapi hanya beberapa varietas unggul yang telah berkembang di petani. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi antara penyuluh dengan petani terdapat beberapa kendala dalam pengembangan varietas unggul baru antara lain : 1) Kurangnya sosialisasi varietas-varietas baru tersebut, sehingga petani tidak mengetahui adanya varietas baru. 2) Keterbatasan ketersediaan benih padi varietas unggul baru, baik dalam mutu, jumlah maupun varietas / jenis, serta 3) Adanya kesenjangan antara jenis maupun mutu benih yang beredar di pasaran dengan preferensi petani. Sedangkan beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi petani terhadap suatu varietas adalah daya hasil yang tinggi, tekstur nasi, umur genjah/ sangat genjah, tinggi tanaman medium, bentuk gabah dan ketahanan terhadap hama/ penyakit seperti wereng batang coklat, tungro dan lainnya. A. Tanaman Padi (Oryta Sativa L). Padi termasuk tanaman semusim, yaitu tanaman yang dapat menyelesaikan satu siklus hidupnya kurang dari satu tahun. Tanaman padi dengan hasil berasnya sampai saat ini masih sebagai sumber karbohidrat terpenting. Tanaman padi termasuk dalam golongan; Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Klasis : Monocotyledoneae Ordo : Graminales Familia : Graminae Genus : Oryzae Spesies : Oryza sativa L Tabel 2.1. Komposisi rata - rata beras pecah kulit dan fraksi - fraksinya (%) Kandungan Beras pecah kulit Beras siling Dedak Lembaga Bekatul Protein (Nx9,95) 7,1 – 13,1 5,6 – 13,3 12,1 – 17,2 17,7 – 24,1 12,8 – 16,4 Lemak kasar 1,8 – 4,0 0,2 – 1,1 14,6 – 21,7 15,2 – 23,8 8,8 – 15,3 Serat menu 0,2 – 2,6 0,1 – 0,6 8,7 – 13,1 2,0 – 4,8 2,1 – 5,3 Abu 1,0 – 2,4 0,3 – 0,7 9,0 – 12,2 6,1 – 10,1 5,0 – 9,3 Ekstrak bebas N 74,5 – 90,2 84,0 – 93,5 40,9 – 49,1 36,2 – 57,3 53,7 – 71,3 Sumber : Julianto Cit, Anonim, 1988 Kandungan karbohidrat dalam beras sebagian besar adalah pati dan hanya sedikit protein, selulopsa, hemiselulosa dan gula, antara 85-90 % dari beras kering adalah pati beras (kandungan pentose + 25 % dan gula 0,6-1,4 % dari beras pecah kulit. Nilai gizi protein beras , dianggap mempunyai nilai gizi yang tinggi diantara protein selulosa lainnya, hal ini disebabkan kandungan lisinnya yang tinggi. Jadi walaupun beras mempunyai kadar protein rendah (8,5) % tetapi nilai biologik proteinnya tinggi (Anonim,1988) Marfologi suatu tanaman dapat menunjukkan atau menggambarkan produktivitasnya, maka dari suatu usaha untuk menciptakan suatu type tanaman yang ideal. Salah satu bukti kerjasama ahli fisiologi dan pemuliaan adalah ditemukan varietas-varietas baru yang bertype tegak dan respon terhadap pemupukan. Pengenalan terhadap organ atau bagian tanaman tidak dapat dipisahkan dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Pertumbuhan menyangkut dimensi waktu dan ukuran, oleh karena itu pola pertumbuhan tanaman dapat digambarkan dalam bentuk kurva dan bentuknya adalah Sigmoid. Dalam pertumbuhan sigmaid terdapat 3 bagian dengan memilki ciri-ciri tersendiri yaitu: 1. Fase pertumbuhan eksponensial 2. Fase pertumbuhan linier 3. Fase terdapatnya penurunan laju pertumbuhan sampai terhenti pertumbuhan dan dikuti dengan senescence Pola pertumbuhan padi terdiri dari dua kelompok yaitu Organ Vegetatiof dan Organ Generatif. III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pendapatan merupakan balas jasa terhadap setiap faktor produksi, analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik faktor produksi. Dua tujuan utama analis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan. Suatu usaha dikatakan sukses, apabila situasi pendapatannya memenuhi syarat-syarat antara lain: 1. Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi, termasuk biaya angkutan dan beaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian tersebut. 2. Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan, termasuk pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana depresiasi modal. 3. Cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah (Soeharjo dan Patong, 1973) Pendapatan petani ada dua yaitu pendapatan total usahatani dan pendapatan tunai usaha tani. Pendapatan total usaha tani merupakan selisih antara penerimaan total dengan beaya total. Pendapatan tunai usaha tani dihitung dari selisih antara penerimaan total dengan beaya tunai 1. Penerimaan Usaha tani Penerimaan usaha tani (Farm Accept) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan semua produk usaha tani (Soekartawi, et al ,1984) Penerimaaan usahatani itu dari semua sumber usahatani meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, nilai penggunaan rumah dan yang dikonsumsi (Hermanto, 1989). Penerimaan usaha atani ada dua yaitu penerimaan total usaha tani dan penerimaan tunai usaha tani. Penerimaan usaha tani didefinisikan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani. Penerimaan usaha tani (Total Farm Revenue) adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani ditambah nilai untuk konsumsi keluarga. 2. Pengeluaran usaha tani Pengeluaran usaha tani terdiri dari pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai, Pengeluaran tunai usaha tani (Farm Payment) didefinisikan sebagai jumlah beaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang dan jasa usaha tani. Pengeluaran tidak tunai usaha tani adalah pengeluaran yang diperhitungkan yaitu sumber daya untuk petani atau keluarga misalnya pengeluaran untuk penyusutan alat, tenaga kerja dalam keluarga dan sewa lahan ( Herbst, 1986) Cara untuk menilai penyusutan suatu barang (Soeharja dan Patong, 1973) Penyusutan = 2W ( n-a+1) n ( n+1) Keterangan: W : Nilai total dikurangi nilai tidak terpakai n : Lama penaksiran a : Tahun pembelian Analisis Imbangan Pengeluaran ( R/C Ratio ) Salah satu ukuran efisiensi pendapatan adalah Return Cost Ratio atau Imbangan penerimaan Nilai R/C menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran satu satuan beaya. Jika nilai R/ C > 1 berarti penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari pada tiap unit beaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Jika R/C < 1 maka tiap unit beaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari penerimaan yang diperoleh . Alat yang digunakan untuk menganalisis Efisiensi usaha tani adalah R/C Ratio atas beaya total dan R/C atau beaya tunai. IV . METODE PENELITIAN. 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Wiroto Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu daerah Pengujian padi sawah Varietas Impari 13. Penelitian dilakukan dalam waktu tiga bulan yaitu mulai 1 Desember 2011 s/d 29 Februari 2012. 4.2 Jenis dan sumber data. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data skundair. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara dengan petani. Data skundair diperoleh dari data Kecamatan dalam angka dan data potensi wilayah Desa Wiroto. 4.3. Metode Pemilihan Responden. Pemilihan responden dilakukan dengan mengambil semua anggota populasi petani peserta Kegiatan Percontohan Padi Benih Unggul Varietas Impari 13 di Desa Wiroto. 4.4. Pengolahan Data dan Analisis Data Pengolaan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu kalkulator. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat kegiatan produksi ditempat penelitian dan berapa hal yang terkait, akan di uraikan secara diskriptif dan bila perlu dengan bantuan gambar guna memperjelas. Analisis kuantitatif dalam penelitian meliputi analisis pendapatan cabang usaha tani, hubungan penerimaan dan pengeluaran (R/C Ratio) A. Analisis Pendapatan Usaha tani Usaha tani adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk menghasilkan output (penerimaan ) dengan input fisik, tenaga kerja dan modal sebagai korbanannya. Penerimaan total adalah nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu . Pengeluaran total usaha tani adalah suatu nilai input yang dikeluarkan dalam proses produksi Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran (Soekartawi, et al, 1986.) Rumus penerimaan total, beaya dan manfaat adalah : TR = PY + QY TC = TCC+TUC R = TR-TC Keterangan: TR = Total Penerimaan Usahatani TC = Total beaya Usahatani PY = Harga Output Q Y = Jumlah Output TFC = Total beaya tetap TV = Total beaya Variabel. Pengeluaran total dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran tetap dan pengeluaran variable. Beaya variable adalah pengeluaran yang tidak digunakan untuk produksi tertentu dan jumlahnya berubah sebanding dengan besarnya produksi seperti beaya pengeluaran tenaga kerja. Beaya tetap adalah pengeluaran yang tidak tergantung kepada besarnya produksi seperti beaya penyusutan alat-alat pertanian dan pajak. Beaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal dipakai, metode yang digunakan adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan diasumsikan tidak laku bila dijual. Rumus yang digunakan adalah : Beaya Penyusutan = Nb-Ns N Keterangan Nb = Nilai pembelian ( Rp ) Ns = Tafsiaran Nilai Sita ( Rp ) N = Jangka Usia Ekonomis ( Tahun) Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lain bila ratio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usahatani. Return and Cost Ratio ( R/C ratio ) merupakan perbandingan antara nilai output dan inputnya atau perbandingan antara penerimaan usaha tani dengan pengeluaran usaha tani, setelah diketahui keuntungannya, kemudian keuntungan dibandingkan dengan menggunakan R/C ratio dengan Rumus: R/C = TR TC Keterangan . TR = Total Penerimaan ( Rp ) TC = Total Beaya ( Rp ) Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani tersebut layak. Sebaliknya jika nilai R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani tersebut tidak layak. Tabel. 2 Perhitungan Pendapatan Usaha tani Uraian Jumlah Fisik Harga satuan ( Rp ) Nilai ( Rp ) Penerimaan 1. Penerimaan tunai 2. Penerimaan tak tunai 3. Total penerimaan 1 2 1+2=3 Beaya Tunai • Pembelian Benih • Pembelian pupuk • Pembelian Pestisida • Tenaga kerja luar keluarga • Pajak Lahan • Sewa Tracktor • Total beaya tunai • • Beaya tidak tunai • Nilai penyusutan alat pertanian • Nilai tenaga kerja dalam keluarga • Sewa lahan Total beaya Pendapatan atas beaya tunai Pendapatan atas beaya total R/C ratio atas beaya tunai R/C ratio atas beaya total 4 5 4+5=6 3-4 3-6 3/4 3/6 Sumber : Hermanto, 1989 V. KEADAAN UMUM DESA WIROTO. Situasi dan Kondisi Wilayah. Desa Wiroto memiliki batas-batas sebagai berikut; Sebelah Barat Desa Meteseh, sebelah Utara Desa Sidomulyo, sebelah Timur Kecamatan Sumber sebelah Selatan Kecamatan Sumber. a. Luas Wilayah ( Ha ) • Sawah • Tegal • Pekarangan • Tambak • Lainnya Jumlah b. Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah KK ( kepala keluarga) Jumlah RT ( Rukun tetangga) Jumlah Kepala Keluarga miskin c. Jumlah Penduduk menurut tingkat Pendidikan. - Buta huruf - Lulus SD - Lulus SLTP - Lulus SLTA - Lulus Akademi/ Perguruan Tinggi d. Jumlah Penduduk menurut Pekerjaan • Petani • Nelayan • PNS • Wira swasta e. Kelompok Tani • Kelompok Tani Rahayu : Ketua Rujito • Kelompok Tani Budi Santoso : Ketua Ngatmin • Kelompok Tani Budi Luhur : Ketua Nyarmin • Ketua Kelompok Tani Makarti : Gunarto 130,000 10,790 13,000 - 16,000 169,790 1.876 930 946 201 12 210 139 276 106 21 12 293 - 8 145 f. Jenis Tanah Jenis tanah Aluvial dengan Topografi datar, pH tanah 6 -7, tinggi tempat 0 - 10 Meter diatas permukaan laut ( DPL ), Struktur tanah ringan , sedang dan berat, untuk struktur tanah yang berat perlu penambahan bahan organik. g. Iklim. Curah hujan rata-rata 1.985 mm / tahun , dengan jumlah hari hujan : 110 hh/tahun , jumlah bulan basah 4 bulan ( 100 mm ) dan bulan kering 7 bulan ( 60 mm ) serta bulan lembab 1 bulan ( 60- 100 mm). VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Pendapatan Usahatani dalam satu hektar. Uraian. 1.Penerimaan Tunai (A) = 8.600 kg x Rp 3.400,- Beaya Tunai 1. Pembelian benih = 45 kg x Rp 8.000,- 2. Pembelian Pupuk • Urea = 200 kg x Rp 1.800,- • Ponska = 250 kg x Rp 2.300,- • SP 36 = 100 kg x Rp 2.000,- • Petroganik = 400 kg x Rp 500,- • KCl = 100 kg x Rp 6.000,- • Pupuk Kandang = 2500 kg x Rp 280,- • Herbisida Pra tumbuh = 17 Liter x Rp 15.000,- • Herbisida Purna tumbuh = 6 Liter x Rp 90.000,- • Fungisida = 4 Liter x Rp 60.000,- • Insektisida = 3 Liter x Rp 37.500,- 3. Tenaga Kerja. • Menanam = 6 Orang x Rp 25.000,- • Memupuk = 6 Orang x Rp 45.000,- • Menyiang = 10 Orang x Rp 25.000,- • Menyemprot = 6 Orang x Rp 45.000,- • Panen = 25 Orang x Rp 45.000,- • Biaya Angkut = 1 x Rp 150.000,- • Pajak = Total beaya tunai ( B ) Beaya tidak tunai • Tenaga kerja keluarga = 55 Orang x Rp10.000,- • Sewa lahan • Total beaya tidak tunai ( C ) • Total beaya(B+C) =D • Pendapatan atas beaya tunai = A-B • Pendapatan atas beaya total = A-D • R/C ratio atas beaya tunai A/B = • R/C ratio atas beaya total A/D = Rp 29.240.000,- Rp 360.000,- Rp 260.000,- Rp 575.000,- Rp 200.000,- Rp 200.000,- Rp 600.000,- Rp 700.000,- Rp 255.000,- Rp 540.000,- Rp 240.000,- Rp 112.000,- Rp 150.000,- Rp 270.000,- Rp 250.000,- Rp 270.000,- Rp 125.000,- Rp 1.125.000,- Rp 150.000,- Rp 150.000,- Rp 13.064.000,- Rp 550.000,- Rp 4.000.000,- Rp 4.550.000,- Rp 17.614.000,- Rp 16.176.000,- Rp 11.626.000,- 2,23 1,66 Berdasarkan hasil diatas bahwa kegiatan Percontohan Padi Unggul Varietas Inpari 13 Desa Wiroto Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang memberikan pendapatan atas beaya tunai sebasar Rp 16.176.000,-/Ha dan Pendapatan atas beaya total Rp 11.626.000,-/ Ha. R/C ratio atas beaya tunai 2,23 artinya setiap Rp 1,- beaya tunai yang dikeluarkan petani untuk menanam padi sawah, maka akan memperoleh tambahan penerimaan Rp 2,23,- R/C ratio atas beaya total 1,66 Artinya setiap Rp 1,- beaya total yang dikeluarkan petani untuk menanam padi sawah, maka akan memperoleh tambahan penerimaan Rp1,66,- VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan . Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kegiatan usahatani Percontohan Padi Varietas Inpari 13 di Desa Wiroto Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut : Usahatani kegiatan Percontohan Padi Varietas Inpari 13 yang dilaksanakan didesa tersebut memberikan keuntungan, karena R/C ratio atas beaya tunai 2,23 dan R/C ratio atas beaya total diperoleh nilai 1,66. Hal ini berarti kegiatan usahatani Percontohan Padi Varietas Inpari 13 di Desa Wiroto cukup baik, dan selanjutnya varietas padi tersebut dapat dikembangkan didesa tersebut. B. Saran. • Petani di Desa Wiroto sebaiknya melaksanakan kegiatan usahatani padi dengan mengembangkan atau menanam padi Varietas unggul Inpari 13, hal ini agar supaya produksi dan pendapatan petani di desa tersebut meningkat. • Peran serta Kelompok Tani, Penyuluh Pertanian dan Dinas/ Instansi terkait mutlak diperlukan guna lebih mendukung terhadap keberhasilan program pengembangan varietas padi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007. Badan Litbang PertanianPetunjuk Teknis Lapang, Pengelolaan Tanaman terapdu (PTT) Padi sawah irigasi, Badan Penelitrian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta …………., 2011. Deskripsi Varietas Padi (Edisi Revisi ) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi . Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sembiring, H, 2008. Kebijakan Penelitian dan rangkuman hasil Penelitian Balai Benih Padi dalam mendukung pengkatan produksi beras nasional. Prosding Seminar dan hasil apresiasi hasil penelitian padi menunjang P2BN , Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.

Jumat, 08 Maret 2013

TEKNIK PEMBUATAN SIRUP ASAM JAWA SEBAGAI MINUMAN PENYEGAR

Sirup asam jawa adalah merupakan produk olahan dari pasca panen hasil tanaman hortikultura khususnya tanaman asam yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan tingkat kesejahteraan petani. Sirup asam jawa merupakan salah satu proses diversifikasi bertingkat dari komoditas hortikultura khususnya tanaman asam. Selain dapat digunakan sebagai bumbu masak khususnya sayur asam, asam ini dapat pula dijadikan sebagai bahan pembuat jamu tradisonal maupun dijadikan bentuk produk lainnya Beberapa manfaat dari Sirup asam jawa antara lain: • Dapat menghilangkan rasa dahaga, yaitu dapat dihidangkan dengan menambah air masak baik panas, hangat, maupun air dingin sesuai dengan selera yang kita inginkan • Memberikan kesegaran tubuh, yaitu dapat menyegarkan badan yang lelah atau letih sehabis kita bekerja berat , sehabis olah raga maupun bepergian. • Dapat menambah kesehatan tubuh karena banyak mengandung Vitamin C yang sangat dibutuhkan oleh kesehatan tubuh, dapat pula dijadikan sebagai obat sariawan akibat kekurangan vitamin C. CARA PEMBUATAN SIRUP ASAM JAWA Bahan-bahan dan alat-alatnya antara lain; Bahan-bahannya; Asam jawa 0.5 kg, gula pasir 3 kg, air masak secukupnya Alat-alatnya; Saringan, Wajan, panci, kompor, timbangan, saringan, pengaduk, botol sirup. Langkah kerja, 1. Pertama tama timbanglah asam jawa yang masak sebanyak 0,5 kg 2. Masukkan kedalam baskom dan tambahkan air bersih sebanyak 3 liter 3. Hancurkan dan remas-remas asam jawa hingga bijinya terkelupas dari daging buahnya. 4. Saringlah untuk memisahkan air asam jawa dengan biji benda lain yang tidak dipakai 5. Lakukan penyaringan hingga dua kali 6. Campurkanlah hasil penyaringan I dan II, tambahkan gula pasir 3 kg dan panaskan dengan kompor sambil diaduk -aduk agar larutam merata 7. Setelah mendidih angkatlahpanci dari kompor dan dinginkan. 8. Masukkan sirup asam yang sudah jadi kedalam botol sirup yang telah dipersiapkan dan simpanlah pada suhu kamar 9. Hidangkanlah sirup asam jawa yang sudah jadi tersebut dengan menambahkan air masak, bisa dihidangkan dalam minuman panas maupun dingin sesuai dengan selera kita. Adapun Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sirup asam jawa adalah sebagai berikut: • Pilihlah asam jawa yang benar –benar masak, karena akan sangat mempengaruhi kualitas dari sirup yang akan dibuat • Penggunaaan api kompor janganlah terlalu besar atau terlalau panas sehingga larutan sirup yang diperoleh kualitasnya baik dan menarik • Dalam memanaskan larutan asam jawa harus selalu diaduk terus menerus hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penggumpalan dibagian bawah panci sehingga hasilnya baikdan memuaskan. Demikian teknik dan cara Pembuatan Sirup asam jawa secara sederhana semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkannya.(mnr)

Kamis, 07 Maret 2013

TEKNIK DAN CARA PEMBUATAN BANDENG PRESTO

Ikan Bandeng merupakan hasil dari perikanan tambak, pada saat panen raya jumlahnya cukup melimpah dan harganya biasanya relatif lebih murah apabila dijual masih dalam bentuk ikan bandeng tanpa diolah terlebih dahulu, namun apabila ikan bandeng dijual dalam bentuk olahan misalnya dalam bentuk Bandeng Presto harganya relative lebih tinggi,dan umumnya bandeng yang dibuat presto dapat bertahan lama sehingga bisa untuk dijual keluar daerah. 1. Permasalahan. a. Ikan Bandeng pada saat panen raya jumlahnya cukup melimpah dan harganya relatih murah sehingga kurang menguntungkan petani tambak b. Ikan Bandeng harganya akan lebih tinggi apabila dibikin menjadi olahan lain seperti bandeng presto c. Untuk Pembuatan Bandeng Presto Petani pada umumnya belum menguasai teknik dan caranya, 2. Pemecahan masalah. Pembuatan Bandeng Presto pada dasarnya mudah dilakukan oleh petani khususnya para ibu-ibu, Teknik dan caranya hampir sama dengan proses pembuatan masakan lainnya yaitu memerlukan bahan-bahan dan peralatan sebagai berikut : Bahan : • 2 kg bandeng (kira-kira isi 6 ekor) • 1 butir ragi tapai, haluskan • 3 sdm garam • 2 sdm air asam Jawa • 10 lembar daun salam • 10 cm lengkuas, iris, memarkan • 5 btg serai, memarkan • 2 liter air • daun bambu/daun pisang Bumbu, haluskan : • 15 butir bawang merah • 15 siung bawang putih • 10 cm jahe • 6 cm kunyit • 15 btr kemiri, sangrai • 1 sdm ketumbar, sangrai • 1/2 sdm garam Cara Membuat Bandeng Presto : 1. Buang insang dan isi perut bandeng. Cuci bersih, tiriskan. 2. Campur ragi dan garam, lumurkan pada bandeng. Diamkan kira-kira 2 Pukul. Cuci di air mengalir. Tiriskan kembali. 3. Lumuri bandeng dengan bumbu halus hingga rata. Alasi masing-masing bandeng dengan daun bambu, kalau tidak ada gunakan lembaran daun pisang. 4. Tuang 1 liter air dalam panci presto. Beri daun salam, lengkuas, dan serai. Letakkan klakat di atasnya (air tidak boleh lebih tinggi dari klakat) 5. Taruh bandeng yang telah dilumuri bumbu di atas klakat. Atur rapi searah disetiap lapis. Lapis berikutnya melintang. Tutup panci rapat. Masak hingga panci berdesis. Masak selama 30 menit. Matikan api. 6. Biarkan panci dingin, buka tutupnya, tuangi lagi air perlahan melalui sisi-sisi panci, lagi, jangan sampai air melebihi klakat. Masak kembali selama 30 menit sejak panci berdesis. Dinginkan panci. Buka tutupnya, angkat bandeng. Tiriskan. Bandeng siap digoreng. 7. Kocok lepas 1 butir telur, potong bandeng serasi, celupkan pada telur, goreng di minyak panas. Sajikan dengan sambal bajak. Tips Bandeng Presto : • Bagi yang menginginkan bandengnya agak kuning, boleh ditambahkan kunyitnya. • Gunakan pisau yang tajam dan tipis untuk mengiris bandeng presto agar potongan halus dan tidak remuk. • Bagi yang menginginkan hasil bandeng prestonya lebih garing, gunakan tepung bumbu untuk menggorengnya. Demikian Teknik dan cara pembuatan Bandeng Presto secara sederhana, semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat atau petani yang memerlukannya. (mnr)

Jumat, 01 Maret 2013

TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN LADA DENGAN STEK SATU RUAS

Tanaman Lada (Peper negrum L) berasal dari daerah India, di Indonesia jenis tanaman in sudah tidak asing lagi, hampir diseluruh kepulauan nusantara terdapat tanaman ini. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari tanaman lada ini banyak sekali, sebagaian besar penduduk di Indonesia sampai sekarang masih mempergunakan lada ini sebagai bumbu masakan, untuk keperluan bahan obat-obatan maupun bahan kosmetika. Syarat tumbuh tanaman ini menghendaki tanah yang subur, gembur, draenase dan aerase baik, curah hujan yang sesuai untuk jenis tanaman ini antara 2000-2500 mm tiap tahun. Pada ketinggian tanah 600 meter dari permukaan laut (DPL) tanaman ini masih dapat berkembang dengan baik. Perkembang biakan tanaman lada ini dapat dilakukan dengan menggunakan biji maupun stek, tetapi yang lazim dilakukan adalah dengan menggunakan stek, karena dengan cara ini tanaman akan cerpat berbuah diperoleh tanaman yang seragam, adapun yang paling utama adalah diperoleh sifat keturunan dari induknya yang masih dalam keadaan utuh. Pembuatan stek lada dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan stek panjang dan stek pendek. Stek panjang yaitu dengan menggunakan tujuh ruas, sedangkan untuk stek pendek cukup dengan satu ruas saja. Keuntungan pemakaian stek satu ruas ini adalah bahwa kebutuhan bahan yang digunakan untuk tanaman relative lebih sedikit, dibandingkan dengan menggunakan stek panjang, dengan kata lain menghemat bahan tanaman untuk stek. Resiko kematian pada stek satu ruas ini apabila ditanaman lebih kecil, karena bibit asal stek satu ruas umumnya sudah siap untuk dipindahlkan, akan tetapi pemakaian stek satu ruas inipun ada pula kelemahannya yaitu pembuatan steknya harus disemaikan terlebih dahulu dan baru bisa ditanaman setelah stek berumur 4-5 bulan di pesemaian. Pada umur ini keadaan tanaman telah bertdaun sebanyak 4-5 helai dan tingginya telah mencapai 30-40 cm. PEMILIHAN BAHAN TANAMAN UNTUK STEK Stek diambil dari bahan tanaman yang berasal dari batang atau sulur, pengambilan sulur/cabang yang benar akan diperoleh hasil yang baik. Sulur tanaman lada dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: a. Sulur panjat. Sulur panjat ini ditandai dengan adanya akar lekat yang ada pada ruas-ruasnya, ini merupakan ciri khusus dari pada sulur panjat. Akar lekat ini berfunbgsi untuk memanjat pada lanjarannya. Ciri lain pada sulur panjat ini adalah mempunyai tingkat pertumbuhan yang cepat. b. Sulur buah Pertumbuhan sulur buah ini mendatar, sulur ini tidak mempunyai akar lekat pada ruas-ruasnya, sulur ini kan memproduksi buah. c. Sulur gantung. Sulur gantung merupakan cabang yang tumbuh menggelantung kearah bawah, sulur ini tidak baik untuk menghasilkan buah maupun untuk stek. Apabila sulur ini dibiarkan akan tumbuh terus dan apabila tanpa dipangkas akan mengganggu pertumbuhan sulur buah. d. Sulur tanah Cabang yang tumbuh dari batang menjalar dipermukaan tanah disebut sulur tanah, sulur ini serbaiknya dipangkas saja, karena tidak dapat memberikan hasil yang baik. Dari keempat sulur tersebut yang paling baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah sulur panjat, sebab disamping cepat pertumbuhannya, sulur ini adalah tumbuh memanjat pada tajarnya. Walaupun sulur buah dapat dipergunakan untuk bahan stek, akan tetapi sulur ini pertumbuhannya lebih lambat dan lebih awal mengeluarkan bunga, kendati keadaan batangnya belum mampu atau belum siap untuk berproduksi. Biasanya jumlah produksi yang dihasilkan oleh sulur panjat ini lebih tinggi dari pada sulur jenis lainnya. MENENTUKAN BAHAN STEK. Bahan stek diperoleh dari kebun induk yang terawat baik, bebas dari hama dan penyakit, berasal dari tanaman yang telah berumur 3-4 tahun, dapat juga diambil dari kebun khusus perbanyakan. Sebaiknya stek diperoleh dari induk yang jelas varietasnya, apabila tidak bisa memperoleh varietas unggul, dapat mempergunakan variertas yang sudah beradaptasi dengan daerah setempat. Sulur dalam keadaan sehat, subur dan sudah setengah mengkayu (berkayu), memilki mata tidur pada ketiak daun. CARA PEMBUATAN PESEMAIAN STEK SATU RUAS. Pembuatan stek satu ruas bisa dilakukan pada bedengan maupun polybag. Apabila menggunakan polybag, tanah agar dicampur dengan pupuk kandang. Perbandingan 1/3 bagian tanah, 1/3 bagian pupuk kandang dan 1/3 bagian pasir. Tujuan dari pada pemberian pasir dimaksud agar supaya media tanam menjadi ringan, sehingga akar tanaman mudah menembus tanah dan tumbuh subur. Pesemaian pada bedengan, ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan stek yang kita perlukan. Jumlah pemberian pupuk kandang pada bedengan sebanyak 1-2 kg setiap meter persegi, adapun fungsi pupuk kandang ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi remah. Setelah bedengan atau polybag siap ditanami, bibit berupa bahan tanaman untuk stek dipatong sepanjang 1 (satu ) ruas, pemotongan kurang lebih 1 cm diatas ruas. Stek ini mempunyai 1 helai daun dan diupayakan agar setiap stek mempunyai 1 helai daun, hal ini untuk membantu proses photo synthesis. Kedalaman penanaman stek sepanjang ruas stek tersebut, sehingga stek masih kelihatan 1 cm diatas ruas dari permukaan tanah. Sebelum ditanam stek tersebut sebaiknya dicelupkan terlebih dahulu kedalam larutan ZPT (zat perangsang tumbuh) dengan konsentrasi 10 %, apabila menggunakan Rotone f agar dibuat pasta terlebih dahulu. Pada waktu penanaman tanah harus dalam keadaan basah, sebab untuk memudahkan penanaman stek. Adapun penanaman dengan bedengan jarak tanaman yang digunakan 5-10 cm, sedangkan penanaman dengan menggunakan polybag dapat diatur sesuai dengan situasi dan kondisiatau keinginan kita. Intensitas sinar matahari dalam bedengan diusahakan 50 %, sedangkan bila menggunakan polybag, stek lada sebaiknya disungkup dengan plastik yang tembus pandang (transparan), umunya lama penyungkupan berkisar antara 2-3 minggu hal ini untuk merangsang pertumbuhan tunas. PEMELIHARAAN PESEMAIAN STEK Untuk menjaga kelembaban dan memenuhi kebutuhan air, maka pesemaian perlu dilakukan penyiraman. Pada tanah yang normal penyiraman dilakukan 1 kali sehari, sedangkan untuk tanah yang porositasnya tinggi dapat disiram dua kali dalam sehari atau disesuaikan situasi dan kondisi. Pemeliharaan selanjunnya yaitu menyiangi gulma atau rumput-rumputan yang tumbuh disela-sela stek. Selanjtnya pemindahan stek kelapangan atau ke kebun permanen dilakukan setelah stek berumur 4-5 bulan, dimana stek telah berdaun kira-kira 4-5 helai dan tingginya telah mencapai 30 -40 cm Demikian teknik perbanyakan tanaman lada dengan menggunakan stek satu ruas semoga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. (mnr)