Kamis, 21 Februari 2013
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN MANGGA
Tanaman mangga adalah merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi kita masyarakat Indonesia, baik mereka yang tinggal di daerah perkotaan maupun pedesaan mereka telah mengenal, dan bahkan dari mereka sebagian besar pernah melihat dan setidak tidaknya pernah mencicipi rasa manis dan segarnya buah mangga ini. Teknik dan cara membudidayakan tanaman mangga sebenarnya mudah, sama halnya dengan cara kita menanam tanaman hortikultura pada umunya yang penting kita harus menerapkan Teknologi sapta usaha tani yang benar Dari Sapta Usaha tani yang pertama adalah lahan usaha tani, lahan yang akan digunakan untuk membudidayakan tanaman mangga sebaiknya terletak pada tanah datar. Jika tanah tersebut miring, sebaiknya kemiringannya tidak lebih dari 15 % dan dilakukan terasering untuk mencegah erosi. Tanpa adanya terasering tanaman akan mudah kekurangan air dan unsur hara. Tanah yang cekung juga tidak dianjurkan untuk ditanami mangga karena sistim draenasenya buruk, air susah mengalir dan lahan mudah tergenang, sehingga kurang baik untuk pertumbuhan tanaman. Kedalaman Solum Tanah. Tanah yang akan digunakan untuk budidaya tanaman mangga sebaiknya bersolum tebal 1-2 meter, tidak berpadas, atau berlapis liat yang kedap, teksturnya ringan, strukturnya remah dan berbutir-butir, pH tanah ( Parameter Hidrogen tanah ) 6 - 7, kandungan bahan organiknya tinggi dan berdraenase baik. Secara umum tanah seperti ini berwarna hitam dan bila diremas mudah hancur tetapi bukan pasir. Ketinggian Tempat Walaupun tanaman mangga dapat tumbuh hingga ketinggian 1.200 meter dpl( dari permukaan laut) , tetapi untuk perkebunan yang sifatnya komersial sebaiknyatinggi tempat tidak melebihi ketinggian 600 meter dari permukaan laut, karena tanaman mangga di dataran tinggi produksi dan kualitas buahnya kurang baik. Faktor penghambat pembungaan mangga di dataran tinggi antara lain; seperti suhu, kelembaban udara, melimpahnya kandungan air tanah dan penyakit cendawan. Curah hujan. Selain tanah, unsur agroklimat yang penting ialah curah hujan, suhu, dan angin. Curah hujan yang dibutuhkan berkisar antara 750-2500 mm/tahun, tetapi untuk menghasilkan produksi buah yang baik dibutuhkan bulan kering, yaitu curah hujan di bawah 60 mm/bulan dan bulan basah 4-5 bulan. Hujan selama tanaman masa berbunga amat mengurangi proses penyerbukan dan mendorong serangan antraknosa pada bunga dan menggagalkan pembentukan buah. Kondisi angin kencang pun dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangga. Banyaknya angin akan mempengaruhi penguapan air dari tanah sehingga air tanah akan berkurang. Untuk pertumbuhan tanaman mangga diperlukan suhu udara berkisar antara 220 C- 27 0 C. Pada suhu lebih tinggi tanaman mangga justru dapat tumbuh dengan baik, asalkan persediaaan air cukup. PEMLILIHAN VARIETAS. Untuk tanaman mangga sebaiknya dipilih varietas yang permintaan pasarnya baik, namun volume pasokannya terbatas, sebab prospek pasarnya akan lebih cerah. Varietas yang baik tentunya memiliki rasa, aroma, tekstur daging buah, warna kulit bentuk dan ukuran sesuai dengan selera pasar. Penentuan jenis juga perlu mempertimbangkan kesesuaiannya dilahan produksi, waktu matang hasil produksi,masa simpan dan ketahanan terhadap antraknosa. Misal untuk daerah dengan bulan basah 7-8 bulan dan curah hujan 2000 mm dapat dikembangkan jenis mangga gadung dan Indramayu. Sedangkan untuk daerah kering dengan bulan basah 4-5 dapat dikembangkan mangga golek, arumanis dan manalagi. PENYEDIAAN BIBIT Bibit mangga dapat diperoleh dipenangkar atau pedagang bibit, namun perlu diingat bahwa yang dipilih harus yang diokulasi dengan kualitas yang baik, untuk itu pilihlah bibit yang berlabel resmi yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Ukuran bibit Bibit yang dipilih sebaiknya yang telah berumur 6 bulan atau lebih, bibit dengan ukuran ini, umumnya dapat menghasilkan batang yang kekar dan sehat, serta cukup mampu beradaptasi dengan lingkungan. Membesarkan bibit. Membeli bibit yang besar selain memerlukan biaya besar, juga stok yang ada dipasaran sangat terbatas. Karena itu untuk menghemat biaya kita bisa membeli bibit berukuran kecil terlebih dahulu, lalu membesarkannya sendiri. PENANAMAN DI LAHAN Sebelum ditanami, lahan harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu, batu-batu dan alang-alang atau pohon yang mengganggu harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu kita merencanakan secara matang, hal ini untuk dapat memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Buatlah jarak tanam dengan ukuran 10 meter x 6 meter, sehingga mahkota daun nantinya tidak saling bersinggungan. Untuk itu perlu diadakan pemangkasan secara rutin pada umur 7- 10 tahun. Penanaman Setelah direncanakan penentuan jarak tanam dengan benar. Penanaman dapat dilakukan dengan cara membuat lubang tanam ukuran 60cm x 60 cmx60 cm. Untuk menjamin kesuburan tanah galian perlu dicampur dengan pupuk kandang atau kompos. Tambahkan pupuk superphospat sebanyak 100 gram perlubang, hal ini untuk mensuplai kebutuhan unsure hara bagi tanaman yang masih muda. Selanjutnya tanah galian tadi masukkan kedalam lubang tanaman dengan diberi curater secukupnya, untuk menghindari adanya serangan rayap atau hama tanah lainnya yang mengganggu perakaran tanaman. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sehingga akan tersedia cukup air, sebaliknya apabila ditanam pada saat musim kemarau penyiraman harus selalu rutin dilakukan sehingga tanaman tidak mengalami kekeringan. PEMUPUKAN Setelah tanaman mulai tumbuh, harus diberikan 50-100 gram pupuk NPK, hal ini untuk menjamin pertumbuhannya. Pada umur 1 tahun tanaman dapat dipupuk dengan campuran 10 kg pupuk kandang atau bokasi, dan setiap tahunnya ditambah sebanyak 5 kg pupuk kandang atau bokasi. Untuk tanaman mangga yang berumur 10 tahun keatas, dapat dipupuk dengan 50 kg pupuk kandang atau bokasi dan juga harus ditambah pupuk majemuk NPK sebanyak 5 kg pohon pertahun. Cara pemberiannya yaitu dua kali, yang pertama pada saat awal musim penghujan dan pemberian kedua pada saat akhir musim penghujan. Adapun untuk penambahan pupuk organik perlu membuat parit melingkari batang pohon, kira-kira sisi luar dibawah tajuk tanaman, lalu pupuk tersebut dimasukkan kedalam lubang tersebut dan ditutup kembali dengan tanah galian tadi. Pemakaian unsur hara mikro harus sesuai dengan kebutuhan, bisa disemprotkan, atau atau dititipkan pada pupuk makro lainnya, namun dalam penerapannya harus hati-hati dan melihat situasi dan kondisi tanaman. PENYIANGAN Penyiangan terhadap gulma atau rumput pengganggu perlu dilakukan, karena dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. untuk mengendalikan pertumbuhan gulma dibawah tanaman dapat digunakan herbisida kontak, tetapi hindari kontak dengan daun dan batang yang masih berwarna hijau. Sebenarnya akan lebih baik jika dibawah tanaman ditanami tanaman penutup tanah (LCC). Hal ini untuk menekan pertumbuhan gulma terutama pada tahun-tahun pertama penanaman. Selain mencegah gulma tanaman penutup tanah juga dapat mencegah erosi, memperbaiki struktur tanah, serta menjaga kelembaban dilingkungan akar tanaman. Apabila tanaman pernutup tanah sudah tidak digunakan lagi selanjutnya, dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos. PEMANGKASAN Pemangkasan telah dapat dilakukan sejak tahun tanam pertama, yaitu pada saat tanaman tingginya telah mencapai 1 meter. Pemangkasan dimaksudkan untuk membentuk percabangan tanaman. Pemangkasan pertama dilakukan pada batang pokok tepat pada batas bidang hijau dan coklat. Biasanya setelah dipangkas akan tumbuh cabang baru sebanyak 4-6 cabang, tetapi ambillah 3 cabang terbaik untuk ditumbuhkan. Pemangkasan selanjutnya dilakukan pada setiap cabang yang dipelihara, jika cabangnya telah mencapai 1 meter atau pada saat umur 6 bulan setelah pemangkasan pertama. Pemangkasan ini gunanya untuk memunculkan cabang-cabang skunder. Teknik dan caranya sama dengan pemangkasan pertama yaitu dari 1 cabang tadi dipelihara 3 cabang skunder sehingga didapatkan rumus 1: 3 :9 Tujuan dari pada pemangkasan pembentukan adalah untuk menjaga agar tanaman tidak terlalu rimbun dan membuang cabang yang tidak berguna, sehingga lingkungan mahkota daun tetap sehat, karena sinar matahari dan udara dapat masuk pada permukaan tanaman dengan baik. SANITASI KEBUN Untuk menekan tumbuhnya hama dan penyakit, sanitasi kebun perlu dilakukan. Artinya lokasi kebun dijaga kondisinyadan dijamin sehat. Kebun harus terbuka tidak boleh ternaungi, agar kelembaban tidak berlebihan, sebab bila terlalu lembab akan banyak timbulnya cendawan dan penyakit. Kebersihan lingkungan juga perlu diperhatikan kotoran-kotoran daun dan ranting bekas pangkasan harus disingkirkan, sebab dapat menghadirkan hama pengganggu tanaman. Cabang dan ranting yang menunjukkan adanya serangan hama dan penyakit segera dipangkas dan dimusnahkan. Selain dengan sanitasi kebun perlu juga dilakukan pembungkusan buah untuk menjamin kualitasnya, sebab seperti buah lainnya, buah mangga juga tidak luput dari serangan lalat buah dan hama lainnya. pembungkusan buah dilakukan pada saat buah masih pentil yaitu berumur 30-40 hari. Sebelum dibungkus buah harus disemprot dahulu dengan pestisida untuk membasmi serangan serangga. Cara pembungkusan dengan menggunakan kertas Koran atau kertas semen dibuat berbentuk kerucut dan distaples. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Hama dan penyakit yang mengganggu tanaman mangga cukup banyak, namun dengan memperhatikan perawatan dan sanitasi kebun serta perlakuan pasca panen, Kehadiran hama penyakit dapat ditekan, apalagi jika disertai dengan penyemprotan pestisida secara rutin. Wereng mangga yang merusak tunas dan kuncup bunga dengan menguras cairan sel tanaman sampai terjadi kerontokan dan tidak berproduksi. Dapat diatasi dengan penyemprotan insektisida seperti diazenon atau cymbush. Trips bergaris merah yang setiap saat dapat menyerang daun, bunga atau buah yang sedang berkembang dapat disemprot dengan Thiodan, Azodrin atau Diazenon. Penyemprotan biasanya berselang satu minggu sekali. Lalat buah atau ulat penggerek buah yang menyebabbkan buah busuk dan rusak hingga menurunkan kualitas. Dapat dikendalikan dengan sanitasi kebun. Lakukan pengasapan untuk menghalau kehadiran hama tersebut. Dapat pula dibuat perangkap dengan menggunakan zat eugenol. Penyakit cendawan antraknosa yang muncul pada kondisi lembab dan menyerang tanaman berbunga atau sedang berbuah sehingga menyebabkan buah rontok dapat dicegah dengan mengendalikan kondisi kebun tidak terlalu lembab. Penyakit ujung tangkai yang merupakan penyakit pasca panen dan menyebabkan rasa buah tidak enak. Dapat dikendalikan dengan menghindarkan pemanenan buah muda, melakukan pendinginan setelah pemanenan dan penyimpanan pada ruangan atau gudang yang berventilasi baik. PEMANENAN Pemanenan mangga tidak perlu menunggu sampai masak dipohon, yang penting harus cukup tua. Untuk menghasilkan buah dengan kualitas baik . Pemanenan harus dilakukan tepat waktu, artinya segera setelah buah mencapai kematangan. Buah yang terlalu lama dibiarkan dipohon akan mudah memar dan mengurangi daya penyimpanan, sebaliknya buah yang terlau hijau akan layu dan lembek serta rasanya masam. Sedang buah yang dipanen green mature akan memilki masa simpan sampai 2minggu dalam kondisi udara normal. Memperkirakan buah telah siap dipanen, dapat dilihat dari umur buah, bentuk buah, tangkai buah, lapisan lilin yang menutupi kulit buah. Umur buah siap panen setiap jenis mangga berbeda-beda, untuk mangga golek pada umur 78-85 hari, sedangkan untuk mangga gadung berumur 93-107 hari. Buah yang cukup tua untuk dipanen juga dapat dilihat dari bentuk buahnya yang tampak sudah padat berisi, terutama pada bagian ujungnya. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya dengan menggunakan gunting panen dan hindarkan buah jatuh ketanah, karena dapat menyebabkan buah memar bahkan retak. Bila pohonnya tinggi gunakanlah alat pemanen buah yang terbuat dari galah bambu yang khusus memanen buah mangga. PENANGANAN PASCA PANEN Buah yang baru dipanen harus dihindarkan dari sengatan matahari. Karena dapat merangsang keluarnya getah dalam jumlah banyak. Buah segera dicuci dengan air mengalir agar getah yang meleleh dibadan buah hilang. Paling baik jika buah direndam pada air panas bersuhu 47,5 0C selama 60 menit, lalu segera dipindahkan kedalam air dingin. Setelah itu buah dikeringkan dengan lap dan selanjutnya dimasukkan kedalam peti kayu dengan cara hati-hati. Dengan cara ini lalat buah yang masih bersarang didalam buah akan mati dan aktivitasnya terhenti. Tindakan disinfeksi Setelah proses pencucian buah didesinfektan dengan direndam dalam larutan benomil 50% Konsentrasi larutan 100 gram/100 liter pada suhu 51-52 0C selama 3 menit, sambil dicuci dan digososk untuk menghlangkan getah dan kotoran. Temperatur harus dijaga jangan terlau panas, karena akan merusak buah dan bila terlalau dingin akan mempengaruhi efektifitasnya. Sortasi dan pengkelasan serta pengemasan. Setelah direndam dan dicuci, buah selanjutnya diadakan penyortiran yaitu untuk memilah buah yang baik dan buah yang busuk serta mengklasifikasikan sesuai dengan permintaan pasar, ada buah yang berukuran kecil, ada buah yang berukuran sedang dan ada buah yang berukuran besar. Setelah diadakan penyortiran, buah mangga perlu diadakan pengemasan sesuai dengan klasifikasi jenis buah masing-masing. Untuk mempertahankan kualitas buah selama berada didalam kemasan, wadah kemasan haruslah kuat,kokoh bebas dari tekanan luar dan berventilasi baik. Demikian budidaya tanaman mangga, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.(mnr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar