Minggu, 24 Februari 2013

Cara Membuat Pupuk Organik Cair




Sampah rumah tangga terutama bahan bahan organic atau yang berasal dari makhluk hidup terutama jenis tumbuh tumbuhan yang sudah tidak digunakan lagi apabila tidak langsung dibuang maka akan banyak menyebabkan banyak sekali sumber penyakit bagi kehidupan masyarakat.

Maka dari itu pengolahan sampah rumah tangga harus diprioritaskan kususnya untuk sampah organic agar dapat mempunyai nilai tambah dalam penggunaanya. Salah satu cara untuk memberikan niali tambah dalam penggunaan sampah orgaik adalah dengan membuatnya menjadi pupuk organik cair. Pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.


Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran.Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cairfoliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, danbiologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitasproduk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif penggantipupuk kandang (Sarjana Parman, 2007). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaatdiantaranya adalah (Nur Fitri, Erlina Ambarwati, dan Nasih Widya, 2007) : 

1) dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara. 

2) dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit. 
3) merangsang pertumbuhan cabang produksi. 

4) meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta 

5) mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah. 

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan (Abdul Rahmi Dan Jumiati,2007).
 

b. Pembuatan Pupuk Cair 
Pupuk cair adalah pupuk yang berbentuk cairan, dibuat dengan cara melarutkan kotoran ternak, daun jenis kacang-kacang dan rumput jenis tertentu ke dalam air. Pupuk cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman.
Unsur-unsur hara itu terdiri dari: Unsur Nitrogen (N), untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun. Unsur Fosfor (P), untuk merangsang pertumbuhan akar buah, dan biji. Unsur Kalium (K), untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Pupuk cair ini memiliki keistimewaan yaitu pupuk ini dibanding dengan pupuk alam yang lain (pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos) lebih cepat diserap tanaman.
 


       Berikut akan diuraikan alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik cair:
1. Alat – Alat:

a. Drum/ember atau wadah lain untuk membuat pupuk cair.
Bila menggunakan drum akan memperoleh pupuk cair sebanyak 100 liter.
Pupuk dari bahan daun-daunan, dapat memupuk tanaman di lahan seluas 100 m2.
Pupuk dari bahan kotoran hewan, dapat memupuk tanaman di lahan seluas 200 m2.

b. Karung beras/goni/plastik/nila, atau lainnya sebagai tempat bahan pupuk cair. Sehingga
air dapat meresap ke dalam pori-pori karung tersebut dan bahan dalam karung tidak bisa
keluar.

c. Penutup drum/plastik hitam atau tutup lain,
supaya sinar matahari maupun air hujan tidak dapat masuk ke dalam drum/wadah.

d. Tali pengikat
untuk mengikat ujung karung sehingga bahan dalam karung tidak bisa keluar.

e. Batu untuk pembera


Cara Pembuatan
Tempat yang dekat dengan sumber air dan tidak terkena panas sinar matahari serta hujan
sangat baik untuk membuat pupuk cair.

1. Isi karung dengan daun-daunan (yang telah dicincang halus) atau kotoran ternak yang
masih segar (kira-kira ¾ karung) lalu ikat karungnya.

2.Masukan karung berisi dedaunan dan kotoran tersebut ke dalam drum kosong / ember,
kemudian diisi air. Perbandingan antara air dengan berat isi karung adalah 2 liter air
untuk 1 kg berat isi karung.


3. Letakkan batu yang cukup berat di atas karung, sehingga karung tersebut dapat
tenggelam. Drum dijaga selalu tertutup, agar tidak ada unsur hara yang hilang akibat
penguapan.
Karung diangkat dari dalam drum setelah kira-kira 2-3 minggu (bila menggunakan
daun muda bisa 3 malam). Larutan dalam drum itulah yang disebut dengan pupuk cair. Ampasnya yang di dalam karung dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.


Cara Penggunaan pupuk organik cair dijelaskan sebagai berikut:

Pengenceran : Agar tidak terlalu kental, pupuk cair perlu dicampur dengan air. Bila
bahannya berasal dari daun, perbandingan adalah 1 bagian pupuk cair dan 3 bagian air. Bila
bahannya berasal dari kotoran ternak, perbandingannya adalah 1 bagian pupuk cair dan 4-6
bagian air.

Penyiraman : Siram tanaman yang akan di pupuk 2-3 minggu setelah berkecambah, dan
pemupukan dilakukan setiap 3 minggu




Jumat, 22 Februari 2013

TELUR KOMODITAS MULTIGUNA, BAGAIMANA TEKNIK DAN CARA PENGAWETANNYA

Telur merupakan komodidas hasil peternakan yang multiguna, banyak digunakan dalam berbagai keperluan diantaranya sebagai konsumsi atau lauk pauk, sebagai bahan industri pembuatan roti dan kue, sebagai bahan industri kosmetika atau alat kecantikan, sebagai bahan untuk perekat kaca. Adapun yang terpenting dari itu semua adalah sebagai penerus keturunan atau perkembang biakan lebih lanjut. Pada dasarnya sebuah telur yang telah dibuahi terdiri atas sel yang hidup yang dikelilingi oleh kuning telur sebagai cadangan makanan, selanjutnya kedua komponen tadi dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air yang relative tinggi dan selanjutnya kesemuanya itu dibungkus oleh kulit telur atau cangkang. Telur banyak sekali jenisnya diantaranya telur ayam, telur itik, telur puyuh, telur penyu, telur kura- kura, telur buaya dan banyak lagi jenisnya. Pada umumnya telur terdiri dari tiga bagian pokok yaitu pertama, bagian kulit atau cangkang sebanyak : 11 %, kedua, bagian putih telur sebanyak : 57 % dan ketiga, bagian kuning telur sebanyak 32 %. Telur merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi yaitu mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti asam amino yang kompleks dan seimbang, vitamin serta mempunyai daya cerna yang tinggi. Komposisi kimia telur terdiri dari berbagai macam komponen diantaranya ; Air sebanyak : 74 %, Protein : 12,8 %, Lemak: 11,5 % serta komponen lainnya sebesar : 1,7 % . Warna kuning pada telur sebenarnya bukan disebabkan oleh adanya karoten atau pro vitamin A, akan tetapi oleh adanya Xanthophil dan BethaLutein. Cara sortasi dan pengawetan telur. Sortasi adalah suatu cara atau langkah langkah yang dilakukan agar diperoleh suatu hasil yang baik sesuai dengan keinginan kita. Sedangkan pengawetan telur pada dasarnya adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penguapan, mencegah hilangnya CO2 ( Karbon dioksida ) dalam telur, mencegah kerja enzim didalam telur serta mencegah masuknya mikro organisme dari luar telur melalui kulit telur. Dengan adanya perlakukan tersebut diharapkan mutu telur dapat dipertahankan dalam waktu yang relative lama dengan kualitas yang tetap baik. Cara mensortIr telur Agar kita dapat memperoleh telur yang berkualitas baik, maka perlu adanya sortasi atau pemilihan telur dengan cermat caranya sebagi berikut : 1. Dengan cara diamati langsung, yaitu telur dikocok, apabila berbunyi dan koclak bertanda telur sudah rusak. 2. Dengan Candling, caranya dengan jalan meneropong atau menerawang dengan sinar, bila telur masih baik kelihatan terang sebaliknya bila gelap bertanda telur jelek atau sudah rusak. 3. Dengan cara perendaman dengan air bersih, apabila telur tenggelam bertanda telur masih baik , sebaliknya apabila telur terapung berarti telur sudah rusak. Cara Pengawetan telur Cara pengawetan telur banyak sekali ragamnya diantaranya: 1. Dengan cara pencelupan kedalam minyak kelapa, caranya pertama minyak dipanaskan dahulu sampai mendidih, setelah itu didinginkan. Telur dibersihkan dengan lap terlebih dahulu lalu rendamlah dalam minyak yang telah dingin tadi beberapa saat. Setelah itu telur ditiriskan pada rak-rak. Dengan cara ini telur dapat bertahan kurang lebih 1-2 bulan. 2. Disimpan dalam suasana CO2 (Carbon dioksida) telur dapat bertahan selama 5-6 bulan, tetapi perlakukan ini jarang diterapkan karena biayanya relative mahal. 3. Disimpan dalam Frezer dengan suhu 0-2 Derajat Celcius, telur dapat bertahan selama 6 bulan, sedangkan pada suhu 5-10 derajat celcius dapat bertahan hanya 1-2 bulan saja. 4. Pengawetan dengan (NaCl) atau garam dapur, caranya telur direndam dalam larutan garam dapur dengan konsentrasi 25-40 % selama 2-3 minggu, selanjutnya telur ditiriskan dan disimpan dalam rak-rak , dengan cara ini telur dapat bertahan selama 1 – 2 bulan. 5. Perendaman dengan Ca(OH)2 atau air kapur. Caranya 1 Kg CaCO3 (kapur tohor), 15 liter air, 100 gram garam dapur diaduk-aduk sampai rata, lalu biarkan sampai sampai terpisah antara air dan endapan kapur, kemudian ambillah bagian airnya yang jernih saja lalu masukkan telur kedalam larutan tersebut. Perendaman dilakukan selama 21 hari, selanjutnya diangkat dan ditiriskan, dengan cara ini telur dapat bertahan selama 3-4 bulan. 6. Dibuat telur asin. Caranya dengan abu gosok dicampur dengan garam dapur perbandingan 2 : 1, tambahkan air sedikit sehingga terbentuk adonan pekat, telur dibersihkan dan diamplas terlebih dahulu agar pori-pori kulit telur tidak tertutup , setelah itu baru dibalut dengan adonan tadi, simpanlah selama 12 hari. Setelah itu dicuci dan ditiriskan. Selanjutnya dapat pula dimasak dengan cara dikukus sampai matang dan siap untuk dikonsumsi. Demikian sekelumit teknik pengawetan telur semoga bermanfaat bagi yang memerlukannya. Selamat mencoba semoga sukses.(mnr)