Jumat, 29 Maret 2013
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 DI DESA WIROTO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Varietas padi merupakan salah satu teknologi utama yang mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Varietas padi merupakan teknologi yang paling mudah diadopsi oleh petani karena teknologi ini murah dan penggunaanya sangat praktis (Badan Litbang Pertanian, 2007). Varietas unggul merupakan salah satu teknologi inovatif yang handal untuk meningkatkan produktivitas padi, baik melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman maupun toleransi dan / atau ketahanannya terhadap cekaman biotic dan abiotik (Sembiring, 2008). Varietas / galur padi unggul umur sangat genjah selain dapat digunakan untuk mengatasiatau terhindar dari kekeringan sebagai dampak dari anomaly iklim atau El Nino, juga dapat digunakan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi serta meningkatkan produktivitas. Menurut Sembiring (2008) peningkatan produksi padai lebih banyak disumbangkan oleh peningkatan produktivitas dibandingkan peningkatan luas panen. Pada periode 1971 – 2006 peningkatan produktivitasmemberikan kontribusi sekitar 56,1%, sedangkan peningkatan luas panen dan interaksi keduanya memberikan kontribusi masing-masing 26,3 % dan 17, 5 % terhadap peningkatan produksi padi. B. Perumusan masalah Padi adalah merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian yang menghasilkan bahan pangan berupa beras. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka secara otomatis kebutuhan pangan akan meningkat. Produksi padi berfluktuasi, hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor rendahnya curah hujan, gangguan OPT dan kurangnya penerapan teknologi benih padi unggul bermutu serta teknologi penanganan panen dan pasca panen. Guna meningkatkan produksi padi secara optimal maka perlu adanya penerapan beberapa inovasi teknologi baru dibidang pertanian diantaranya Penerapan Benih padi unggul, untuk itu kami mengadakan penelitian tentang Analisis Pendapatan usahatani Padi Varietas Inpari 13 di Desa Wiroto Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: sebagai berikut; • Menganalisis tingkat pendapat petani di Desa Wiroto. • Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain; Sebagai bahan informasi tentang tingkat pendapatan petani. Membantu petani dalam usaha taninya. Bahan untuk penelitian lanjutan. II. TINJAUAN PUSTAKA Peningkatan produksi padi ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya varietas. Pada periode tahun 2000 - 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah melepas 85 padi varietas unggul terdiri dari 1). 45 Varietas padi sawah non hibrida 2). 17 Varietas padi sawah hibrida, 3). 2 Varietas padi sawah ketan, 4). 7 padi lahan kering (gogo) dan , 5). 7 varietas padi rawa (Suprihatno et al, 2011). Meskipun telah banyak varietas unggul non hibrida dan hibrida yang telah dilepas, tetapi hanya beberapa varietas unggul yang telah berkembang di petani. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi antara penyuluh dengan petani terdapat beberapa kendala dalam pengembangan varietas unggul baru antara lain : 1) Kurangnya sosialisasi varietas-varietas baru tersebut, sehingga petani tidak mengetahui adanya varietas baru. 2) Keterbatasan ketersediaan benih padi varietas unggul baru, baik dalam mutu, jumlah maupun varietas / jenis, serta 3) Adanya kesenjangan antara jenis maupun mutu benih yang beredar di pasaran dengan preferensi petani. Sedangkan beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi petani terhadap suatu varietas adalah daya hasil yang tinggi, tekstur nasi, umur genjah/ sangat genjah, tinggi tanaman medium, bentuk gabah dan ketahanan terhadap hama/ penyakit seperti wereng batang coklat, tungro dan lainnya. A. Tanaman Padi (Oryta Sativa L). Padi termasuk tanaman semusim, yaitu tanaman yang dapat menyelesaikan satu siklus hidupnya kurang dari satu tahun. Tanaman padi dengan hasil berasnya sampai saat ini masih sebagai sumber karbohidrat terpenting. Tanaman padi termasuk dalam golongan; Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Klasis : Monocotyledoneae Ordo : Graminales Familia : Graminae Genus : Oryzae Spesies : Oryza sativa L Tabel 2.1. Komposisi rata - rata beras pecah kulit dan fraksi - fraksinya (%) Kandungan Beras pecah kulit Beras siling Dedak Lembaga Bekatul Protein (Nx9,95) 7,1 – 13,1 5,6 – 13,3 12,1 – 17,2 17,7 – 24,1 12,8 – 16,4 Lemak kasar 1,8 – 4,0 0,2 – 1,1 14,6 – 21,7 15,2 – 23,8 8,8 – 15,3 Serat menu 0,2 – 2,6 0,1 – 0,6 8,7 – 13,1 2,0 – 4,8 2,1 – 5,3 Abu 1,0 – 2,4 0,3 – 0,7 9,0 – 12,2 6,1 – 10,1 5,0 – 9,3 Ekstrak bebas N 74,5 – 90,2 84,0 – 93,5 40,9 – 49,1 36,2 – 57,3 53,7 – 71,3 Sumber : Julianto Cit, Anonim, 1988 Kandungan karbohidrat dalam beras sebagian besar adalah pati dan hanya sedikit protein, selulopsa, hemiselulosa dan gula, antara 85-90 % dari beras kering adalah pati beras (kandungan pentose + 25 % dan gula 0,6-1,4 % dari beras pecah kulit. Nilai gizi protein beras , dianggap mempunyai nilai gizi yang tinggi diantara protein selulosa lainnya, hal ini disebabkan kandungan lisinnya yang tinggi. Jadi walaupun beras mempunyai kadar protein rendah (8,5) % tetapi nilai biologik proteinnya tinggi (Anonim,1988) Marfologi suatu tanaman dapat menunjukkan atau menggambarkan produktivitasnya, maka dari suatu usaha untuk menciptakan suatu type tanaman yang ideal. Salah satu bukti kerjasama ahli fisiologi dan pemuliaan adalah ditemukan varietas-varietas baru yang bertype tegak dan respon terhadap pemupukan. Pengenalan terhadap organ atau bagian tanaman tidak dapat dipisahkan dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Pertumbuhan menyangkut dimensi waktu dan ukuran, oleh karena itu pola pertumbuhan tanaman dapat digambarkan dalam bentuk kurva dan bentuknya adalah Sigmoid. Dalam pertumbuhan sigmaid terdapat 3 bagian dengan memilki ciri-ciri tersendiri yaitu: 1. Fase pertumbuhan eksponensial 2. Fase pertumbuhan linier 3. Fase terdapatnya penurunan laju pertumbuhan sampai terhenti pertumbuhan dan dikuti dengan senescence Pola pertumbuhan padi terdiri dari dua kelompok yaitu Organ Vegetatiof dan Organ Generatif. III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pendapatan merupakan balas jasa terhadap setiap faktor produksi, analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik faktor produksi. Dua tujuan utama analis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan. Suatu usaha dikatakan sukses, apabila situasi pendapatannya memenuhi syarat-syarat antara lain: 1. Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi, termasuk biaya angkutan dan beaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian tersebut. 2. Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan, termasuk pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana depresiasi modal. 3. Cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah (Soeharjo dan Patong, 1973) Pendapatan petani ada dua yaitu pendapatan total usahatani dan pendapatan tunai usaha tani. Pendapatan total usaha tani merupakan selisih antara penerimaan total dengan beaya total. Pendapatan tunai usaha tani dihitung dari selisih antara penerimaan total dengan beaya tunai 1. Penerimaan Usaha tani Penerimaan usaha tani (Farm Accept) didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan semua produk usaha tani (Soekartawi, et al ,1984) Penerimaaan usahatani itu dari semua sumber usahatani meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, nilai penggunaan rumah dan yang dikonsumsi (Hermanto, 1989). Penerimaan usaha atani ada dua yaitu penerimaan total usaha tani dan penerimaan tunai usaha tani. Penerimaan usaha tani didefinisikan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani. Penerimaan usaha tani (Total Farm Revenue) adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani ditambah nilai untuk konsumsi keluarga. 2. Pengeluaran usaha tani Pengeluaran usaha tani terdiri dari pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai, Pengeluaran tunai usaha tani (Farm Payment) didefinisikan sebagai jumlah beaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang dan jasa usaha tani. Pengeluaran tidak tunai usaha tani adalah pengeluaran yang diperhitungkan yaitu sumber daya untuk petani atau keluarga misalnya pengeluaran untuk penyusutan alat, tenaga kerja dalam keluarga dan sewa lahan ( Herbst, 1986) Cara untuk menilai penyusutan suatu barang (Soeharja dan Patong, 1973) Penyusutan = 2W ( n-a+1) n ( n+1) Keterangan: W : Nilai total dikurangi nilai tidak terpakai n : Lama penaksiran a : Tahun pembelian Analisis Imbangan Pengeluaran ( R/C Ratio ) Salah satu ukuran efisiensi pendapatan adalah Return Cost Ratio atau Imbangan penerimaan Nilai R/C menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran satu satuan beaya. Jika nilai R/ C > 1 berarti penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari pada tiap unit beaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Jika R/C < 1 maka tiap unit beaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari penerimaan yang diperoleh . Alat yang digunakan untuk menganalisis Efisiensi usaha tani adalah R/C Ratio atas beaya total dan R/C atau beaya tunai. IV . METODE PENELITIAN. 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Wiroto Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu daerah Pengujian padi sawah Varietas Impari 13. Penelitian dilakukan dalam waktu tiga bulan yaitu mulai 1 Desember 2011 s/d 29 Februari 2012. 4.2 Jenis dan sumber data. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data skundair. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara dengan petani. Data skundair diperoleh dari data Kecamatan dalam angka dan data potensi wilayah Desa Wiroto. 4.3. Metode Pemilihan Responden. Pemilihan responden dilakukan dengan mengambil semua anggota populasi petani peserta Kegiatan Percontohan Padi Benih Unggul Varietas Impari 13 di Desa Wiroto. 4.4. Pengolahan Data dan Analisis Data Pengolaan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu kalkulator. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat kegiatan produksi ditempat penelitian dan berapa hal yang terkait, akan di uraikan secara diskriptif dan bila perlu dengan bantuan gambar guna memperjelas. Analisis kuantitatif dalam penelitian meliputi analisis pendapatan cabang usaha tani, hubungan penerimaan dan pengeluaran (R/C Ratio) A. Analisis Pendapatan Usaha tani Usaha tani adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk menghasilkan output (penerimaan ) dengan input fisik, tenaga kerja dan modal sebagai korbanannya. Penerimaan total adalah nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu . Pengeluaran total usaha tani adalah suatu nilai input yang dikeluarkan dalam proses produksi Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran (Soekartawi, et al, 1986.) Rumus penerimaan total, beaya dan manfaat adalah : TR = PY + QY TC = TCC+TUC R = TR-TC Keterangan: TR = Total Penerimaan Usahatani TC = Total beaya Usahatani PY = Harga Output Q Y = Jumlah Output TFC = Total beaya tetap TV = Total beaya Variabel. Pengeluaran total dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran tetap dan pengeluaran variable. Beaya variable adalah pengeluaran yang tidak digunakan untuk produksi tertentu dan jumlahnya berubah sebanding dengan besarnya produksi seperti beaya pengeluaran tenaga kerja. Beaya tetap adalah pengeluaran yang tidak tergantung kepada besarnya produksi seperti beaya penyusutan alat-alat pertanian dan pajak. Beaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal dipakai, metode yang digunakan adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan diasumsikan tidak laku bila dijual. Rumus yang digunakan adalah : Beaya Penyusutan = Nb-Ns N Keterangan Nb = Nilai pembelian ( Rp ) Ns = Tafsiaran Nilai Sita ( Rp ) N = Jangka Usia Ekonomis ( Tahun) Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lain bila ratio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usahatani. Return and Cost Ratio ( R/C ratio ) merupakan perbandingan antara nilai output dan inputnya atau perbandingan antara penerimaan usaha tani dengan pengeluaran usaha tani, setelah diketahui keuntungannya, kemudian keuntungan dibandingkan dengan menggunakan R/C ratio dengan Rumus: R/C = TR TC Keterangan . TR = Total Penerimaan ( Rp ) TC = Total Beaya ( Rp ) Jika nilai R/C ratio lebih besar dari satu maka usaha tani tersebut layak. Sebaliknya jika nilai R/C ratio kurang dari satu maka usaha tani tersebut tidak layak. Tabel. 2 Perhitungan Pendapatan Usaha tani Uraian Jumlah Fisik Harga satuan ( Rp ) Nilai ( Rp ) Penerimaan 1. Penerimaan tunai 2. Penerimaan tak tunai 3. Total penerimaan 1 2 1+2=3 Beaya Tunai • Pembelian Benih • Pembelian pupuk • Pembelian Pestisida • Tenaga kerja luar keluarga • Pajak Lahan • Sewa Tracktor • Total beaya tunai • • Beaya tidak tunai • Nilai penyusutan alat pertanian • Nilai tenaga kerja dalam keluarga • Sewa lahan Total beaya Pendapatan atas beaya tunai Pendapatan atas beaya total R/C ratio atas beaya tunai R/C ratio atas beaya total 4 5 4+5=6 3-4 3-6 3/4 3/6 Sumber : Hermanto, 1989 V. KEADAAN UMUM DESA WIROTO. Situasi dan Kondisi Wilayah. Desa Wiroto memiliki batas-batas sebagai berikut; Sebelah Barat Desa Meteseh, sebelah Utara Desa Sidomulyo, sebelah Timur Kecamatan Sumber sebelah Selatan Kecamatan Sumber. a. Luas Wilayah ( Ha ) • Sawah • Tegal • Pekarangan • Tambak • Lainnya Jumlah b. Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah KK ( kepala keluarga) Jumlah RT ( Rukun tetangga) Jumlah Kepala Keluarga miskin c. Jumlah Penduduk menurut tingkat Pendidikan. - Buta huruf - Lulus SD - Lulus SLTP - Lulus SLTA - Lulus Akademi/ Perguruan Tinggi d. Jumlah Penduduk menurut Pekerjaan • Petani • Nelayan • PNS • Wira swasta e. Kelompok Tani • Kelompok Tani Rahayu : Ketua Rujito • Kelompok Tani Budi Santoso : Ketua Ngatmin • Kelompok Tani Budi Luhur : Ketua Nyarmin • Ketua Kelompok Tani Makarti : Gunarto 130,000 10,790 13,000 - 16,000 169,790 1.876 930 946 201 12 210 139 276 106 21 12 293 - 8 145 f. Jenis Tanah Jenis tanah Aluvial dengan Topografi datar, pH tanah 6 -7, tinggi tempat 0 - 10 Meter diatas permukaan laut ( DPL ), Struktur tanah ringan , sedang dan berat, untuk struktur tanah yang berat perlu penambahan bahan organik. g. Iklim. Curah hujan rata-rata 1.985 mm / tahun , dengan jumlah hari hujan : 110 hh/tahun , jumlah bulan basah 4 bulan ( 100 mm ) dan bulan kering 7 bulan ( 60 mm ) serta bulan lembab 1 bulan ( 60- 100 mm). VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Pendapatan Usahatani dalam satu hektar. Uraian. 1.Penerimaan Tunai (A) = 8.600 kg x Rp 3.400,- Beaya Tunai 1. Pembelian benih = 45 kg x Rp 8.000,- 2. Pembelian Pupuk • Urea = 200 kg x Rp 1.800,- • Ponska = 250 kg x Rp 2.300,- • SP 36 = 100 kg x Rp 2.000,- • Petroganik = 400 kg x Rp 500,- • KCl = 100 kg x Rp 6.000,- • Pupuk Kandang = 2500 kg x Rp 280,- • Herbisida Pra tumbuh = 17 Liter x Rp 15.000,- • Herbisida Purna tumbuh = 6 Liter x Rp 90.000,- • Fungisida = 4 Liter x Rp 60.000,- • Insektisida = 3 Liter x Rp 37.500,- 3. Tenaga Kerja. • Menanam = 6 Orang x Rp 25.000,- • Memupuk = 6 Orang x Rp 45.000,- • Menyiang = 10 Orang x Rp 25.000,- • Menyemprot = 6 Orang x Rp 45.000,- • Panen = 25 Orang x Rp 45.000,- • Biaya Angkut = 1 x Rp 150.000,- • Pajak = Total beaya tunai ( B ) Beaya tidak tunai • Tenaga kerja keluarga = 55 Orang x Rp10.000,- • Sewa lahan • Total beaya tidak tunai ( C ) • Total beaya(B+C) =D • Pendapatan atas beaya tunai = A-B • Pendapatan atas beaya total = A-D • R/C ratio atas beaya tunai A/B = • R/C ratio atas beaya total A/D = Rp 29.240.000,- Rp 360.000,- Rp 260.000,- Rp 575.000,- Rp 200.000,- Rp 200.000,- Rp 600.000,- Rp 700.000,- Rp 255.000,- Rp 540.000,- Rp 240.000,- Rp 112.000,- Rp 150.000,- Rp 270.000,- Rp 250.000,- Rp 270.000,- Rp 125.000,- Rp 1.125.000,- Rp 150.000,- Rp 150.000,- Rp 13.064.000,- Rp 550.000,- Rp 4.000.000,- Rp 4.550.000,- Rp 17.614.000,- Rp 16.176.000,- Rp 11.626.000,- 2,23 1,66 Berdasarkan hasil diatas bahwa kegiatan Percontohan Padi Unggul Varietas Inpari 13 Desa Wiroto Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang memberikan pendapatan atas beaya tunai sebasar Rp 16.176.000,-/Ha dan Pendapatan atas beaya total Rp 11.626.000,-/ Ha. R/C ratio atas beaya tunai 2,23 artinya setiap Rp 1,- beaya tunai yang dikeluarkan petani untuk menanam padi sawah, maka akan memperoleh tambahan penerimaan Rp 2,23,- R/C ratio atas beaya total 1,66 Artinya setiap Rp 1,- beaya total yang dikeluarkan petani untuk menanam padi sawah, maka akan memperoleh tambahan penerimaan Rp1,66,- VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan . Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kegiatan usahatani Percontohan Padi Varietas Inpari 13 di Desa Wiroto Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut : Usahatani kegiatan Percontohan Padi Varietas Inpari 13 yang dilaksanakan didesa tersebut memberikan keuntungan, karena R/C ratio atas beaya tunai 2,23 dan R/C ratio atas beaya total diperoleh nilai 1,66. Hal ini berarti kegiatan usahatani Percontohan Padi Varietas Inpari 13 di Desa Wiroto cukup baik, dan selanjutnya varietas padi tersebut dapat dikembangkan didesa tersebut. B. Saran. • Petani di Desa Wiroto sebaiknya melaksanakan kegiatan usahatani padi dengan mengembangkan atau menanam padi Varietas unggul Inpari 13, hal ini agar supaya produksi dan pendapatan petani di desa tersebut meningkat. • Peran serta Kelompok Tani, Penyuluh Pertanian dan Dinas/ Instansi terkait mutlak diperlukan guna lebih mendukung terhadap keberhasilan program pengembangan varietas padi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007. Badan Litbang PertanianPetunjuk Teknis Lapang, Pengelolaan Tanaman terapdu (PTT) Padi sawah irigasi, Badan Penelitrian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta …………., 2011. Deskripsi Varietas Padi (Edisi Revisi ) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi . Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sembiring, H, 2008. Kebijakan Penelitian dan rangkuman hasil Penelitian Balai Benih Padi dalam mendukung pengkatan produksi beras nasional. Prosding Seminar dan hasil apresiasi hasil penelitian padi menunjang P2BN , Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar