Kamis, 04 April 2013
TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (HDB) PADA TANAMAN PADI
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit yang banyak tersebar diberbagai ekosistem padi dinegara-negara penghasil padi, termasuk di Indonesia penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo). Pathogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen. Penyebab penyakit (pathogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lubang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis Gejala penyakit a. Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. Pada tanaman dewasa menimbulkan gejala hawar (bligt). Gejala dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan lama kelamaan daun menajdi kering. b. Bila serangan terjadi saat berbunga proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna dan menyebankan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa. pada kondisi seperti ini kehilangan hasil dapat mencapai 50-70 %. Penyakit hawar daun bakteri sering timbul terutama pada saat musim hujan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh adalah kelembaban yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan tidak memupuk tanaman dengan Nitroigen secara berlebihan, dan gunakan pupuk Kalium dan tidak menggenangi tanaman secara terus menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang (intermiten) Pengendalian Penyakit 1. Teknik Budidaya. Untuk menekan perkembangan penyakit hawar daun bakteri disarankan dengan pengendalian secara terpadu yang mencakup, cara budidaya dengan perlakukan bibit secara baik, jarak tanam tidak terlalu rapat, pengairan secara berselang (intermiten) . Pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan varietas tahan. Bakteri penyebab penyakit hawar daun, bakteeri menginfeksi tanaman melalui luka dan lubang alami. Oleh karena itu memotong bibit sebelum ditanam sangat tidak dianjurkan, karena akan memeprmudah terjadinya infeksi oleh bakteri pathogen 2. Vareitas tahan . Pengendalian penyakit hawar daun bakteri yang selama ini diangggap paling efektif adalah dengan varietas tahan. Namun teknologi ini diahambat oleh adanya kemampuan bakteri pathogen membentuk patotipe (Strain) baru yang lebih virulen yang menyebabkan ketahanan varietas tidak mampu bertahan lama. Adanya kemampuan pathogen bakteri Xoo membentuk patotipe baru yang lebih virulen juga menyebabkan pergeseran dominasi patotipe patogen ini terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan varietas tahan disuatu saat, tetapi rentan disaat yang lain. Dan tahan disuatu wilayah tetapi rentan di wilayah lain. Peta penyebaran patotipe dapat digunakan sebagai dasar penentuan penanaman suatu varietas disuatu wilayah berdasarkan kesesuaian sifat tahan varietas terhadap pathogen yang ada diwilayah tersebut. Mengingat tahan terhadap strain tertentu bisa jadi tidak tahan (rentan ) terhadap strain yang lain. Demikian teknik dan cara pengendalian penyakit hawar daun bakteri secara sederhana semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. (mnr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar