Kamis, 21 Februari 2013
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SERTA UPAYA PENGENDALIANNYA
Sejak zaman dahulu kala kelapa telah ditanam dan merupakan bahan makanan yang tumbuh sebagai tanaman pekarangan. Di Indonesaia tanaman kelapa terdapat diseluruh propinsi. Di daerah padat penduduknya seperti di Pulau Jawa dan Pulau Bali, kelapa lebih banyak ditanam sebagai tanaman pekarangan, akan tetapi di daerah luar Pulau Jawa dan Bali tanaman kelapa ditanam secara monokultur pada perkebunan kelapa. Selain itu tanaman kelapa ditanam di daerah pasang surut seperti di Propinsi Riau, Jambi dan Kalimantan Barat. Di Indonesia kelapa merupakan sumber lemak nabati yang utama yaitu berkisar antara 50-70 % dari seluruh kebutuhan konsumsi lemak. Diperkirakan lebih dari satu juta penduduk Indonesia mempunyai nafkah secara langsung dari usaha kelapa. Karena penyebarannya yang merata di seluruh tanah air, maka dapat dikatakan bahwa peranan sosialnya menempati urutan kedua sesudah tanaman padi. Sumbangan komoditas kelapa terhadap Gross National Produk ( GNP ) sebesar 2 %. ( Anonim 1985). Konsumsi kelapa di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat sebesar 4,9 %. Peningkatan ini sesuai dengan pertambahan penduduk dan konsumsi perkapita penduduk Indonesia. Dilain pihak tingkat produksi kelapa setiap tahunnya hanya 3,9 % sehingga untuk menutupi kekurangannya sejak tahun 1980 konsumsi minyak gorerng perlu ditambah dari minyak kelapa sawit sebesar 750.000 ton pertahun ( Anonim 1985). Budidaya tanaman kelapa pada lahan pekarangan bertujuan untuk memperoleh tanaman kelapa yang berpotensi produk tinggi dan cepat menghasilkan, juga untuk merangsang dan menggerakkan petani menanam kelapa di pekarangan. TEKNIK BUDIDAYA Syarat tumbuh tanaman kelapa adalah sebagai berikut : • Curah hujan minimal 1500 mm/tahun, tersebar merata dan musim kering tidak lebih dari 5 bulan. • Suhu rata-rata optimum berkisar 27 -28 derajat celcius. • Kebutuhan sinar matahari • Kebutuhan sinar matahari dala setahun + 200 jam penyinaran , atau Sekurangnya 120 jam penyinaran sebulan. • Tinggi tempat tidak lebih dari 400 meter dari permukaan laut dengan kelembaban berkisar 80 % - 90 % . • Keadaan angin yang bertiup tidak boleh terlampau keras • Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai macam tekstur tanah asalkan mempunyai draenase dan aerasi baik dengan pH tanah berkisar antara 5-8 Adapun teknik budidaya kelapa umumnya melalui 3 tahapan yaitu pesemaian , pembibitan , penanaman dan pemeliharaan PESEMAIAN. Pesemaian dapat dilakukan pada tanah pekarangan. Pada bedeng pesemaian seluas 1 meter persegi dapat disemai sebanyak 30 butir kelapa. Agar benih yang disemaikan dapat tumbuh dengan baik, diperlukan beberapa persyaratan teknis yaitu : 1. Lokasi Pesemaian. Lokasi harus dekat dengan sumber air, agar memudahkan penyiraman terutama pada musim kemarau. Tanah diolah dengan garpu atau cangkul sedalam 30cm -40 cm kemudian dibuat bedengan. 2. Seleksi benih dan pelaksanaannya Seleksi benih, Sebelum disemaikan benih kelapa harus diseleksi yang didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut: Bentuk benih bulat atau bulat lonjong Benih berasal dari buah yang masak, berwarna coklat dan kandungan air cukup. Buah mempunyai bobot yang berat. Keadaan kulit buah , licin serta tidak ada tanda-tanda serangan hama dan penyakit. Sebaiknya benih yang akan disemaikan telah mengalami penyimpanan selama 1 bulan dihitung setelah tanggal petiknya. Pelaksanaan. Penyayatan( cutting) Sebelum benih disemaikan, lakukan penyayatan pada tonjolan didepan/ berseberangan dengan sisi terlebar. Lebar sayatan + 5 cm, jangan terlalu lebar dan terlalu dalam serta jangan melewati kelopak atau mengenai tempurungnya Tujuan dari penyayatan adalah : - Memudahkan masuknya air kedalam sabut - Memudahkan pemeriksaan kejenuhan air yang diserap sabut pada waktu penyiraman - Memudahkan dan menyeragamkan pertumbuhan tunas. Pengecambahan/ Pendederan Tanah tempat pengecambahan digemburkan. Bila di inginkan, benih sebelum didederkan dapat dicelupkan kedalam larutan insektisida Azodrin 60 EC dengan konsentrasi 0,1 % selama 2 menit. Buah kelapa ditanam agak miring ( 15 %) berderet saling bersinggungan. Bidang sayatan menghadap keatas dengan arah yang sama. bagian yang tertimbun tanah 2/3 bagian buah. Bagian sayatan, sabut serta lembaga tidak boleh tertimbun tanah. Ruangan diantara bibit harus ditimbun dengan tanah sampai padat. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pengaturan draenase dan penyiraman. Penyiraman selama musim kemarau dilakukan pagi dan sore sebanyak 4-6 liter permeter persegi setiap hari. Seleksi bibit di Pesemaian. Bibit atau cikal dapat dipindahkan ke pembibitan bila tunas sudah keluar dan mencapai panjang 3-5 cm (berumur kurang lebih 2 minggu ). Sebelum dipindahkan bibit harus diseleksi dahulu untuk memperoleh bibit yang baik dan bermutu. Pembibitan. 1) Untuk memperoleh hasil pembibitan yang baik, digunakan polybag berkuran panjang 40 cm, lebar 50 cm, tebal 0,2 mm. sebelum digunakan polybag diberi lubang dengan diameter 0,5- 1 cm dengan jumlah lubang 36 -48 buah. 2) Tanah untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas ( top soil ) yang telah digemburkan. Bentuk kantong setelah diisi tanah harus silindris dan bila diletakkan datas tanah harus berdiri tegak lurus. Pengisis polybag, sampai leher kecambah berada dalam satu garis dengan permukaan tanah. 3) Jarak tanam bibit dihitung dari jarak kecambah dalam kantong polybag dengan kecambah dalam polybag berikutnya, adapun jarak antar polybag disesuakan dengan keadaan, dijaga agar antar daun tidak saling bersingungan. 4) Pemeliharaan bibit. a. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari sebanyak 1 liter air per polybag b. Pemupukan dilakukan 1 bulan sekali dengan dosis Urea : 10 Gram, TSP: 10 gram KCl 15 dan Kiserit 10 Gram. Penanaman dan Pemeliharaan. 1. Lokasi penanaman. Lokasi penanaman harus pada tempat yang terbuka ( cukup sinar matahari) dan jarak dari tanaman tahunan lainnya minimal 9 meter dari pokok tanaman. Tanah harus bersih dari sisa tanaman, rumput dan alang-alang. 2. Pembuatan lubang tanaman. - Digali lubang tanaman dengan ukuran 60x60x60 cm - Tanah galian bagian atas ( top soil ) diletakkan disebelah kanan lubang dan tanah galian bagian bawah diletakkan disebelah kiri lubang. - Lubang tanaman dibuat sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum penanaman - Jarak tanam sebaiknya 9x9 meter - Pada tanah miring sebaiknya menggunakan sisitim kontur dan daerah pasang surut disesuaikan dengan kondisi tempat . 3. Penanaman. • Penanaman dilakukan pada saat awal musim hujan dan curah hujan mencapai 150 mm pada bulan sebelum penanaman . • Pengangkutan bibit dalam kantong polybag harus hati-hati, agar kantong plastic tidak sobek atau pecah. • Dasar lubang ditimun dengan tanah galian, bagian atas yang sudah dicampur 250 gram TSP dan pupuk kandang secukupnya. Tinggi timbunan tanah dasar lubang, adalah dalamnya lubang tanaman dikurangi tinggi tanah dalam kantong palstik ditambah 10 cm. • Dasar kantong plastic dipotong dengan pisau dari samping dan dibuka. tanaman dimasukkan kedalam lubang tanamn dengan posisi tepat dan tegak lurus pada waktu memasukkan bibit, telapak tangan memegang dasar kantong plastic. • Bagian lubang sekitar tanaman diisi dengan tanah bagian atas 2/3 tinggi kantong. Polybag dibuka pada dua tempat dengan pisau panjang, kemudian ditarik keluar. Selanjutnya lubang ditutup dengan tanah bagian atas dan tanah disekitar lubang tanaman. Tanah di sekelilingnya selebar 100 cm dari lubang tanaman dibuat melandai kearah permukaan tanah sekitar lubang. • Dibuat bedengan tanaman kelapa dengan jarak 100 cm untuk mencegah air hujan masuk kedaerah leher batang. 4. Pemeliharaan a) Bobokor/ merumput Tanah disekeliling pangkal batang dibersihkan/ disiangi baik secara manual maupun kimiawi dengan lebar piringan pohon tergantung kapada lebar tajuk dan atau menurut umur tanaman. b) Pemupukan. Pada saat penanaman, setiap lubang tanam diberi 250 pupuk NPK Setelah tanaman berumur 1 bulan diberi 100 gram Urea secara menyebar pada jarak kurang lebih 15 cm dari pangkal batang. Untuk tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) pemakaian pupuk dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pertama pada saat akhir musim hujan dan yang kedua pada awal musim hujan. c) Pembumbunan. Tanaman kelapa yang telah menghasilkan sewaktu-waktu perlu dibumbun. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan akar pada daerah pembumbunan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik. Pengendalian Hama Penyakit. Kerusakan tanaman kelapa yang disebabkan oleh hama kumbang nyiur ( oryctes rhinoceros.L ) cukup besar, hal ini menimbulkan kerugian yang sangat besar, namun ada kalanya petani tidak menyadari dampak dari serangan ini. Padahal kerugian yang ditimbulkan bukan hanya dirasakan oleh petani saja, akan tetapi dirasakan juga oleh Pemerintah. Kumbang nyiur atau wangwung ini ternyata tidak hanya menyerang tanaman kelapa di daerah Kabupaten Rembang saja, akan tetapi merupakan hama tanaman kelapa yang banyak merugikan di daerah-daerah seluruh Jawa Tengah. Hama ini merupakan hama yang selalu ada sepanjang tahun dan dapat menurunkan produksi kelapa, dan pada tingkatan yang drastis dapat menimbulkan kematian pada tanaman kelapa. Gejala serangan Bekas serangan hama kumbang nyiur pada tanaman kelapa dapat dilihat dari adanya daun-daun yang terpotong–potong berbentuk segitiga atau berbentuk kipas. Bagian yang terserang adalah pucuk pohon atau pangkal daun muda, yaitu bagian pohon yang banyak mengandung cairan bergizi dan apabila tanaman kelapa terserang pada titik tumbuhnya tanaman bisa mati. Selama hidupnya kumbang nyiur mengalami empat fase yaitu : - Telur kurang lebih 12 hari - Larva 8-16 minggu - Pupa atau kepompong 2-4 minggu - Imago atau dewasa 6-10 minggu. Umumnya setelah berumur 28 hari, kumbang nyiur baru bisa terbang untuk mencari makanan, sehingga siklus hidup kumbang nyiur dari telur hingga dewasa memerlukan waktu selama 4-6 bulan. Kalau kita menengok kebelakang kira-kira pada tahun delapan puluhan, terlihat bahwa disepanjang pantai utara Kabupaten Rembang masih nampak adanya pohon nyiur yang melambai-lambai. Namun pada millennium ketiga ini, nampaknya lambaian nyiur itu sudah tak nampak lagi, kemanakah gerangan perginya nyiur yang selalu melambai-lambai itu… ? Dengan melihat kondisi semacam ini kita merasa prihatin dan terdorong untuk peduli terhadap upaya peningkatan produksi tanaman kelapa di Kabupaten Rembang dengan cara membudidayakan Tanaman kelapa serta upaya Pengendalian Hama Penyakitnya atau yangt dikenal dengan istilah pengendalian Hama Terpadu. I. Tujuan Pengendalian Hama terpadu. Pengendalian hama terpadu tanaman kelapa adalah upaya pengendalian yang dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip-prinsip yang berwawasan lingkungan, sehingga diperoleh kesimbangan antara hama dan musuh alami. Dengan cara ini kelestarian lingkungan baik biotik maupun abiotik dapat terpelihara dengan baik dan produksi kelapa pun diharapkan dapat meningkat. II. Kegiatan Utama Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kelapa. Pelaksanaan pengendalian Hama Terpadu tanaman kelapa adalah merupakan kombinasi dari pengendalian hama yang sudah berjalan selama ini, hanya penekanannya yaitu bahwa pengendalian hama terpadu harus menyangkut beberapa aspek antara lain : 1. Berwawasan lingkungan 2. Menjaga keseimbangan antara hama dan musuh alami. 3. Penggunaan pestisida merupakan alteranif terakhir. Jadi pelaksanaan pengendalian hama terpadu pada prinsipnya mengutamakan pencegahan dan pengamatan dini sebelum terjadi adanya serangan hama. Kegiatan Utama Pengendalian hama terpadu. 1. Membersihkan Mahkota daun. Membersihkan mahkota daun merupakan kegiatan pokok, pada kegiatan ini seluruh kotoran yang berupa sisa seludang, bekas guguran bunga maupun ijuk yang ada harus dibersihkan, sehingga mahkota daun menjadi bersih yang dapat mencegah antara lain : a. Bebas hama tupai atau bajing, tikus serta hama lainnya. b. Bebas dari penyakit rontok buah dan penyakit busuk pucuk, karena kelembaban mahkota daun dapat terkendali. 2. Sanitasi Lingkungan. Rumput-rumput yang tumbuh disekitar pohon atau kebun harus dibersihkan, begitu pula sissa-sisa penggilingan tebu, tumpukan jerami, tumpukan pupuk kandang harus juga dibersihkan, Karena tempat inilah yang banyak digunakan sebagai sarang bagi kumbang nyiur untuk meletakkan telurnya dan berkembang biak disana hingga dewasa. 3.. Pengendalian secara Hayati atau Biologis. Pengendalian secara hayati atau biologis yaitu pengendalian hama dengan menggunakan mahluk hidup, baik berupa predator maupun parasit. Contoh pengendalian dengan predator misalnya dengan menggunakan burung hantu yang dapat memakan hama tikus maupun tupai yang sering merusak tanaman kelapa. 4. Pemeliharaan tanaman Hal ini untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan kuat, yaitu dengan perawatan secara rutin dan intensif, diadakan pemupukan berimbang serta harus memperhatikan prinsip lima tepat dalam pemupukan yaitu; Tepat jenis, Tepat Dosis, Tepat waktu, Tepat cara dan tepat tempat. 5. Pengendalian secara kimiawi Pengendalian secara kimiawi adalah merupakan alternative terakhir atau pamungkas hal ini dilakukan apabila pengendalian dengan cara lain sudah diupayakan, akan tetapi belum berhasil, maka pengendalian secara kimiawi inilah baru diterapkan, inipun harus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Adapun dalam pengendalian secara kimiawi jenis pestisida yang dipergunakan ada tiga jenis yaitu ; 1. Pestisida berbentuk Cairan ( EC ) 2. Pestisida yang berbentuk butiran ( G ) 3. Pestisida Berbentuk Puder ( SP ) Contoh pengendalian hama tanaman kelapa dengan pestisida untuk hama yang sifatnya ekplosif misalnya hama Artona Xatoksanta yaitu dengan jalan menyuntikkan pestisida sistemik kedalam batang tanaman kelapa dengan konsentrasi 100 %. caranya batang pohon kelapa dibor terlebih dahulu sedalam 10-15 cm dengan kemiringan tertentudan kemudian masukkan larutan insektisida tersebut sebanyak 10 cc/ pohon. kemudian lubang tersebut ditutup dengan lilin atau kayu. Dalam waktu sekitar 24 jam insektisida tersebut sudah menyebar kesluruh jaringan tanaman. Selanjutnya insektisida tersebut akan akan aktif sampai dengan waktu satu bulan kedepan. Adapun untuk pestisida yang berbentuk Granuler atau butiran caranya diberikan pada mahkota daun mulai dari daun yang teratas sampai dengan tujuh pelepah daun dibawahnya. Dengan dosis 5-10 gram/ pohon. Perlakuan ini untuk pengendalian hama kumbang nyiur atau wangwung Sedangkan untuk pestisida dalam bentuk tepung atau puder, caranya pestisida dilarutkan terlebih dahulu dengan air dengan dosis dan konsentrasi tertentu, barulah setelah itu disemprotkan dengan menggunakan Hand sprayer kebagian tajuk kelapa yang terserang hama/ penyakit. Pestisida jenis ini biasanya untuk pengendalian Hama Brontespha yang banyak menyerang pada seludang kelapa, sehingga terjadi kegagalan dalam pembuahan kelapa yang mengakibatkan kerugian pada petani. Demikian teknik Budidaya tanaman kelapa di Tanah Pekarangan serta upaya pengendalian hama penyakitnya, semoga tulisan dapat bermanfaat bagi masyarakat membutuhkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar