Kamis, 21 Februari 2013
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KECIPIR PADA LAHAN PEKARANGAN
Pekarangan adalah lahan tanah yang berada disekeliling rumah kita, umumnya lahan pekarangan masih banyak yang belum ditanami atau dimanfaatkan, sehingga menjadi lahan yang hanya ditumbuhi rerumputan atau bahkan kosong sama sekali yang berupa lahan tidur. Sebetulnya lahan pekarangan itu dapat menghasilkan nilai tambah bagi petani apabila lahan tersebut dimanfaatkan atau dikelola dengan sebaik- baiknya misalnya dengan jalan intensifikasi tanaman sayuran yang punya nilai ekonomis, berumur pendek, banyak dibutuhkan masyarakat, mempunyai nilai gizi yang tinggi serta mudah dibudidayakan. Salah satu jenis tanaman sayuran yang dimaksud adalah tanaman kecipir. Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonalabus,sp) merupakan tanaman dwi musim yang termasuk kedalam jenis tanaman perdu dan bersifat membelit seperti jenis tanaman kacang-kacangan pada umumnya. Tanaman kecipir berumur dua musim atau setahun, dan bahkan bisa mencapai umur satu setengah tahun apabila keadaan alam dan lingkungan mendukung, pada musim kemarau tanaman ini daunnya akan gugur dan rantingnya akan mengering, sedangkan pada permulaan musim hujan tunas-tunas baru akan tumbuh dan bersemi kembali. Jenis-jenis tanaman kecipir yang sudah dibudidayakan anrata lain; Jenis tanaman yang mahkota bunganya putih; polong biasanya besar –besar panjang polong mencapai 40 cm, sedang jenis tanaman yang bermahkota bunga biru ; polong hanya mencapai kurang lebih 20 cm, adapun yang biasa dikonsumsi adalah polong muda. Ciri tanaman. Ciri utama tanaman kecipir ini adalah batangnya membelit keatas bersandar pada lanjaran atau para-para, panjangnya bisa mencapai hingga 3-4 meter,kadang kala bahkan bisa lebih tinggi lagi dan membentuk lingkaran kearah kiri Daun berbentuk trifolial (berganda tiga) seperti daun kacang-kacangan, duduk bersama seperti sayap kupu-kupu mengembang pada buku-buku batang, begitu pula tangkai bunganya yang kelak akan menjadi buah polong. Buah polomg kecipir bentuknya persegi empat dan tiap sisi bersayap sedikit agak bergelombang warnanya hijau dengan panjang berkisar antara 10-40 cm dan bijinya berjumlah 5-20 butir setiap polongnya, warna bijinya ada yang putih, kuning, hitam dan sawo matang atau coklat muda, berat bijinya rata-rata 30-40 gram tiap 100 biji. Syarat-syarat pertumbuhan. Iklim yang dikehendaki adalah iklim yang kering lebih kering dibandingkan untuk membudidayakan kacang panjang. Menyukai tanah yang gembur, dan tidak menyukai adanya genangan air, penyuburan tanah dilakukan dengan memberikan 50-60 pupuk organikdalam setiap 10 meter persegi hal ini bila tanah yang ditanami termasuk tanah yang kurus dan belum pernah ditanami kecipir. Cara Penanaman. Hingga saat ini nampaknya belum banyak petani yang membudidayakan tanaman kecipir, padahal tanaman ini tergolong mudah untuk dibudidayakan. Syarat terpenting dalam pertumbuhannya adalah air tanah tidak menggenang dan iklim kering, derajat keasaman tanah (pH ) antara 5,5 - 7,0. Tanaman kecipir dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian dari permukaan air laut antara 50 - 1200 (DPL ). Kecipir yang pada umumnya ditanam pada tanah tegalan atau tanah pekarangan ini, cara penananamannya, tanah terlebih dahulu diolah dan diratakan serta serta diberi pupuk organik dengan dosis 50 kg untuk setiap 10 meter persegi, hal ini diharapkan agar strukur tanahnya menjadi lebih gembur dan subur sehingga baik untuk pertumbuhan akar tanaman. Selanjutnya dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1,25 – 1,5 meter, tinggi 30cm dan panjang disesuiakan dengan keadaan tanah. Kemudian dibuat lubang-lubang kecil yang jaraknya 30-40 cm dan jarak antar barisan 60 cm. Setelah itu tiap-tiap lubang ditanami 2 biji benih kecipir dan ditutup tipis-tipis dengan tanah, Selanjutnya biji kecipir akan tumbuh setelah 5 hari dari penanaman, apabila tanaman sudah mencapai ketinggian 15 cm diberi lanjaran dan para-para dari bambu dengan ketinggian kurang lebih 1,5meter. Penyiangan sebaiknya dilakukan pada awal-awal pertumbuhan, hal ini untuk mencegah tumbuhnya gulma yang mengganggu tanaman, pemupukan dengan menggunakan pupuk Anorganik yang mengandung unsur N, P dan K boleh menggunakan pupuk NPK bungkusan yang sudah lengkap maupun dengan cara mencampur sendiri antara pupuk Urea, TSP dan KCl dengan dosis 5 gram perlubang tanam. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dan pemupukan yang kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan. Pemanenan. Tanaman kecipir saat berbunga tidak serempak, namun secara bertahap dan terus menerus, dengan demikian maka hasil buah muda yang akan dipetik dapat berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama untuk persediaan buah sebagai sayuran atau lalapan. Kelangsungan yang agak lama ini justeru akan sangat menguntungkan bagi keperluan petani maupun konsumen lainnya. Pada saat tanaman sudah berumur 2,5 bulan, buah pertama sudah mulai dapat dipanen untuk dijadikan sayuran, baik untuk pecel, untuk sayur bening, untuk dioseng maupun sebagai lalapan. Sedangkan untuk buah yang tua dibiarkan mengering untuk diambil bijinya guna keperluan konsumsi maupun untuk keperluan pembibitan berikutnya. Pengendalian Hama penyakit Hama penting yang selalu ada dan menyerang sepanjang tahun pada tanaman kecipir ini adalah hama ulat penggerek polong yang harus dikendalikan dengan cara dicari dan dimusnahkan agar tidak menjalar pada buah yang lain. Adapun penyakit yang biasanya menyerang adalah jenis cendawan yang menyerang buah polong yang masih muda, hal ini terjadi terutama jika keadaan iklim terlalu lembab. Potensi hasil Hasil dari tanaman kecipir yang biasanya kita petik adalah dalam bentuk buah muda atau polong muda rata-rata bias mencapai 2,0 - 3,0 kg per 10 meter persegi lahan pekarangan ,atau setara dengan 15 guludan apabila ditanam dengan sistim guludan, sedangkan bila diambil dalam bentuk biji kering maka akan diperoleh hasil kira-kira 1,5 – 2,0 kg Kandungan gizi. Dari beberapa literatur menunjukkan bahwa buah kecipir (terutama bijinya) merupakan sumber protein nabati yang banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Daun kecipir yang masih muda mengandung 5 - 10 persen protein dan bila dikeringkan bisa mencapai 25 persen. Dari hasil penelitian susunan kimianya ternyata kadar protein biji kecipir sangat tinggi rata-rata 33,5 persen, kadar lemak 17,5 persen. Biji kecipir juga mengandung zat kapur, Pospor, dan zat besi, dalam 100 gram biji kecipr mengandung 205-375 miligram zat kapur, 275-325 miligram Pospor dan 9,5 miligram zat besi. Demikian sekilas teknik pemanfaatan pekarangan dengan budidaya tanaman kecipir, semoga dapat membantu para petani khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam upaya intensifikasi pemanfaatan lahan pekarangan maupun tegalan guna pemenuhan gizi masyarakat(mnr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar