Senin, 01 April 2013
TEKNOLOGI PEMBUATAN GULA SEMUT KRISTAL DARI NIRA KELAPA
Gula merah yang beredar di beberapa daerah di Indonesia masih bervariasi, baik jenis produk, warna, ukuran maupun mutunya. Teknis pembuatan gula merah biasanya diperoleh para perajin gula kelapa secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga mutu produk yang dihasilkan masih relative rendah. Dalam rangka diversifikasi produk hasil kelapa telah dikembangkan gula kristal semut Gula kristal semut adalah merupakan modifikasi dari produk gula merah dengan tingkat kekeringan yang lebih tinggi sehingga mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan dengan gula merah pada umumnya. Pada prinsipnya proses pembuatan gula kristal semut hampir sama dengan pembuatan gula merah, hanya pada tahap akhir ada sedikit perbedaan yaitu dengan penambahan proses pembuatan serbuk. Prinsip pembuatan gula merah adalah menguapkan nira kelapa sampai mencapai kekentalan tertentu dan kemudian dicetak dan peralatanya pun cukup sederhana, sedangkan dalam proses pembuatan gula semut digunakan peralatan tambahan berupsa garpu kayu untuk membentuk serbuk dan alat penghancur butiran yang terbuat dari kayu untuk memperkecil ukuran serbuk yang dihasilkan. Langkah kerja . 1. Persiapan nira kelapa Proses pembuatan gula merah diawali dengan tahap persiapan bahan dan pembersihan nira yang akan diolah, pembershan nira dilakukan dengan cara memisahkan kotoran yang berupa berupa manggar, bangkai serangga dengan menggunakan alat penyaring . 2. Pemasakan nira kelapa. Setelah dilakukan penyaringan nira, kemudian nira tersebut dituangkan dalam wajan besar atau bejana yang khusus memasak gula, selanjutnya nira dipanaskan dengan menggunakan api dari kayu bakar dengan suhu anatara 120-130 derajat celcius. Adapun untuk memperoleh warna gula yang cerah perlu ditambahkan Natrium metabisulfat 0,1 persen pada saat pemasakan nira, selama pengupan maka perlu dilakukan pengadukan sehingga panasnya dapat merata. Untuk menguji apakah gula sudah masak yaitu dilakukan dengan cara dipegang dengan tangan, apabila tidak lengket maka berarti gula sudah masak dan siap untuk dicetak. Perlu diketahui apabila cara memasak apinya terlalu besar dan waktunya terlalu lama, maka gula akan berwarna gelap dan keras, sebailknya apabila terlalu singkat gula akan lembek dan kuarng baik. 3. Pencetakan. Stelah gula masak dan siap dicetak, maka gula diangkat dari wajan dan dingingkan sambil diaduk-aduk selama prose pencetakan dan sedikit demi sedikit gula dicetak dengan cetakan yang telah disipakkan. Apabila tidak sambil diaduk aduk maka gula akan mengental. 4. Pembuatan gula semut. Pembuatn gula semut sebenarnya merupakan diversifikasi produk gula merah yang berbentuk serbuk. Pada proses pembuatan gula semut setelah selesai penguapan atau pemasakan, maka adonan perlu didiamkan dulu selama 15 menit, kemudian dilakukan tahap pembentukan serbuk. Penguapan nira dilakukan lebih lama dibandingkan dengan proses pembuatan gula merah cetak, hal ini dimaksudkan agar tingkat kekeringannya lebih tinggi sehingga dapat membentuk serbuk. Pembuatan serbuk gula semut dilakukan dengan pengadukan memakai alat berbentuk garpu yang terbuat dari kayu. mula mula dilakukan pengadukan secara perlahan-lahan dan setelah mulai membentuk serbuk pengadukan dipercepat, sehingga akan dihasilkan serbuk gula semut. Adapun tahapan terakhir dalam proses pembuatan gula semut adalah pengayakan serbuk gula, hal ini adalah untuk memperoleh keseragam ukuran serbuk maka perlu digunakan ayakan dengan ukuran 20 mash 4. Pengemasan. Proses terakhir dari pembuatan gula semut adalah pengemasan. pengemasan yang baik adalah dengan menggunakan plastic yang tahan panas dan kedap air serta tidak mudah rusak, adapun ukuran kemasan disesuikan dengan keadaan dan permintaan pasar. Demikian teknik dan cara pembuatan gula semut semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar