Jumat, 26 April 2013
SIPUT MURBEI ATAU KEONG EMAS MERUPAKAN SALAH SATU HAMA TANAMAN PADI
Siput Murbei (Pomaceae) mendapat julukan nama ini dikarenakan bentuk telurnya seperti buah murbei dengan warna merah jambu. Disebut juga dengan naman Keong Mas, karana warna cangkangnya yang berwarna kuning keemasan sehingga menarik bagi yang melihatnya, sedang dinegeri asalnya yaitu Amerika serikat siput ini dinamakan Golden Snail Kuhol. Siput murbei termasuk dalam Famili Ampuloracideae Kelas Gastropoda. Filum Molusca. Berbeda dengan siput biasa siput ini selain memiliki warna telur yang berbeda, cangkangnya juga lebih tipis dan lebih rapuh. Berkembang biak lebih cepat dan pesat serta makannya lebih rakus (Herbisor Polivagis). Pada kondisis lingkungan yang sesuai siput ini akan memeprcepat pertumbuhan dan perkembangannya, adapun besar dan ukuran tubuh siput ini dapat mencapai dimater 6-8 cm. PEREKEMBANGAN. Setelah mengadakan perkawinan antara siput jantan dan betina, maka siput betina mampu bertelur 300-500 butir tiap ekor. Induk yang besar bertelur lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil. Tiap induk dalam 1 bulan mampu bertelur 15 kali. Telur diletakkan diatas permukaan tanah atau menempel pada batang padi, tanaman pematang atau akar akar pohon agar memeproleh suhu yang tinggi dan sinar matahari, selanjutnya dalam jangka waktu 14-17 hari telur sipu ini sudah mulai menetas. Keong mas ini tiap induk dalam waktu 1 bulan mampu memproduksi telur 4.500 s/d 7.500 butir. Perkembangan lebih cepat bila hidup pada lingkungan sawah yang rawa dengan makanan tersedia cukup banyak dan tidak ada predator bagi telur keong ini seperti ikan, burung, semut atau tikus. Keunikan yang terjadi pada perkawinan keong atau siput ini adalah biasanya dua keong jantan sering mengawini satu keong betina secara bersamaan atau bersama-sama dalam waktu yang sama pula. ASAL MULA SIPUT MURBEI Siput murbei konon kabarnya berasal dari negeri paman sam, di Asia berkembang mula dari Philipinan masuk ke Indonesia dengan tujuan sebagai hiasan pengisis aquarium. Setelah lama kelamaan pemiliknya bosan akhirnya membuang siput ini begitu saja, sehingga berkembang biak di perairan umum. Karena keong ini perkembangannya sangat pesat. Kemudian ada usaha untuk membudidayakan keong ini sebagai bahan makanan ternak atau juga untuk dikonsumsi sebagai lauk pauk. Siput ini ternyata sangat baik dijadikan sebagai pakan ternak khususnya itik atau bebek, lele dumbo dan ternyata mampu meningkatkan produksi telur itik yang sangat signifikan. Keong ini ternyata juga dapat dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk menu masakan seperti sate keong, gulai atau pepes keong. Akan tetapi sampai saat ini jumlah pengkonsumsi keong ini masih relatih rendah jumlanya karena belum dikembangkan adanya resep masakan yang lebih menarik bagi konsumen khususnya resep masakan dari keong mas ini. PENYEBARAN. Penyebaran keong mas ini dibantu oleh manusia, lalu lintas air seperti perahu yang membawa telur-telur menempel. Aliran air dan adanya banjir sangat mempercepat proses penyebaran keong ini. Pada perairan yang menggenang sepanjang tahun keong ini sulit dimusnahkan. Bila musim kemarau dating dan persawahan kering siput ini mampu bertahan di tanah dengan bertapa tanpa melakukan aktivitas selama 3-5 bulan. BIla musim hujan datang keong ini hidup kembali dan aktivitas seperti biasanya. Biasanya keong ini berada pada posisis lubang cangkang di atas untuk menahan simpanan air yang ada didalamnya, kemudian menutupnya dengan rapat rapat. KEONG INI BERPOTENSI SEBAGAI HAMA TANAMAN PADI YANG SANGAT MERUGIKAN Karena sifat dari keong ini yang herbifor polifagus, perkembangannya yang sangat cepat dan pesat, mudah beradaptasi dengan lingkungan, maka siput ini sangat potensial sebagai hama perusak tanaman padi atau tanaman kangkung di persawahan. Keong yang berukuran diameter 0,5 -1 cm saja telah mampu memakan tanaman. Bibit dan tanaman muda yang baru ditanam merupakan masa kritis bagi serangan siput ini . Pada populasi 30 ekor/ m2 tanaman padi muda menjadi puso dalam waktu semalam saja. Pada tanaman padi yang sudah berumur cukup dewasa siput ini memakanan tunas -tunas muda, sehingga anakan padi menjadi berkurang. Aktivitas makan, kawin ,migrasi, bertelur lebih banyak dilakukan hama keong ini pada malam hari, karena keong ini tidak tahan terhadap terik sinar matahari yang menyengat. CARA PENGENDALIAN Cara pengendalian siput murbei sampai saat ini masih menggunakan pengendaalian secara mekanis atau fisk yaitu dengan cara menangkap siput-siput tersebut kemudian dikumpulkan, selanjutnya untuk dijadikan pakan ternak seperti itik atau lele dumbo atau bahkan untuk dikonsumsi sebagai lauk pauk dalam bentuk olahan atau masakan sate keong, pepesan keong atau gulai keong dan banyak lagi cara yang lainnya. Demikian tulisan tentang siput murbei yang banyak merugikan petani padi, semoga tulisan ini dapt bermanfaat bagi yang memerlukannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar