Sabtu, 06 April 2013
EMBUNG MERUPAKAN SUMBER KEHIDUPAN BAGI LAHAN PERTANIAN TADAH HUJAN DIMUSIM KEMARAU
Embung adalah merupakan tendon air atau waduk berukuran kecil pada lokasi pertanian yang bertujuan untuk menampung kelebihan air hujan dimusim penghujan dan pemanfaatannya pada musim kemarau untuk berbagai keperluan baik di bidang pertanian maupun kepentingan masyarakat banyak Teknik pembuatan embung meliputi penentuan tekstur tanah, kemiringan lahan, bentuk, ukuran penggalian tanah, kelapisan tanah, kelapisan plastik, penembokan dan pelapisan kapur. Pembentukan embung pada dasaranya adalah untuk mengairi lahan pertanian terutama pada musim kemarau, manfaat lain dari embung adalah dibidang perikanan yang bisa dijadikan untuk kolam pemeliharaan ikan dan sebagai persediaan minuman ternak maupun untuk keperluan rumah tangga. I. PENDAHULUAN Di Indonesia terdapat dua wilayah agraris yang sangat menonjol, yaitu daerah pertanian dengan ketersediaan air irigasi yang cukup melimpah dan daerah pertanian yang hanya mengharapkan air hujan dari langit yang disebut sawah tadah hujan. Dengan pesatnya pembangunan diberbagai sektor maka memberikan konsekwensi bahwa lahan irigasi semakin lama semakin berkurang dan bahkan banyak berubah fungsi menjadi kawasan industri dan pemukiman. Lahapertanian semacam ini adalah merupakan lahan potensial untuk pertanian yang dapat menghasilkan pangan untuk kehidupan manusia. Untuk itu guna mengganti lahan tersebut maka diperlukan adanya penambahan lahan pertanian baru, pada umumnya untuk lahanpertanian yang baru yang bisa mengganti keadaan seperti ini dalah lahan sawah tadah hujan. Lahan tadah hujan sebenarnya potensial untuk menghasilkan padi, akan tetapi kendalanya adalah adanya factor pembatas yang berupa air, dimana pada musim kemarau petani sangat kesulitan air karena cadangan air terlalu minim, sehingga menyebabkan rendahnya produksi pertanian dan bahkan kadang kala tidak menghasilkan sama sekali karena kekeringan. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan membangun jaringan irigasi pada lahan tadah hujan memerlukan biaya yang sangat besar, karena itu perlu diatasi dengan teknologi yang lebih murah dan terjangkau yaitu dengan Teknologi pembuatan Embung II. PENGERTIAN EMBUNG Kata embung menurut beberapa orang berasal dari bahasa Nusa Tenggara Timur yang secara keseluruhan dapat diartikan suatu tandon air atau waduk kecil dilahan pertanian yang bertujuan untuk menampung kelebihan air hujan dan menggunakannya pada saat musim kemarau untuk berbagai keperluan baik dibidang pertanian maupun rumah tangga. III. TEKNIK PEMBUATAN EMBUNG. Teknik pembuatan embung sebenarnya boleh dikatakan sangat sederhana, hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : A. Penentuan Lokasi 1. Tekstur Tanah. • Embung sebaiknya dibuat dilahan dengan tanah bertekstur liat, lempung, liat berlempung dan lempung liat berdebu, agar fungsinya sebagai penampung air dapat terpenuhi. • Pada tanah berpasir yang poreus tidak dianjurkan untuk pembuatan embung karena air akan cepatmeresap kedalam tanah dan hilang, dan apabila terpaksa dianjurkan untuk dibuat maka dianjurkan untuk memakai, plastic atau ditembok lapisan luarnya sehingga air tidak merembes. 2. Kemiringan lahan. • Embung sebaiknya dibuat pada areal pertanian yang bergelombang dengan kemiringan antara 20- 30 persen agar lapisan air permukaan dapat dengan mudah mengalir kedalam embung dan selanjutnya air embung mudah untuk disalurkan kepetak-petak pertanian, karena adanya perbedaan ketinggian antara embung dengan petak pertanian. • Areal pertanian yang datar kurang cocok untuk dibuat embung , karena sulit untuk mengalirkan air dari embung kepetak pertanian. • Pada lahan yang terlalu miring kurang lebih 30 persen embung akan cepat penuh dengan endapan tanah karena pengaruh erosi B. Kontrusksi embung 1. Bentuk Embung. • Bentuk embung sebaiknya bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar hal ini agar diperoleh keliling yang paling pendek. Tujuannya agar resapan air melalui tanggul lebih sedikit. 2. Ukuran embung. • Embung bisa dibuat berdasarkan perorangan maupun kelompok, hal ini tergantung dari pada keperluan dan luas pertanian yang akan di airi 3. Penggalian Tanah. • Penggalian tanah dapat dimulai dari batas pinggir embung menuju ke bagian tengah. • Kedalam galian diusahakan mencapai 2-3 meterhal ini untuk memperoleh kapasitas embung • Keliling embung dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah hal ini untuk menghindari masuknya kotoran kedalam embung • Jarak saluran pembuangan dari permukaan tanggul berkisar antara 25-50 cm dan dibuat sedemikian rupa sehingga air embung tidak meluap. 4. Pelapisan tanah. • Untuk menjaga agar embung tidak bocor maka perlu dilakukan pelapisan tanah terutama pada bagian dinding embung. Pelapisan dinding ini dilakukan dengan cara; Tanah liat dibasahi dan diolah sampai berbentuk seperti pasta, baru kemudian dilapiskan secara merata. • Dinding embung pada tanah bertekstur liat atau lempung liat berdebu tidak perlu dilapisi, karena pada jenis tanah ini resapan air boleh dikatakan kurang. • Pada tanah berpasir resapan air kebawah maupun yang melalui tanggul cukup banyak, karena itu dinding embung perlu dilapisi dengan beberapa bahan misalnya, plastic, batu bata, tembok, atau campuran pasir dengan tanah liat untuk penahan resapan air. 5. Pelapisan Plastik. • Plastik yang digunakan untuk pelapisan dinding maupun dasar embung dapat digunakan dari jenis polyethilin atau polyvinil Chloride (PVC) dengan ketebalan 0, 15 mm • Untuk pelapisan didasar embung , plastic ditimbun tanah setebal kurang lebih 25 cm • Ketahan plastik ini bisa mencapai 2-3 tahun. 6. Penembokan. • Pencegahan peresapan air selain dengan plastic dapat pula digunakan dengan penembokan baik untuk dinding maupun untuk dasar embung. 7. Pelapisan Kapur. • Untuk pelapisan dengan kapur dibuat adonan dengan perbandingan kapur tembok dan tanah liat 1:1 • Dibuat pasta yang selanjutnya baru dilapiskan. Pada dinding embung atau dasar embung. IV. MANFAAT EMBUNG. 1. Air Embung Pada prinsipnya air embung digunakan untuk mengairi lahan terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan air pada musim kemarau perlu juga memperhatikan luasan lahan dengan ketersediaan air yang ada didalam embung. Apakah untuk mengairi sawah atau palawija dengan memperhitungkan kebutuhan air sebagai misal untuk padi 200 mm per bulan atau 1 liter/ detik /Ha. Disamping itu juga perlu diperhatikan jika embung juga untuk persediaan minuman ternak 2. Pengairan padi dan palawija Pengairan dari embung untuk padi dan palawija tidak sepenuhnya menggunakan air, hanya dilakukan pada saat kritis, yaitu pada fase primordial (bunting), Pembungaan dan pengisian gabah. Saat ini air disalurkan ke petak pertanian bisa menggunakan selang plastic hingga kondisi tanah jenuh air. Untuk tanaman palawija caranya dengan menyiram seputar pangkal tanaman, mengingat ketersediaan air di embung terbatas. Sebaiknya perlu diketahui kebutuhan dari masing-masing jenis palawija akan air per musim atau per hektarnya 3. Peternakan. Pada musim kemarau ada kalanya sulit untuk mendapatkan air untuk minuman ternaknya dan harus diangkut dari tempat yang jauh. Dengan adanya air embung ini dapat digunakan untuk memberi minuman ternaknya 4. Perikanan Khusus dibidang perikanan embung ini dapat dimanfaatkan pada musim hujan maupun musim kemarau, dengan catatan untuk musim kemarau ketersediaan air harus cukup. Beberapa factor penting yang perlu diperhatikan jika embung digunakan untuk pemeliharaan ikan adalah ; Curah hujan, penguapan, Tekstur tanah, Kontruksi kolam dan mutu air yang ada diembung. Untuk mutu air sendiri perlu juga diperhatikan. Oksigen terlarut dan Ammonia, jenis ikan untuk embung perlu dipilih yang tepat dan sesuai dengan kondisi embung. Yang pada dasarnya serba terbatas, yaitu air yang menggenang, jenis ikan yang cocok, yaitu Gurame , Mujair, Tawes, lele. Untuk pakannya dapat berupa dedak, sisa makanan atau pellet serta tanaman-tanaman seperti daun talas. V. PEMELIHARAAN EMBUNG. Pemeliharaan embung perlu dilakukan agar tetap bermanfaat dan terhindar dari kerusakan dini Pemeliharaan ini antara lain dapat dilakukan sebagai berikut: • Pemagaran embung dengan bambu atau pagar hidup • Pengangkatan lumpur yang dilakukan pada musim kemarau atau ketika volume air sudah minimal dan tidak digunakan. • Perbaikan embung terutama untuk bagian dinding tanggul jika terjadi kerusakan segera diperbaikai agar tidak berlarut –larut dan bertambah parah. • Untuk mencegah jebolnya tanggul, usahakan agar air tidak melimpah dipermukaan tanggul • Usahakan tidak menggembalakan, memandikan dan memberikan minuman ternak diatas tanggul maupun masuk kedalam area embung. • Untuk menekan kehilangan air karena penguapan dapat dilakukan penanaman sebagai berikut. o Anjang-anjang atau tanaman penutup/ peneduh dimana tiang anjang dibuat dari anyaman bambu. o Pada anjang-anjang yang dibuat ini dijalarkan tanaman merambat yang bermanfaat seperti tanaman kecipir, markisa, gambas, yang juga berfungsi sebagai penutup permukaan air. o Pohon penahan angin juga diperlukan disekitaar embung seperti pohon buah-buhan atau rumput-rumputan untuk pakan ternak. Demikian teknologi pembuatan embung dan manfaatnya bagi masyarakat tani, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi petani atau masyarakat yang memerlukannya. (mnr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar